Dewasa ini ada kecenderungan yang sangat besar pada diri orang-orang
percaya untuk mewartakan sabda Tuhan ke mana saja, teristimewa dalam diri kaum
awam. Misalkan saja: dari kelompok rohani YouCat, KTM, kharismatik, Legio Maria
dll. Hal yang mendorong mereka untuk melakukan pekerjaan itu tidak lain karena
pengalaman perjumpaan mereka dengan Tuhan pada masa persiapan mereka sebelum
diutus. Singkatnya, mereka telah mengalami dan menerima kabar baik, kini mereka
mau meneruskannya kepada orang lain supaya orang lain bisa mengalami pengalaman
yang sama.
Ketika Petrus dan para nelayan lain di pantai danau Galilea
mendengar pengajaran Yesus, mereka sangat kagum mendengarkan-Nya. Karena itu ketika
Yesus memanggil mereka untuk mengikuti DIA, segera saja mereka meninggalkan
pekerjaannya lalu mengikuti-Nya, antara lain Andreas, saudara Simon Petrus. Kata
Yesus: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu
akan Kujadikan penjala manusia." Lalu mereka pun segera meninggalkan
jalanya dan mengikuti Dia. Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula
dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya,
bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus
memanggil mereka dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu
mengikuti Dia” (bdk Mat 4:18-22). Sepanjang perjalanan sejarah Gereja Tuhan
membutuhkan orang-orang yang secara khusus memiliki kerelaan untuk menjadi
pekerja di kebun anggur-Nya. Apakah itu imam, biarawan/ti ataukah awam, Tuhan
membutuhkan pekerja sebanyak-banyaknya. Pekerja yang mewartakan kabar baik. Mengapa?
Hingga dewasa ini masih terdapat begitu banyak orang yang
belum mendengar sabda Tuhan, karena kekurangan tenaga pengajar. Dari 7 milliar
penduduk di muka bumi ini, orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus hanya
sekitar 1,5 milliar saja. Bagaimana nasib manusia yang lain sebanyak 5,5
milliar itu? Apakah mereka dibiarkan begitu saja? Sedangkan kita tahu bahwa salah
satu syarat untuk menerima keselamatan adalah mengakui dan menerima Kristus
sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Sebab Dia sajalah jalan kebenaran dan hidup. St.
Paulus menggugat kita dengan berkata: “Barangsiapa
yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka
dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana
mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia.
Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?” (bdk
Rom 10:9-18).
Siapa dari antara kita yang siap menjadi pewarta kabar baik
itu?