Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Jumat, Maret 31, 2017

MENGHADANG ORANG BENAR !



Sejak bergulirnya kegiatan pilgub (pemilihan gubernur) DKI, entah sudah berapa banyak kali demonstrasi ditujukan untuk menghadang Ahok sampai hari ini, yang tujuannya tidak lain “menghadang orang benar”. Tuduhannya tidak main-main karena menista agama, meskipun pada saat ia mengucapkan kalimat itu masyarakat di pulau Seribu tidak merasa adanya unsur penistaan itu. Tetapi karena adanya unsur politik maka tuduhan penistaan itu dipaksakan. Tetapi mengapa Ahok dihadang? Dia orang benar dalam hal ANTI KORUPSI, sehingga anggaran-anggaran siluman pada APBD DKI banyak yang diselamatkan Ahok. Dia benar dalam menjalankan roda pemerintahan yang bersih dan bertanggung jawab. Namun musuh-musuhnya banyak sekali. Mengutip tulisan Assaro Lahagu (dalam Seword, 26 Maret 2017): “Ahok berjuang di tengah musuhy-musuhnya yang brutal. Segala macam senjata ditembakkan kepadanya. Nyaris tak ada sosok di negeri ini yang memiliki musuh brutal seperti Ahok...... Menjelang pencoblosan kedua 19 April 2017 nanti Ahok mengingatkan kawan dan lawannya: “Setelah manusia berjuang dengan segala daya upaya, selebihnya adalah urusan Tuhan. Segala sesuatu yang terjadi pada manusia adalah kehendak Tuhan. Segala sesuatu yang terjadi pada saya saat ini adalah penyelenggaraan Tuhan”....

Kitab Kebijaksanaan dalam bacaan pertama hari ini menulis tentang bagaimana rencana orang fasik menghadang orang benar: “Marilah kita menghadang orang yang baik, sebab bagi kita ia menjadi gangguan serta menentang pekerjaan kita. Pelanggaran-pelanggaran hukum dituduhkannya kepada kita, dan kepada kita dipersalahkannya dosa-dosa terhadap pendidikan kita”. Orang benar di mana pun di dunia ini dianggap sebagai gangguan bagi orang jahat, sebab dengan hadirnya orang benar, segala kejahatan yang dirancang orang fasik tidak dapat terlaksana. Karena itu cara paling baik bagi mereka adalah menghadang hidup dan bergeraknya orang benar ini agar tidak mendapat tempat – kedudukan – jabatan atau apapun yang membuatnya bisa berkuasa, berpengaruh di tengah masyarakat (bdk Keb 2:1a.12-22).

Menurut cerita Yohanes dalam Injilnya hari ini, Yesus merasa tidak nyaman lagi tinggal di Yudea karena para penistanya, orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya. Dia kembali ke Galilea. Namun pada hari Raya Pondok Daun, Yesus pergi juga ke Yerusalem mengikuti keluarga-Nya yang lain dengan diam-diam. Di sana Ia berani tampil juga mengajar di bait Allah dan memberi kesaksian tentang diri-Nya bahwa Dia datang karena diutus oleh Allah, Bapa-Nya. Mendengar kesaksian-Nya itu orang Israel semakin membenci-Nya dan hendak menangkap-Nya (bdk Yoh 7:1-2.10.25-30).

Kehadiran Yesus sangat mengganggu orang Israel yang sudah nyaman hidup dalam kejahatan pada zaman itu terutama para imam, ahli Taurat, para pejabat istana Herodes, orang Farisi serta kongko-kongkonya. Segala ajaran dan tindakan Yesus yang mengungkapkan kebenaran Kerajaan Allah dan kebenaran dalam membuka aib kejahatan orang-orang Yahudi menjadi gangguan bagi mereka. Maka kehadiran-Nya harus dihadang dengan cara apa pun. Rancangan mereka: tangkap Dia, adili dan beri  hukuman mati dengan menyalibkan-Nya! Rencana-rencana ini sudah matang tinggal menunggu waktunya yang tepat.....

Mungkin saja kita merasa tidak adil ketika kita dihadang saat mewartakan dan memperjuangkan kebenaran, apalagi kalau kita tahu bahwa orang-orang yang menghadang itu adalah orang-orang jahat. Hidup ini tak pernah lepas dari hadangan, tantangan dan cobaan. Tuhan membiarkannya dengan tujuan keselamatan. Biarlah kita belajar untuk berjalan menurut kehendak-Nya. Tuhan akan menyelesaikan segala tantangan itu dan menyelamatkan kita !   

Kamis, Maret 30, 2017

KESAKSIANNYA BENAR !



Bukan lagi menjadi cerita baru di negeri ini, kalau masalah politik telah merusak banyak sendi persaudaraan dan perdamaian antar saudara, keluarga, kelompok, suku dan agama. Demi jabatan orang menggadaikan semua hubungan baik dengan membangun permusuhan melalui “black campaign”, saling menjatuhkan, menjual nama baik, berbohong dan melecehkan orang lain dengan pelbagai cara yang menyakitkan hati dan menciptakan permusuhan. Ketika persoalan seperti ini masuk ke ranah hukum karena saling melapor, yang melapor mulai menyampaikan kesaksian palsu guna menjatuhkan lawannya. Perkara penistaan agama dalam kasus Ahok yang kemarin sudah memasuki persidangan ke – 16, adalah salah satu bukti bahwa politik telah merusak hubungan persaudaraan, demi uang, jabatan dll.

Para musuh Yesus menurut Injil Yohanes kemarin berusaha membunuh Yesus karena perkataan-Nya bahwa Ia menyamakan diri dengan Allah. Dalam Injil hari ini (Yoh 5:31-47), sebagai lanjutannya, Yesus membuat pembelaan tentang diri-Nya. Dia berusaha membuka pikiran orang-orang Yahudi dengan mengatakan: bahwa kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri maka kesaksian-Ku tidak benar, tetapi ada yang bersaksi tentang Aku, yaitu:

Pertama, Yohanes Pembaptis dalam pewartaan-nya telah berulang-ulang mengatakan kesaksian-nya tentang Yesus. “Dia yang datang sesudah aku, Dia itulah Mesias, membukan tali kasut-Nya pun aku tidak layak”.
Kedua, Allah Bapa sendiri pada saat Yesus dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes Pembaptis, burung merpati turun atas Yesus dan saat itu terdengar suara dari langit yang mengatakan: Inilah Putera-Ku terkasih, dengarkanlah Dia.
Ketiga, segala pekerjaan ajaib (mujizat-mujizat), yang dikerjakan Yesus adalah pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Nya, pekerjaan itulah yang memberi kesaksian tentang Dia, bahwa Dia diutus oleh Bapa.
Keempat, semua nubuat para nabi dalam perjanjian lama, demikianpun kesaksian para bapa bangsa, termasuk Musa, sudah sangat jelas semuanya terpenuhi dalam diri Yesus.

Musa telah menuntun bangsa Israel keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan kuasa Ilahi. Banyak mujizat yang dikerjakan-Nya dan disaksikan oleh seluruh bangsa itu. Tetapi ketika Musa pergi berpuasa di Sinai, hati bangsa itu berubah dan mulai menyembah berhala dengan membuat patung  lembu emas, mereka menyembah patung itu sambil mengatakan: inilah Allah yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir. Musa telah memberi kesaksian yang benar tentang Allah dan kuasa-Nya tetapi orang-orang jahat dari bangsa itu membelokkan hati dan pikiran bangsa itu untuk menyangkal semuanya. Penulis Kitab Keluaran melukiskan kemarahan Allah yang hendak membinasakan bangsa itu, tetapi Musa berdoa memohon pengampunan-Nya. Allah mendengarkan Musa dan membatalkan rencana pemusnahan itu. Peristiwa-peristiwa ini menunjukkan bahwa kesaksian Musa itu benar. Allah mendengarkan dia (bdk Kel 32:7-14).

Kesaksian Musa tentang Allah yang merencanakan keselamatan atas umat-Nya kemudian terwujud nyata dan sempurna dalam perutusan dan karya-karya Yesus. Empat kesaksian yang saya sebut di atas juga menunjukkan kebenaran kesaksian Yesus. Semua kesaksian-Nya benar. Semua orang yang menolak Yesus dan kesaksian-Nya adalah orang-orang yang belum membuka hatinya untuk percaya kepada-Nya. Jika kelak Ia datang lagi sebagai Raja yang mengadili barulah orang-orang itu akan terbuka matanya dan melihat, siapakah yang memberi kesaksian paling benar tentang Allah dan karya-karya-Nya.

Politik, uang, jabatan, atau pun kekayaan lainnya hanyalah kegembiraan sementara, janganlah semua itu dipakai untuk merusak kasih persaudaraan kita dengan membuat kesaksian yang palsu tentang sesama. Lakukan yang benar agar keselamatan abadi dapat dicapai dalam kemenangan bersama DIA !   

Rabu, Maret 29, 2017

MEMBANGUN BUMI KEMBALI !



Setelah Jepang dan Jerman hancur berantakan karena perang dunia kedua, mereka bangkit membangun kembali negerinya masing-masing menjadi negeri yang maju dalam segala bidang sehingga mereka makmur dan menjadi negara industri yang menghasilkan produk-produk bergengsi. Suasana permusuhan dan peperangan telah menghancurkan mereka tetapi suasana damai itu membuat warganya bangkit untuk memperbaikinya.

Nabi Yesaya dalam nubuatnya menegaskan kembali tugas bangsa Israel sebagai bangsa terpilih yang harus memperbaiki kembali moralitas mereka yang telah hancur akibat dosa dan penderitaan di negeri pembuangan. Bangsa Israel telah dipilih Yahwe untuk menjadi “alat perjanjian” bagi umat manusia. Melalui bangsa ini Yahwe telah berencana untuk memenuhi janji penebusan-Nya. Janji ini telah telah berulang kali disampaikan Yahwe melalui bapa-bapa bangsa dan para nabinya. Dalam kalimat terakhir bacaan Yesaya hari ini, Yesaya bernubuat: “Sion berkata: "TUHAN telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku." Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau (bdk Yes 49:8-15). Di saat bangsa ini menderita, mereka merasa seperti ditinggalkan. Namun Yesaya menghibur mereka dengan menegaskan: “Aku tak akan melupakan engkau”. Israel harus membangun kembali negerinya dengan moralitas hidup yang benar, taat pada kehendak Allah dan hukum-hukumNya, sebab Tuhan selalu berjalan bersama dan menjaga mereka bagaikan ibu menjaga anak kandungnya, jika ibu bisa melupakan tugasnya, maka Allah tak akan melupakan anak-anak pilihan-Nya beserta janji-janji-Nya. Israel harus dibangun kembali melalui persatuan hidupnya dengan Tuhan.

Kata Yesus kepada orang Yahudi: “Sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya”. Tuhan Yesus mengajar panjang lebar tentang inkarnasi-Nya serta tugas-tugasNya, tetapi karena orang Yahudi tidak mengerti akan semua itu maka mereka menolak Dia (Yoh 5:17-30). Israel yang telah menderita banyak di bawah penjajahan Roma sesungguhnya harus sadar bahwa keadaan itu tidak lain disebabkan oleh dosa. Oleh karena itu hendaknya mereka memperbaiki dirinya. Tuhan Yesus melalui karya-karyaNya yang hebat dan luar biasa itu menunjukkan cinta Allah yang mau membangun kembali semangat iman orang Israel untuk bertobat dan kembali mengandalkan Tuhan.

Masa prapaskah ini masa untuk melihat kembali bagaimana Allah mencintai umat-Nya, dan juga bagaimana kita sendiri memperbaiki sikap hidup dan iman kita yang mungkin kurang mengandalkan Tuhan. Kita perlu bangun kembali diri kita dan bumi ini bersama Tuhan dan dalam bimbingan-Nya.     

Selasa, Maret 28, 2017

AIR MENGALIR DARI DALAM BAIT-NYA !



Di kota Medan, ada sebuah Gereja yang sangat antik dari segi artistiknya dengan gaya  dan “Sentuhan Hindu”. Atap berundak dengan warna dominan biru tampaknya mirip dengan kuil umat Hindu di India. Tetapi jika diperhatikan secara teliti, di bagian atapnya terlihat simbol salib. Bangunan unik ini berfungsi sebagai Gereja bagi umat katolik keturunan Tamil India di Medan dan dikenal dengan nama Gereja Annai Velangkani.

Yang berkesan bagi saya dalam kunjungan tahun 2007, bukan hanya bangunan luarnya yang cantik itu, tetapi juga seluruh bagian dalamnya yang sangat indah serta mata air yang timbul di belakang gereja. Sejak munculnya mata air ini telah diyakini sebagai air suci yang dapat dipakai untuk pelbagai keperluan umat, terutama untuk penyembuhan pelbagai macam penyakit.

Bacaan pertama hari ini melukiskan pengalaman rohani nabi Yehezkiel tentang munculnya mata air dari dalam Bait Suci, di sebelah selatan mezbah. Air itu mengalir menuju timur, makin jauh dia mengalir ia membentuk sungai yang makin dalam dan menghidupkan segala pepohonan di pinggir kiri kanannya. Pohon-pohon itu menghasilkan buah-buah lebat. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat (Yeh 47:1-9.12). Pengalaman rohani nabi ini menggambarkan bahwa Tuhan tetap setia  menghidupkan umat-Nya yang haus akan berkatNya, haus akan kasih karunia-Nya serta sentuhan rahmat-Nya. Sebab sudah bertahun-tahun mereka hidup dalam kekeringan rohani akibat penindasan yang mereka alami di tempat pembuangan. Tuhan ingin memulihkan hidup umat-Nya dan ingin memeliharanya dalam kasih yang tak akan berkesudahan.

Pengalaman rohani nabi Yesaya ternyata dirasakan secara nyata oleh seorang yang sudah 38 tahun menderita sakit, dekat kolam Bethesda. Orang sakit ini termasuk salah seorang dari antara begitu banyak orang sakit yang menantikan mujizat kolam Bethesda. Mujizat penyembuhan terjadi bila air kolam itu bergoncang sebagai pratanda datangnya malaikat yang menyentuhnya. Barangsiapa cepat dan turun pertama ke dalam kolam sesudah melihat goncangan itu, ia akan sembuh. Si sakit yang sudah 38 tahun menderita ini selalu tidak mendapat kesempatan pertama turun ke kolam, karena orang lain selalu mendahuluinya, meskipun ia sungguh-sungguh merindukan kesembuhannya. Akan tetapi kerinduan itu akhirnya terpenuhi, ketika Yesus, sumber air kehidupan, datang menjumpainya dan menawarkan rahmat kesembuhan kepadanya. “Maukah engkau sembuh”. Pada saat ia masih menceritakan kendalanya, Yesus berkata kepadanya: “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah”. Pada saat itu juga si lumpuh bangun dan berjalan (Yoh 5:1-16) Yesus adalah sumber air hidup dan pemilik air kehidupan. Dia sendirilah juga Kepala Bait Suci dan yang mengalirkan rahmat kehidupan, kekuatan, kesembuhan, keselamatan kepada setiap orang yang percaya kepada Allah. Kehadiran Yesus yang tak terduga di tempat itu, tetapi yang tak dikenal oleh si penderita itu, sungguh menjadi jawaban atas kerinduan hati dan doa-doanya.

Di dalam bait Allah (baca: Gereja) para imam selalu merayakan kurban ekaristi, kurban keselamatan, kurban yang menyediakan air kehidupan Ilahi bagi segenap umat Allah. Dari mezbah kurban Kristus ini mengalirlah air kehidupan bagi seluruh umat Allah, bukan saja bagi orang yang sehat tetapi juga bagi semua orang yang menderita penyakit rohani dan jasmani. Dalam buku yang berjudul: Ekaristi, sumber penyembuhan, pastor Robert de Grandis, menulis kesaksian imannya akan penyembuhan rohani dan jasmani dalam ekaristi. Seluruh sakramen itu dari awal hingga akhir mengandung segala macam rahmat bukan saja untuk menguatkan dan menguduskan tetapi juga rahmat untuk menyembuhkan. Ekaristi adalah air kehidupan yang mengalir dari bait-Nya.

.


  

Senin, Maret 27, 2017

PERGILAH ANAKMU HIDUP !



Suatu ketika pastor Yohanes don Bosko dipanggil oleh salah seorang anggota keluarga dari seorang kaya di kotanya. Orang kaya itu sakit berat dan meminta pastor bersangkutan untuk memberinya sakramen minyak suci, karena ia merasa diri sebentar lagi akan menghadapi ajalnya. Sementara itu minggu sebelumnya pastor Yohanes don Bosco ini sedang galau dalam doa karena tidak bisa melanjutkan pekerjaan kapel Maria-nya akibat kekurangan dana. Pada saat ia dipanggil untuk melayani pemberian sakramen orang sakit itu, ia berdoa dalam hatinya agar orang kaya itu mendapat mujizat penyembuhan.

Setelah memberikan sakramen minyak suci kepada orang kaya itu, pastor Yohanes don Bosco mengatakan: “Bapak tidak akan mati, besok sudah bisa bangun dan berjalan”. Orang kaya itu menantang pastor Yohanes dan bertanya: “bagaimana kalau saya mati?”. Pastor itu tidak menjawab bahkan sebaliknya bertanya: “bagaimana kalau bapak tidak mati”? Setelah tiga empat kali keduanya bolak balik bertanya seperti itu, akhirnya orang kaya itu menjawab: “Kalau saya tidak mati, saya akan datang sendiri kepadamu dan membawa sumbangan untuk menyelesaikan pembangunan kapel Bunda Maria!”. Mendengar pernyataan itu pastor Yohanes don Bosco langsung mengatakan: “besok saya tunggu bapak di biara!” lalu pulang.

Keesokan paginya orang kaya itu bangun dengan segar bugar seperti tidak mengalami sakit sedikitpun. Sebelum makan siang, ia memenuhi janjinya kepada pastor Yohanes don Bosco, ia pergi ke biara sambil membawa sumbangannya. Dalam hati dia bersyukur bahwa Tuhan masih memberinya kesempatan untuk hidup, padahal dokternya sudah mengatakan bahwa harapan hidup baginya hanya tinggal 15%. Pada masa itu obat-obat kedokteran serta perlengkapan di rumah-rumah sakit memang belum memadai seperti pada zaman ini. Kalau seseorang mengalami sakit TBC seperti orang kaya itu, pasti saja orang itu akan mati.

Anak dari seorang pegawai istana di Kapernaum mengalami sakit berat dan sedang mengalami  sakratmaut. Ia bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Ketika dia mendengar bahwa Yesus sedang dalam perjalanan dari Yudea menuju Galilea, ia segera mengendarai kudanya dan pergi menjumpai Yesus. Ia ingin mengundang Yesus datang ke rumahnya di Kapernaum. Setelah iman pegawai istana ini ditantang Yesus, ia memohon dengan penuh iman agar Yesus segera datang ke rumahnya, sebab anaknya hampir mati. Mendengar permintaan penuh iman itu Yesus berkata kepadanya: Pergilah, anakmu hidup! Pegawai istana itu pulang dan menyaksikan mujizat penyembuhan sudah terjadi atas anaknya dan menurut laporan hamba-hambanya kesembuhan sudah terjadi kemarin. Pegawai itu teringat bahwa pada jam itu Tuhan Yesus berkata kepadanya: pergilah anakmu sembuh! Iman perwira itu luar biasa. Kuasa Yesus juga luar biasa, semuanya bekerja melampaui waktu dan jarak. Perjumpaan itu menjadi pertemuan iman yang menghasilkan mujizat (bdk Yoh 4:43-54)

Nabi Yesaya dalam bacaan pertama bernubuat bahwa pada waktunya tidak akan terjadi lagi tangisan dan bunyi erang di Yerusalem, sebab Yahwe akan menciptakan Yerusalem yang baru, penuh sorak sorai dan kegirangan. Umat Allah akan menyaksikan orang-orang yang lanjut usia dan pertanian yang subur. Nubuat ini kemudian terpenuhi pada zaman kedatangan Mesias, yaitu Yesus Kristus, sebab kehadiran-Nya telah menimbulkan banyak sorak sorai di antara umat sebangsa-Nya, baik oleh sabda penghiburan-Nya maupun oleh pelbagai mujizat yang dikerjakan oleh-Nya (Yes 65:17-21).

Iman dan harapan kita tidak akan pernah menjadi sia-sia, jika kita hidup teguh di dalam keyakinan bahwa Tuhan mengasihi kita dan siap mendengarkan setiap permohonan kita kepada-Nya, dalam keadaan baik atau pun tidak. Sebab Allah itu setia pada janji-Nya dan selalu berbelaskasih pada umat-Nya. Semua itu telah terjadi secara sempurna ketika Yesus Kristus rela menjalani karya penebusan-Nya, dengan rela menderita dan disalibkan demi seluruh bangsa manusia.

Adhitz Ads