Pada
zaman hidupnya Maleakhi terjadi kemerosotan moral dalam diri para pemimpin
rohani di Israel, terjadi korupsi dan penyalahgunaan wewenang, hidup perkawinan
berantakan oleh karena banyaknya perceraian. Karna itu dalam bacaan pertama
hari ini Maleakhi menyampaikan nubuat penuh ancaman dan kecaman bagi para
pemimpin rohani yang membuat banyak orang tergelincir dalam ke dalam kesalahan
dan kejahatan, karena cara hidup mereka yang salah (Mal 1:1b-2:2b.8-10). Ancaman
ini bertujuan agar para pemimpin ini bertobat dan kembali taat kepada
hukum-hukum Tuhan. Allah adalah pemimpin besar dan satu-satunya yang patut
disembah dan dimuliakan. Tak ada Tuhan yang lain selain Allah.
Dalam
Injil Tuhan Yesus mengecam para ahli Taurat dan orang Farisi karena cara hidup
mereka yang tidak sesuai dengan tanggung jawab yang mereka terima. Mereka membebani
umat dengan banyak aturan, suka pamer kekuasaan, kesalehan, suka dihormati
namun hidup mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ajarkan (Mat 23:1-12). Untuk
itu Yesus menganjurkan agar tidak meniru cara hidup mereka yang tidak jujur. Tuhan
Yesus mengingatkan kita bahwa para pemimpin yang sombong akan direndahkan
sedangkan pemimpin yang rendah hati akan ditinggikan. Dalam hubungan dengan ini
Yesus menekankan bahwa Pemimpin kita hanya satu yaitu Kristus. Segala bentuk
pelayanan para imam, para pemimpin hendaknya berpusat kepada Kristus, terarah
kepada Kristus, demi keselamatan banyak orang. Tuhan satu-satunya pemimpin
kita. Yesus Kristuslah yang menjamin keselamatan kita. Hanya nama-Nya saja yang
patut kita muliakan.
Demi
Kristus yang telah mengorbankan hidup-Nya untuk keselamatan manusia, St. Paulus
dalam hidupnya berusaha mewujudkan cinta Kristus seperti seorang ibu yang
mengasuh dan merawati anaknya demi keselamatan seluruh umat Allah (1 Tes
2:7b-9.13). Komitmen Paulus disampaikan dalam suratnya kepada jemaat di
Tesalonika hari ini. Kita tahu komitmen ini bukan isapan jempol. Paulus telah
melakukan yang terbaik dalam hidupnya. Ia menghayati iman, harap dan kasih-Nya
kepada Tuhan dan sesama dengan penuh tanggung jawab. Terikat oleh sabda Allah
yang bekerja giat dalam dirinya ia mengabdikan hidupnya sebagai rasul yang rela
berkoban untuk Tuhan dan sesamanya. Paulus hidup dalam kemenangan untuk
menghantar semua orang lain kepada Yesus Kristus. Isi surat-suratnya selalu
mengarahkan orang lain untuk memandang Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.