Hari ini kita berbicara tentang karunia
bernubuat, dalam hubungan dengan perintah Tuhan kepada Amos, seorang penggembala
kambing domba, yang dipanggil Tuhan dan memberi perintah kepadanya: “Pergilah,
bernubuatlah terhadap umat-Ku Israel” (Am 7:15). Pertanyaannya: apa itu nubuat?
Nubuat adalah salah satu karunia Roh
Kudus yang diberikan kepada kita untuk menyampaikan pikiran atau isi hati Tuhan
mengenai sesuatu hal atau keadaan di masa depan.. Karunia ini termasuk dalam
kelompok karunia berbahasa, dipakai dalam pelayanan dan berguna untuk membangun
jemaat Allah. Namun dalam penggunaannya kita perlu berhati-hati, sebab ada
nubuat palsu dan ada nubuat yang benar. Palsu jika apa yang diucapkan dalam
nubuat itu tidak terjadi, benar jika apa yang disampaikan dalam nubuat itu
terjadi, karena itu ia perlu diuji dengan baik dan memerlukan karunia
membedakan roh. Sebab tidak semua bisikan yang datang ke dalam hati dan pikiran
kita sungguh-sungguh berasal dari Roh Kudus.
Dalam menyampaikan nubuat Tuhan kepada
bangsa Israel, Amos ditantang oleh para pemuka bangsa itu, sebab
nubuat-nubuatnya keras, menantang raja yang jahat. Lalu mereka menuduhnya bahwa
ia bukan seorang nabi yang benar dan tidak boleh bernubuat di Yerusalem. Tetapi
Amos balik menantang mereka dan mengatakan: : "Aku ini bukan nabi dan aku ini tidak termasuk golongan nabi,
melainkan aku ini seorang peternak dan pemungut buah ara hutan. Tetapi TUHAN
mengambil aku dari pekerjaan menggiring kambing domba, dan TUHAN berfirman
kepadaku: Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-Ku Israel” (Am 7:14-15).
Jika kita ingin meneliti lebih jauh tentang nubuat Amos, maka kita boleh
melihat apakah nubuat-nubuatnya benar-benar terjadi atau tidak? Dalam sejarah
Israel nubuat-nubuat itu memang terjadi 30 tahun kemudian. Itu berarti nubuat
Amos itu benar dan memang ia seorang nabi yang benar. Ia bernubuat agar raja
dan umat Israel bertobat dari dosa-dosa yang mereka perbuat terutama dosa
menyembah berhala.
Kisah Injil hari ini bermuara pada
pertobatan juga. Seorang lumpuh yang sedang terbaring sakit di tempat tidurnya
dihantar kepada Yesus. Ketika melihat iman orang-orang itu dan keadaan si
lumpuh itu, Yesus langsung berkata:
“Percayalah anak-Ku, dosamu sudah diampuni”. Itu berarti sakit lumpuh itu
disebabkan oleh dosa. Ketika dosanya sudah diampuni, Yesus lalu berkata lagi: “Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan
pulanglah ke rumahmu” (bdk Mat 9:1-8).
Apa yang dikatakan Yesus dalam hubungan
dengan dosa dan perintah mengangkat tempat tidur kepada si lumpuh, bekerja tiga
karunia Roh Kudus yaitu: karunia pengetahuan (Yesus tahu orang sakit itu lumpuh karena dosa), nubuat
(kalau orang itu percaya maka dia disembuhkan) dan penyembuhan (Yesus menyuruh
dia pulang dan mengangkat tempat tidurnya).
Pada zaman ini dalam persekutuan doa ada
banyak nubuat yang diucapkan oleh mereka yang merasa mendapat pesanan Tuhan.
Nubuat-nubuat itu umumnya bersifat menghibur, menasihati, mengajak untuk
bertobat dan menuntun kita kepada kebenaran. Dalam komunikasi dengan Tuhan, ada
banyak hal yang bisa kita dengar melalui suara hati. Jika suara hati itu baik
dan membantu kita untuk membangun hubungan yang lebih baik lagi dengan sesama
dan Tuhan, maka tak ada salahnya kalau kita mengikutinya. Jika suara hati dan
ucapan nubuat sesama mendorong kita untuk memperbaiki diri dari kelemahan kita,
hemat saya ucapan itu pasti membawa manfaat. Kalaupun nubuat yang disampaikan
itu sifatnya keras dan sesuai dengan perbuatan salah kita, maka nubuat itu
sifatnya menolong kita untuk bertobat. Karena itu St. Paulus dalam suratnya
kepada jemaat di Tesalonika menulis: janganlah
anggap rendah nubuat-nubuat! (1 Tes 5:20).