Beberapa hari lalu saya diundang satu keluarga untuk
mengikuti ekaristi syukur atas perjalanan usaha mereka yang telah berjalan
selama 5 tahun. Dalam homili singkatnya pastor yang memimpin ekaristi syukur
itu berkata: “tanpa berkat Tuhan
keluarga ini yakin usaha mereka tidak mungkin akan berjalan seperti ini, karena
itu tanpa ucapan syukur hidup dan karya mereka akan terasa hampa karena mereka
tahu bahwa semuanya berjalan dan berkembang karena Tuhan. Dalam Tuhan mereka
memulai, dalam Tuhan mereka menjalankannya dan dalam Tuhan pula mereka ingin
melanjutkannya”. Hemat saya semua orang yang memiliki keyakinan seperti
keluarga ini akan bersaksi demikian juga
hari ini.
Tanggal 31 Desember setiap tahun adalah batas waktu terakhir
yang telah disepakati secara internasional untuk menghitung jumlah waktu yang
kita namakan “tahun”. Dia terdiri dari 365 hari atau 12 bulan. Kita memberi
batas seperti itu karena semua ciptaan Tuhan di bumi ini mempunyai limit waktu
hidup yang terbatas juga. Manusia dan hewan lahir, hidup dan mati. Tumbuh-tumbuhan
mulai dengan jatuh ke dalam tanah, bertumbuh, berkembang, berbunga dan berbuah
lalu mati, demikian pun makhluk-makhluk lainnya. Nilai pendek dan panjangnya usia
dari setiap mahkluk itu karena diatur oleh waktu yang terbatas itu juga.
Karena kita tahu akan adanya batas waktu ini, maka sebagai
orang yang percaya akan Tuhan, pada setiap akhir tahun kita perlu bersujud
pada-Nya untuk bersyukur atas perjalanan waktu setahun itu, sebagaimana halnya
kalau kita ingin merayakan hari ulang tahun kelahiran. Kita perlu bersujud dan
bersyukur untuk segala pengalaman suka duka, baik buruk, maju mundur, jatuh
bangunnya hidup kita di tengah dunia ini, sekaligus ingin membangun motivasi
dan harapan baru untuk berlangkah maju memasuki tahun baru.
St. Yohanes dalam bacaan pertama mengingatkan kita akan
limit waktu ini, dengan mengatakan ini adalah waktu yang terakhir. Pada waktu
yang terakhir ini kita harus berbuat sesuatu yang berguna untuk mengantisipasi
datangnya antikristus yang akan menyusahkan kita. Sebab pekerjaan antikristus
adalah menyangkal segala kebenaran yang telah diwartakan Kristus ketika Dia
datang, hidup dan berkarya. Dalam injilnya Yohanes mengatakan: “Ia telah ada di dalam dunia dan dunia
dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik
kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya”. Penolakan
atas kedatangan-Nya adalah salah satu ciri khas permainan yang dikerjakan oleh
orang-orang yang namanya antikristus. Untuk itu kita tetap berwaspada terhadap
segala tipu muslihat yang dimainkannya itu.
Akan tetapi Yohanes mengingatkan kita lagi bahwa “Semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya
kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya”.
Dalam kuasa sebagai anak Allah ini mari kita bersatu untuk sujud bersyukur
atas segala hal yang telah kita terima sambil membangun kekuatan bersama
melawan semua antikristus yang datang itu, supaya kebenaran yang telah kita
terima tetap teguh berakar dalam hati dan pikiran kita saat kita berlangkah
memasuki tahun yang baru.