Sejak
Adam dan Hawa jatuh dalam dosa secara jasmani dan rohani keturunan mereka jatuh
miskin. Miskin karena kehilangan firdaus dengan segala kekayaan yang telah
disediakan bagi kesejateraan lahir dan batinnya. Namun karena belaskasih-Nya
yang amat besar, Allah mengutus Yesus Kristus untuk menyalamatkan manusia, maka
kekayaan yang telah hilang itu didapatkan kembali. Dengan percaya kepada
Kristus, semua yang percaya mendapat jaminan menjadi ahli waris Kerajaan Allah,
dapat memiliki segala yang disediakan Allah bagi anak-anak-Nya. Yesus datang
untuk memperkaya manusia yang miskin akibat dosa.
Dalam
Injil hari ini Yesus mengajar orang Farisi yang mengundang-Nya makan: “Apabila engkau mengadakan perjamuan,
undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan
orang-orang buta. Engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa
untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari
kebangkitan orang-orang benar” (Luk 14:13-14). Tuhan Yesus datang
menyelamatkan manusia yang miskin karena dosa tanpa menuntut imbalan apa-apa
dari kita. Tuhan melakukan itu atas nama cinta-Nya yang tak pernah berkesudahan,
tanpa jasa kita, tetapi sungguh karena cinta-Nya yang melampaui segala
pengertian dan perasaan kita. Tujuannya cuma satu agar kita selamat dan
mendapat kembali hidup kekal yang telah hilang. Kalau kita menjadi pengikut-Nya
Dia meminta kita juga melakukan hal yang sama, yakni mewujudkan cinta tanpa
menuntut balasan. Orang-orang yang tidak bisa membalas perbuatan baik kita itu
adalah orang miskin, cacat, lumpuh dan buta.
Melalui
suratnya kepada jemaat di Roma 11:29-36, Paulus menggarisbawahi kebaikan Allah
dengan mengatakan: “Allah tak pernah
menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya”. Kita mendapat kemurahan karena
ketidaktaatan Israel, bangsa plihan-Nya. Ia menunjukkan kemurahan-Nya bukan
karena kita baik dan taat pada-Nya tetapi justru sebaliknya. Sebab sejak semula
Allah mencintai manusia ciptaan-Nya lebih dari segala sesuatu. Ia bukan hanya memilih
mengutus para nabi tetapi Ia sendiri menjelma menjadi manusia, mau menderita
guna menebus kita dari dosa, dengan cara yang tak masuk akal. Namun dari situ
kita tahu bahwa kasih Allah itu tak terbatas. Dengan pengajaran-Nya di atas,
kita tahu bagaimana lebar dan luasnya, tinggi dan rendahnya kasih Allah kepada
umat manusia. Melalui kekurangan dan kelemahan kita, Ia justru memperkaya kita,
melalui dosa Ia justru memberi kita kasih karunia. Dalam kemiskinan kita Ia
menjadikan kita sebagai ahli waris-Nya. Maka berbahagialah semua orang yang
percaya kepada-Nya dan yang bekerja bagi yang cacat, buta, lumpuh dll.