Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Rabu, Agustus 31, 2016

ADA DOKTER DARI SEGALA DOKTER !



Sakit dan penderitaan lainnya membuat manusia tak berdaya sedikit pun untuk melakukan pekerjaannya. Jika penderitaan itu berat dan sulit disembuhkan pasti mendatangkan rasa putus asa, takut dan bisa kehilangan iman. Dalam krisis seperti ini biasanya manusia mencari solusi pada kuasa-kuasa manusiawi atau kuasa-kuasa roh duniawi melalui dukun-dukun dsb. Keadaan seperti ini biasanya sipenderita diberi kesembuhan sementara dan akhirnya terikat pada kuasa-kuasa yang tidak sesuai dengan iman katolik.

Injil hari ini menceritakan kehadiran Yesus di tengah orang banyak di kota Kapernaum di tepi danau Galilea. Banyak sekali orang sakit dengan berbagai penyakit termasuk yang dirasuki roh jahat datang kepadanya dan mereka semua disembuhkan.  Inilah cerita Lukas: “Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Ia pun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka. Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak: "Engkau adalah Anak Allah." Lalu Ia dengan keras melarang mereka dan tidak memperbolehkan mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia adalah Mesias” (bdk Luk 4: 38-44).

Cerita ini mengingatkan kita bahwa kuasa yang ada pada Yesus itu luar biasa. Tanpa diagnosa Dia menyembuhkan mereka hanya dengan bersabda atau memandang-Nya saja. Tak ada dokter di dunia ini yang memiliki kuasa seperti itu selain terdapat pada Yesus. Mengapa? Karena Dia adalah Allah yang menjelma menjadi manusia. Segala kuasa ada pada-Nya. Kalau Dia melakukan semua itu Ia melakukan atas kehendak Allah di dalam kodrat-Nya sebagai manusia. Ia sungguh seperti dokter dari segala dokter. Setan-setan yang merasuki orang-orang sakit itu percaya bahwa Dia adalah Allah. Teriakan mereka mengatakan kebenaran itu: “Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak: "Engkau adalah Anak Allah”. 

St. Paulus sebagai rasul yang dipilih Tuhan sendiri mengakui eksistensinya sebagai orang pilihan Allah dan yang dipakai Tuhan menjadi rekan kerja-Nya. Sebagai rekan kerja Tuhan kini ia merasa telah menjadi manusia rohani yang dapat melakukan semua pekerjaan Tuhan tanpa meremehkan yang lain dengan membuat perbandingan yang sifatnya memecahbelah. Ia merasa bahwa ia telah menanam benih sabda di dalam hati setiap orang yang percaya, kini ia mempersilahkan orang lain (Apolos) yang menyiramnya. Tetapi satu hal yang pasti adalah: Allah sendiri yang memberi pertumbuhan atas benih itu (bdk 1 Kor 3:1-9). Karena itu jangan pernah kita membuat perbandingan tentang tinggi rendahnya nilai pekerjaan kita di dunia ini, sebab kita hanyalah alat yang dipakai Tuhan untuk menyalurkan kasih-Nya kepada sesama.

Pemimpin utama kita adalah YESUS, dokter utama kita juga adalah YESUS. Kalau kita diberi kuasa 
untuk memimpin dan menyembuhkan, maka yang perlu diyakini dari hal itu bahwa kita cumalah alat 
yang dipakai Tuhan untuk melakukan semua pekerjaan-Nya. Amin

Selasa, Agustus 30, 2016

SEMUA ORANG TAKJUB PADANYA !



Ketika saya masih sebagai murid SD, khususnya kelas 4 dan 6, di paroki yang berbeda, dua kali saya mengalami kunjungan Uskup yang datang ke paroki-paroki itu hendak melayani sakramen krisma. Saat itu saya sangat kagum melihat uskup yang perawakannya tinggi besar, berjenggot, memakai jubah dan berjalan di antara barisan umat yang menjemputnya. Sambil memberkati umat di kiri kanan jalan, ia berlangkah dengan penuh wibawa. Lebih lagi ketika ia memasuki Gereja dan koor menyanyikan lagu: “Ecce Saccerdos”. Setelah membaca Kitab Suci, ia menyampaikan homili singkat, dalam bahasa daerah yang fasih sambil batuk-batuk kecil. Singkatnya seluruh penampilannya sungguh menakjubkan. Karena itu waktu pulang ke rumah  topik cerita kami anak-anak hanyalah berkisar pada rasa kagum tentang uskup dan segala kehadirannya yang mempesona serta berwibawa itu.

Waktu berada di kota Kapernaum, Yesus mengajar pada hari Sabat. Semua orang yang mendengar pengajaran-Nya merasa sedemikian takjub, lebih lagi ketika Ia mengusir setan dari seorang yang dirasuki roh jahat. “Semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: "Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan mereka pun keluar." (bdk Luk 4:31-37). Kekaguman mereka pada dua hal ini:

1. Perkataan-Nya hebat, karena singkat, padat dan jelas. Pilihan kata-kata-Nya pas, isi pengajaran-Nya singkat dan mudah dipahami. Semua itu menyentuh hati sanubari yang terdalam dan membangkitkan semangat pertobatan. Sasaran pengajaran-Nya tidak umat Allah yang patut dibimbing ke arah keselamatan.

2.      Segala kuasa roh jahat dipatahkan, karena kewibawaan dan kuasa Yesus jauh lebih tinggi dari pada tipu muslihat setan yang selalu ingin menjauhkan kita dari Allah dan sesama. Kuasa mengusir setan telah diberikan kepada setiap orang yang percaya, terutama mereka yang secara khusus diberi wewenang penuh oleh uskup untuk mengusir setan, yaitu imam-imam yang diberi jurisdiksi sebagai exorcist.  

Rasa kagum dan sekaligus takut adalah awal dari pengalaman akan Tuhan yang berusaha menarik para pengikut-Nya boleh mengalami kasih-Nya yang menyelamatkan. Sesudah itu Tuhan akan mulai bekerja membimbing kita agar dekat pada-Nya, supaya boleh mengalami kasih yang lebih dalam dan lebih luas lagi sehingga kita siap menjadi saksi-Nya dan menceritakan segala pengamalan kita kepada orang lain di sekitar kita. Dengan demikian cerita tentang pengalaman kasih Allah ini akan tersiar semakin meluas ke segenap penjuru dunia, agar semakin banyak orang yang mengenal Dia dan memiliki pikiran Kristus lalu memuliakan nama-Nya yang kudus.

Kata St. Paulus dalam kesaksiannya: kalau kita sudah menjadi manusia rohani, kita mudah menilai segala sesuatu yang terjadi dalam dunia ini, mampu membedakan antara yang baik dan buruk, yang benar dan salah yang bekerja dalam diri kita melalui hikmat Allah itu sendiri (bdk 1 Kor 2:10-16b).   





Senin, Agustus 29, 2016

ENGKAU TAK AKAN DIKALAHKAN ! (peringatan wafatnya Yohanes Pembaptis)



Ketika membaca kitab nabi Yeremia ini saya teringat akan cerita tentang Daud saat menghadapi Goliath. Ia maju dengan ali-ali sederhana dan beberapi biji batu dalam pundi-pundi sambil memegang sebuah tongkat. Tuhan menguatkan hatinya dan berbisik: “Aku akan menyerahkan dia kepadamu, majulah terus dan jangan takut”! Daud maju dan menumbangkan Goliath hanya dengan sebuah batu kecil yang menancap di dahi yang telah dilindungi perisainya. Sejak saat itu Daud menjadi raja yang tak terkalahkan dalam peperangan. Semua musuh di sekitarnya takut kepada Daud dan masa pemerintahannya aman, kecuali menjelang kematiannya karena anak-anaknya yang memberontak.

Umat Israel telah jatuh ke dalam dosa. Yeremia dipanggil dan diutus menjadi nabi yang harus menyampaikan semua pesan Tuhan kepada seluruh bangsa ini.  Yeremia masih muda dan takut menjadi nabi. Akan tetapi Tuhan menguatkan hatinya dan bersabda: “......Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau” (bdk Yer 1:17-19). Mengapa tidak akan terkalahkan meskipun akan diserang, ditangkap, dicemooh, dipenjarakan? Karena Tuhan menyertai Yeremia sejak ia dipanggil sampai ia menyelesaikan tugasnya sebagai nabi. Tuhan sendiri yang melakukan pekerjaan itu di dalam dirinya. Tuhan memenuhi seluruh janji-Nya kepada Yeremia. Kebenaran ini mengingatkan kita akan pernyataan Paulus kepada jemaat Korintus, “jika Allah ada di pihak kita, siapa yang dapat melawan kita? Allah memang selalu berpihak kepada anak-anak kesayangan-Nya hingga selamanya, kecuali kalau ada yang menolak-Nya alias murtad.

Injil menceritakan peristiwa yang tragis. Herodes, istri dan anaknya bergembira karena berhasil mencapai niat mereka untuk membunuh Yohanes Pembaptis. Cerita ini seolah-olah menampilkan kekalahan seorang utusan Tuhan yang seharusnya dilindungi dan diselamatkan. Namun yang terjadi justru sebaliknya: kepalanya dipenggal untuk memenuhi nafsu balas dendam Herodias atas sindiran Yohanes Pembaptis, sebab ia menjadi istri yang tidak syah dari raja Herodes. Dipandang dari mata manusia peristiwa tragis dan mengerikan. Tetapi kematian Yohanes justru menjadi sebuah kesaksian yang kuat dari seorang utusan Tuhan untuk tidak takut menghadapi segala resiko demi kebenaran yang harus diajarkannya, walaupun ia harus mati karena pedang musuh. Ia tampak kalah di mata dunia, namun menang di mata Tuhan, sebab ia berkorban demi Tuhan yang telah memilih dan mengutusnya menjadi bentara bagi kedatangan Kristus (bdk Mrk 6:17-29). Yohanes mati bagaikan seorang martir demi kebenaran yang diajarkannya. Ia tidak menyerah kepada kepalsuan, ia tidak takut kepada pedang dan ia tidak dikalahkan oleh ketakutan, tetapi ia berani mati demi Tuhan dan kebenaran-Nya.

Kebenaran Tuhan adalah jalan kepada keselamatan. Mempertahankan kebenaran adalah kewajiban iman, moral dan yuridis sebagai pengikut Yesus Kristus. Untuk itu “engkau tak akan pernah dikalahkan” baik dalam karya maupun dalam cara Tuhan menyelesaikan pekerjaan-Nya di dalam pewartaanmu!

Minggu, Agustus 28, 2016

MEMILIKI TELINGA YANG SUKA MENDENGAR !



Kecerdasan dalam berkomunikasi bukan saja terletak pada keterampilan kita dalam berbicara dengan teman, melainkan juga pada sikap kita yang suka mendengar dan tidak memonopoli pembicaraan. Bila sikap seperti itu menjadi kebiasaan yang kita  pelihara maka orang akan senang sekali berbicara dengan kita, meskipun waktunya berjam-jam tetapi kita tak akan pernah merasa bosan. Suka mendengar adalah sebuah kebajikan – seni dalam berkomunikasi. Orang yang suka mendengar selalu menyenangkan, tetapi orang yang memonopoli pembicaraan membosankan. Kunci keberhasilan dalam komunikasi adalah “memiliki telinga yang suka mendengar”, demikian kata penulis Kitab Sirakh hari ini. Mengapa?

Masyarakat manusia adalah masyarakat berciri khas sebagai makhluk sosial, yang suka berinteraksi dengan sesamanya, agar hidupnya menjadi semakin sempurna.  Tanpa kehadiran sesama sekitarnya tidak mungkin manusia bisa berkembang menjadi manusia seutuhnya baik secara lahiriah dan maupun batiniah, sebab dari kodratnya ia diciptakan untuk hidup bersama. Kata penulis Kitab Kejadian “tidak baik manusia hidup sendirian”. Untuk mendukung terbentuknya semangat kebersamaan saling menyempurnakan itu tidak lain adalah dialog dan saling mendengarkan.

Rino, anak yang pintar, selalu menjadi juara kelas sejak SD hingga Perguruan Tinggi. Kecerdasan yang dia miliki bukan karena tingkat IQ yang tinggi lebih dari orang lain, tetapi ia suka berdiskusi dengan teman-temannya. Teman-teman amat suka padanya karena disamping ia bisa membantu teman-temannya dalam belajar tetapi teristimewa karena ia suka mendengar pertanyaan dan memperhatikan kesulitan teman-temannya. Kebiasaan ini dia miliki karena di rumah mereka selalu diajak untuk doa bersama oleh orangtuanya, mereka membaca Kitab Suci dan ayah atau ibu menjelaskan isi Kitab Suci secara ringkas dan anak-anak mendengarkan dengan cermat. Ayah dan ibu selalu menggarisbawahi pentingnya memelihara sabda Tuhan sebab di situ ada banyak nasihat yang berguna bagi hidup.

Ketika Rino menjadi pemimpin di sebuah perusahaan ia menerapkan kebiasaan itu ketika memulai pekerjaan mereka setiap hari, serta mengatakan kepada karyawan-karyawannya bahwa suara Tuhan yang didengar setiap hari dari Kitab Suci adalah suara kehidupan yang membuat kita menjadi orang-orang terberkati dalam menjalankan pekerjaan kita, maka penting sekali kita mendengar bimbingan-Nya agar kita semua dapat melakukan tugas kita dengan penuh tanggung jawab.

Suka mendengar adalah sebuah kebajikan yang lahir dari semangat kerendahan hati. Orang yang sombong biasanya tidak suka mendengarkan sesamanya, tetapi selalu menuntut orang lain mendengarkan mereka. Karena itu mereka sering tidak disukai oleh siapa pun selain oleh dirinya sendiri. Tuhan Yesus dalam Injil hari ini mengingatkan kita akan pentingnya bersikap rendah hati, “sebab barangsiapa meninggikan dirinya, ia akan direndahkan dan barangsiapa menrendahkan dirinya ia akan ditinggikan” (bdk Luk 14:1.7-14) atau kata penulis Kitab Sirakh dalam bacaan pertama: Makin besar engkau, patutlah makin kaurendahkan dirimu supaya engkau mendapat karunia di hadapan Tuhan (bdk Sir 3:17-18.20.28-29)

Di mana ada kerendahan hati dan suka mendengar di situ bertumbuh dan berkembang banyak kebajikan dan berkat, di mana ada kesombongan dan ketidak-pedulian di situ bertumbuh persaingan, perselisihan dan kekacauan! “Berbahagialah mereka yang memiliki telinga yang suka mendengar !”



Sabtu, Agustus 27, 2016

YANG LEMAH DIPILIH ALLAH ! (peringatan St. Monika)



Ketika membaca riwayat panggilan orang-orang terpilih dalam Kitab Suci, baik perjanjian lama maupun perjanjian baru, kita berkesimpulan bahwa mereka yang dipanggil itu justru orang-orang yang lemah dan tak berdaya di mata dunia. Abraham dipanggil ketika sudah berusia lanjut tak punya anak, Musa dipanggil sesudah melarikan diri karena takut dibunuh sebab ia sudah membunuh orang, Daud dipanggil menjadi raja saat masih remaja, Bunda Maria dipilih dari keluarga petani sederhana di kota Nazareth, demikianpun Yohanes Pembaptis, para rasul, dll.

Tujuan panggilan orang-orang lemah ini menurut St. Paulus: “Menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah”. Orang lemah dipanggil untuk menunjukkan kepada manusia bahwa apa yang terjadi dalam sejarah perjanjian lama dan baru bukanlah rancangan manusia melainkan sungguh-sungguh rancangan atau rencana Allah.  

Peristiwa mujizat Yesus membangkitkan pemuda yang mati, anak seorang janda, seperti cerita Lukas dalam Injil itu juga terjadi pada orang-orang sederhana dan lemah. Tuhan prihatin pada yang lemah dan mau mengangkat yang lemah untuk menunjukkan kuasa-Nya yang besar (Luk 7:11-17).  Mungkin dalam hidup ini kita sering menyesali hidup kita yang terpuruk akibat keadaan ekonomi yang pas-pasan saja, atau strata pendidikan kita yang standar, atau kelemahan tertentu yang selalu terulang, atau latar belakang keluarga kita yang tidak terpandang. Akibatnya kita tidak percaya diri dan menghayati hidup yang minimalis dalam segala bidang. Tidak bergairah dan kurang beriman dan tak punya visi yang besar. Pandangan dan penghayatan hidup seperti ini justru membuat kita gagal untuk mewujudkan rencana Tuhan yang besar dalam hidup ini.

St. Monika yang pestanya diperingati hari ini, hidup dalam tekanan batin yang amat berat karena suami dan anaknya hidup di luar kehendak Tuhan. Tekanan itu tidak membuatnya putus asa, tetapi mendorong dia untuk bertekun dalam doa. Hasil doanya: anaknya Agustinus bertobat, demikian juga suaminya. Doa orang yang lemah diperhatikan Tuhan !


Adhitz Ads