Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Rabu, November 30, 2016

PEWARTA KABAR BAIK !



Dewasa ini ada kecenderungan yang sangat besar pada diri orang-orang percaya untuk mewartakan sabda Tuhan ke mana saja, teristimewa dalam diri kaum awam. Misalkan saja: dari kelompok rohani YouCat, KTM, kharismatik, Legio Maria dll. Hal yang mendorong mereka untuk melakukan pekerjaan itu tidak lain karena pengalaman perjumpaan mereka dengan Tuhan pada masa persiapan mereka sebelum diutus. Singkatnya, mereka telah mengalami dan menerima kabar baik, kini mereka mau meneruskannya kepada orang lain supaya orang lain bisa mengalami pengalaman yang sama.

Ketika Petrus dan para nelayan lain di pantai danau Galilea mendengar pengajaran Yesus, mereka sangat kagum mendengarkan-Nya. Karena itu ketika Yesus memanggil mereka untuk mengikuti DIA, segera saja mereka meninggalkan pekerjaannya lalu mengikuti-Nya, antara lain Andreas, saudara Simon Petrus. Kata Yesus: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia” (bdk Mat 4:18-22). Sepanjang perjalanan sejarah Gereja Tuhan membutuhkan orang-orang yang secara khusus memiliki kerelaan untuk menjadi pekerja di kebun anggur-Nya. Apakah itu imam, biarawan/ti ataukah awam, Tuhan membutuhkan pekerja sebanyak-banyaknya. Pekerja yang mewartakan kabar baik. Mengapa?

Hingga dewasa ini masih terdapat begitu banyak orang yang belum mendengar sabda Tuhan, karena kekurangan tenaga pengajar. Dari 7 milliar penduduk di muka bumi ini, orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus hanya sekitar 1,5 milliar saja. Bagaimana nasib manusia yang lain sebanyak 5,5 milliar itu? Apakah mereka dibiarkan begitu saja? Sedangkan kita tahu bahwa salah satu syarat untuk menerima keselamatan adalah mengakui dan menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Sebab Dia sajalah jalan kebenaran dan hidup. St. Paulus menggugat kita dengan berkata: “Barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?” (bdk Rom 10:9-18).

Siapa dari antara kita yang siap menjadi pewarta kabar baik itu?

Selasa, November 29, 2016

TAKUT AKAN TUHAN !



Oma Krisnawati setiap sore menjelang magrib selalu berada di ruang doa rumahnya untuk berdoa Rosario atau berdoa devosi lainnya. Suatu saat cucu-cucunya bertanya mengapa oma pada jam yang sama selalu masuk ruang doa. Oma Krisna menjawab: “saya percaya akan Tuhan yang telah mencipta segala sesuatu, yakni manusia dan segala makluk lainnya, termasuk kamu semua. Kita harus memuji dan menyembah-Nya setiap hari, supaya kita semua diberkati dan dilindungi dalam hidup. Kita harus takut pada-Nya”. Cucu-cucunya bertanya lagi: “mengapa kita kita harus takut kepada Allah, bukankah Dia itu Bapa yang mahabaik”? Oma Krisna: kalau manusia tidak takut pada Tuhan nanti manusia selalu berbuat dosa dan akan mati dalam dosa lalu masuk neraka”!

Takut akan Tuhan adalah salah satu karunia yang diberikan Roh Kudus kepada manusia. Karunia ini menolong manusia untuk hidup dalam kebenaran, kejujuran dan keadilan karena kita percaya bahwa:

a.  Allah itu mahakudus, adil dan benar. Jika manusia berhadapan dengan yang kudus pasti memiliki perasaan “fascinosum et tremendum” – kagum dan takut/enggan – tidak pantas. Perasaan ini baik dan penting supaya manusia tidak menyombongkan dirinya di hadapan Tuhan.
b.    Perasaan ini akan selalu mendorong kita untuk mendekatkan diri pada-Nya, guna menikmati keagungan-Nya dan memohon perlindungan-Nya.
c.  Ketakutan yang sejati akan mendorong manusia untuk mengimani Tuhan, sebab hanya Tuhanlah yang memberi kita jaminan keselamatan kekal.
d.  Takut akan Tuhan membangun kesadaran kita akan jahatnya dosa dan hanya Tuhanlah yang berkuasa untuk memberi kita pengampunan. Takut akan Tuhan membantu manusia untuk hidup suci, saleh dan benar di hadapan-Nya.

Tujuan utama dari hidup kita di dunia ini adalah mencapai persatuan mesra dengan Tuhan sebagai Pencipta dan Penyelamat. Orang Israel sudah merasakan bagaimana pahitnya hidup dalam dosa, terasing dari Tuhan. Mereka, bertahun-tahun, telah menjadi tawanan penjajah yang kuat di negeri asing. Dalam keadaan seperti itu mereka rindu dibebaskan dan ingin diselamatkan. Tuhan mendengarkan rintihan doa mereka. Melalui nabi Yesaya Tuhan menjanjikan penyelamatan dan pembebasan. Orang yang dijanjikan itu akan lahir dari keturunan Isai dengan ciri khas dipenuhi dengan Roh Tuhan yakni roh hikmat dan pengertian, roh penasihat dan keperkasaan, roh pengenal dan takut akan Tuhan (Yes 11:1-10).

Nubuat Yesaya terpenuhi dalam diri Yesus yang hidup dan karya-Nya dipenuhi dengan Roh Tuhan. Kemudian Roh Tuhan itu dicurahkan atas diri para murid-Nya, yang memberi mereka kuasa untuk mendirikan Gereja Yesus Kristus pada hari Pentakosta. Kehidupan dan karya Yesus Kristus menjadi luar biasa bukan karena kehebatan orang-orang yang melanjutkannya tetapi justru karena kelemahan dan ketidakberdayaan para murid-Nya. Doa Yesus dalam Injil hari ini jelas sekali isinya: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu” (bdk Luk 10:21-24). Orang-orang kecil dan sederhana memiliki rasa takut yang lebih besar kepada Allah daripada orang-orang yang cerdik pandai. Karena itu seringkali orang kecil dan sederhana jauh lebih saleh hidupnya daripada orang yang cerdik pandai.

Senin, November 28, 2016

IMAN DAN MUJIZAT !



Kalau kita berbicara tentang karunia-karunia pelayanan yang diterima dari Roh Kudus kepada orang-orang yang percaya, maka kita akan mengenal tiga karunia yang berhubungan dengan kuasa, yaitu karunia iman, penyembuhan dan mujizat. Ketiga karunia ini biasanya bekerja sekaligus secara bersamaan. Contoh yang paling nyata ialah ketika Petrus dan Yohanes hendak masuk pintu gerbang indah Bait Allah. Seorang lumpuh mengemis sesuatu kepada mereka. Ketika memperhatikan si lumpuh itu, iman Petrus langsung mendorongnya untuk berkata: “Emas dan perak tak ada pada kami, tetapi demi nama Yesus bangkit dan berjalanlah”. Orang lumpuh itu sembuh seketika dan terjadilah mujizat penyembuhan.

Dalam Injil hari ini Yesus bertemu dengan seorang yang sangat beriman, yakni seorang perwira Romawi yang bertugas di Kapernaum. Hambanya sakit keras di rumahnya dan sangat menderita. Ia datang pada Yesus untuk memohon penyembuhan, karena dia sudah mendengar Yesus mengerjakan banyak mujizat penyembuhan di kota itu. Ketika Yesus mau datang ke rumahnya, ia berkata lagi: “aku tidak pantas menerima Tuan di rumahku, tetapi bersabdalah saja maka hambaku akan sembuh”. Perwira sangat yakin akan kuasa kata-kata dari Yesus. Perbandingannya praktis dan sederhana. Dia mengatakan: “Kalau saya memberi perintah kepada bawahan saya, pasti dia melakukannya”. Demikian juga dia yakin bahwa Yesus bisa membuat perintah yang sama dan sakit dari hamba akan lenyap. Keyakinan yang hebat ini sungguh tepat. Mujizat terjadi saat itu juga. Iman perwira ini luar biasa (Mat 8:5-11). Kalimat permohonan perwira ini justru menjadi doa prakomuni dalam ekaristi. Doa singkat yang menghasilkan mujizat.

Perwira itu meminta kepada orang yang tepat. Permintaannya juga tepat dan sangat berisi bukan karena kata-katanya, tetapi karena isi IMAN di dalam kata-kata itu. Nubuat tentang Yerusalem baru oleh nabi Yesaya diucapkan pada saat orang Israel sangat menderita di tempat pembuangan Babylon. Nubuat ini kemudian terwujud bukan karena kata-kata ajaib dari nabi Yesaya tetapi karena iman (karunia nubuat) yang bekerja dalam diri nabi itu. “Semua orang yang tertinggal di Sion dan yang tersisa di Yerusalem akan disebut kudus....dan di sana akan ada kemuliaan Tuhan” (bdk Yes 4:2-6). Ya, kehadiran Yesus Kristus di negeri itu, terutama pada puncak karya-Nya di Yerusalem, sungguh telah membuat Yerusalem menjadi kota mulia, kota kudus. Maka tidak heran kalau semua bangsa berbondong-bondong ke sana hingga hari ini.

Iman Yesaya telah memprediksi semua itu melalui nubuatnya. Karunia-karunia Roh Kudus yang bekerja dalam diri manusia bertumbuh karena iman. Jika iman itu terus berkembang maka hasilnya bukan hanya nubuat tetapi akan meningkat menjadi mujizat.    




Minggu, November 27, 2016

PERLENGKAPAN SENJATA TERANG ! (Minggu Advent I)



Undang-undang orang Amerika memperbolehkan setiap warganya memiliki senjata, sebagai alat yang dipakai bukan untuk berperang tetapi untuk menjaga diri bila terjadi keadaan darurat yang membahayakan diri pribadi dan keluarga. Sejauh ini mereka memanfaatkan senjata itu sejauh tujuan yang disepakati sesuai bunyi undang-undang itu. Meski selalu kita dengar ada pengecualian ketika kaum teroris atau orang-orang tertentu memanfaatkan senjatanya untuk membunuh orang-orang lain.

Dalam hidup rohani, St. Paulus pada bacaan kedua menyarankan orang-orang Roma agar mengenakan perlengkapan senjata terang, yaitu Yesus Kristus sendiri dengan segala kuasa-Nya. Tujuannya: supaya dengan kuasa Yesus Kristus itu mereka bisa mengalahkan dosa yang dibahasakan Paulus: perbuatan kegelapan, yaitu kebiasaan mabuk, percabulan, hawa nafsu dan pesta pora, perselisihan, iri hati (Rom 13:11-14a). Mengapa hanya oleh kuasa Yesus Kristus? Sebab Yesus diutus Bapa Surgawi untuk menaklukan dosa dan memenangkan manusia sehingga bebas dari kematan kekal. Di balik dosa ada Iblis dan Iblis dengan segala kuasanya sudah takluk oleh salib Yesus Kristus.

Menjelang akhir zaman akan terjadi banyak hal yang tak terduga oleh manusia. Akan ada banyak kejadian aneh yang menyusahkan kehidupan kita di jagat ini. Berjaga sambil mengandalkan perlengkapan senjata terang (kuasa Yesus Kristus) adalah satu-satunya cara yang bisa kita andalkan untuk melawan musuh jiwa raga yang berkeliaran di sekitar kita. Tanpa senjata itu, tanpa Kristus kita akan gagal.

Ketika Kristus sudah ditinggikan di kayu salib, bangkit dari antara orang mati dan diangkat menjadi Raja Alam Semesta, segala bangsa takluk di bawah kaki-Nya. Nubuat ini akan digenapi: dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."

Jika saat ini Anda dan saya merasa amat terganggu oleh orang-orang yang menolak Kristus, sesungguhnya mereka menolak rahmat yang disediakan oleh Allah sendiri bagi penebusan dosa manusia. Apa yang Anda dan saya yakini tentang perlengkapan senjata terang itu, itu adalah keyakinan yang diwariskan oleh para saksi mata, yakni rasul-rasulNya yang telah dimeterai menjadi batu penjuru Gereja Yesus Kristus. Mereka yang mewariskan Senjata Terang itu kepada kita dan Kerajaan-Nya tidak akan berakhir.  

Sabtu, November 26, 2016

BERJAGA SAMBIL BERDOA !



Patma dikenal sebagai penjudi ulung di kota kecilnya. Baginya tiada hari tanpa berjudi. Dia memiliki banyak teman berjudi, tetapi tanpa dia teman-temannya merasa belum lengkap.  Jika ada orang yang meninggal di kotanya, ia pasti hadir namun bukannya untuk berjaga sambil berdoa melainkan berjaga sambil berjudi. Dalam judi seperti itu ia seringkali menang dan pekerjaan itu merupakan satu-satunya sumber hidupnya. Ia mempunyai istri dengan 3 orang anak, tetapi ia jarang sekali ada di rumah, kecuali kalau hendak mandi dan ganti pakaian. Hasil judinya tak pernah dia berikan untuk istri dan anak-anaknya, sehingga mereka harus mencari nafkah sendiri. Istrinya, Munda, ingin meninggalkan Patma tetapi tak mampu karena merasa malu dengan warga sekitar dan orangtuanya, karena dahulu dia sendiri yang nekad menikah dengan Patma meskipun orangtua tidak menyetujuinya sebab tahu latarbelakang dari Patma. Akan tetapi sesudah 20 tahun mereka bercerai karena tak sanggup lagi hidup seperti itu. Ketiga anak dibiarkan mencari hidup sendiri, diserahkan ke panti asuhan. Apa daya, nasi sudah menjadi bubur !

Tuhan Yesus terus menerus memberi peringatan akan datangnya keadaan yang sulit dalam hidup, apalagi menjelang akhir zaman. "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat” (bdk Luk 21:34-36). Mengapa? Masa akhir zaman adalah masa yang amat sulit. Masa yang sulit itu harus dihadapi dengan kuasa iman, iman yang dihasilkan doa yang tekun dan benar, bukan oleh kesenangan dan pesta pora, sebab di dalam suasana pesta pora itu ada banyak jerat dosa yang membinasakan hidup kita. Seperti halnya Patma. Dia hidup dalam pesta perjudian terus menerus dan tanpa dia sadari bahwa dengan cara itu ia telah mengabaikan janji-janji di hadapan Tuhan untuk menjadi kepala keluarga yang baik dan bertanggungjawab karena hatinya sudah terpaut dalam kejahatan, dosa perjudian.

Patma membutuhkan kuasa pembebasan dari roh perjudian. Ia membutuhkan air kehidupan dari Anak Domba atau membutuhkan rahmat pertobatan dan penyembuhan dari dedaunan rahmat Ilahi. Akan tetapi dia tidak sanggup lagi melihat cahaya kehidupan yang datang dari Tuhan karena hidupnya telah ditutupi oleh kesenangan roh perjudian. Masa akhir zaman adalah sebuah masa yang jahat dan sukar. Setiap orang yang percaya akan kuasa Anak Domba perlu berjalan dalam saluran air kehidupan yang disediakan Allah, supaya hidup ini dapat menghasilkan buah-buah kebaikan yang menyelamatkan diri kita sendiri dan orang lain di sekitar kita (bdk Why 22:1-7). Berjaga sambil berdoa adalah cara terindah/terbaik yang patut dihayati dan dilakukan oleh para pengikut Yesus bila ingin mencapai persatuan dengan Tuhan selama-lamanya. Amin   



Adhitz Ads