Setelah
menempuh latihan rohani di bawah bimbingan Uskup Valerianus ia pindah ke
Antiokhia dan menjalani hidup bertapa di padang gurun selama 4 tahun sambil belajar
bahasa Latin dan Yunani. Sesudah ditahbiskan menjadi imam ia belajar hidup
rohani dari St. Gregorius, kemudian berabgkat ke Roma dan menjadi sekretaris
pribadi dari Paus Damasus. Paus ini menugaskan dia untuk menerjemahkan Kitab
Suci dari bahasa Yunani, Aramik dan Ibrani ke dalam bahasa Latin. Hasil terjemahannya
disukai oleh banyak orang, karena itu disebut Vulgata yang berarti popular. Hingga
kini terjemahan Hieronimus diterima Gereja sebagai terjemahan resmi. Pekerjaan ini
tentu tidak mudah tetapi berkat ketekunannya yang luar biasa ia sanggup
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
Kehidupan
Yesus yang luar biasa dalam Perjanjian Baru dimengerti oleh banyak orang berkat
jasa St. Hieronimus, demikian juga perkerjaan Allah yang ajaib dalam Perjanjian
Lama tidak mungkin kita mengerti dengan baik bila saja tidak diterjemahkan oleh
St. Hieronimus ini. Dalam injil hari ini Yesus berbicara tentang jalan hidup-Nya
yang akan menderita; namun para murid-Nya tidak mengerti tentang perkataan-Nya
itu tetapi juga tidak berani bertanya (Luk 9:43b-45).
Nabi
Zakharia dalam bacaan pertama (Za 2:1-5.10-11a) bernubuat tentang apa yang akan
terjadi di Yerusalem pada masa yang akan datang. Para pendengarnya juga tidak
mengerti tentang isi nubuat itu. Semuanya baru bisa dipahami pada hari
Pentakosta, ketika Roh Kudus mengurapi para rasul dengan karunia-karuniaNya. Ketika
mereka mengakui bahwa Yesus itu Tuhan dan Juru Selamat. Hari ini kita bersyukur
atas semua kebenaran ini, kebenaran yang dulunya tersembunyi bagi orang cerdik
pandai. Kita juga bersyukur atas karya yang hebat dari St Hieronimus dan atas
kuasa Roh Kudus yang menyertainya. Semua keheranan kita sudah terjawab sempurna
oleh hidup dan karya Yesus.