Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Selasa, Mei 31, 2016

TUHAN ADA DI TENGAH KAMU ! (Pesta Bunda Maria mengunjungi Elisabeth)

Setiap kali mulai merayakan ekaristi, imam selalu menyapa kita dengan berkata: "Tuhan bersamamu". Kita menjawab: "Dan bersama rohmu". Keyakinan Tuhan ada bersama kita telah menjadi keyakinan umum setiap orang yang percaya kepada Tuhan. Katekismus Gereja Katolik mengajarkan kita: Tuhan ada di mana-mana, menjangkau segala segala sesuatu. Tak ada yang tersembunyi bagi-Nya (bdk Mzm 139). Kita bisa berdoa di mana saja, kapan saja dan Tuhan mendengarkan kita. Nabi Yeremia meyakinkan kita akan hal ini dalam janji yang disampaikan Tuhan sendiri: "Berserulah kepadaKu, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui" (Yer 33:3). Ayat inilah yang sering dipakai para pengkotbah zaman ini untuk meneguhkan iman dan menyatakan kepada kita nomor telepon surga adalah 333.

Nabi Zefanya dalam nubuatnya hari ini menyatakan kepada bangsa Israel tentang penyertaan Allah atas umat pilihan-Nya, sebagai berikut: "Bersorak-sorailah, hai puteri Sion, bertempik-soraklah, hai Israel! Bersukacitalah dan beria-rialah dengan segenap hati, hai puteri Yerusalem! TUHAN telah menyingkirkan hukuman yang jatuh atasmu, telah menebas binasa musuhmu. Raja Israel, yakni TUHAN, ada di antaramu; engkau tidak akan takut kepada malapetaka lagi. TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasihNya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai" (Zef 3:14-15,17). Zefanya bernubuat karena yakin bahwa Tuhan tak pernah meninggalkan umat pilihan-Nya meskipun mereka sering mengalami pencobaan seperti yang mereka alami pada masa itu. Namun kita yakin setiap pencobaan mengandung didikan yang bertujuan untuk proses pendewasaan iman dan membuat kita semakin berani bersaksi.

Kehadiran Tuhan semakin nyata di tengah umat-Nya ketika Maria mengandung Yesus dalam kandungan-Nya. Saksi pertama yang mendengar tentang kehadiran Tuhan di tengah umat-Nya itu adalah Elisabeth, ketika Maria mengunjunginya. Kita bisa melihat reaksi Elisabeth dalam bacaan Injil hari ini luar biasa: "Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.  (Luk 1:41-44)

Ketika tahu bahwa yang datang itu adalah ibu Tuhan dan Tuhan sendiri , beberapa hal terjadi pada diri Elisabeth:

@ Anak dalam kandungannya melonjak kegirangan, tanda senang bahwa Tuhan sudah memenuhi janji kehadiran-Nya di tengah bangsa pilihan dan sekarang datang mengunjunginya. Kunjungan Tuhan selalu menggembirakan.

@ Elisabeth dipenuhi Roh Kudus dan dapat mengetahui bahwa yang datang ini adalah ibu Tuhan sebab dalam kandungan Maria ada Tuhan. Roh Kudus memberi kepada Elisabeth karunia pengetahuan untuk berkata benar.

@ Elisabeth merasa tak layak untuk menerima kehadiran Tuhan dalam diri Maria lalu berucap: "siapakah aku ini?". Di hadapan Tuhan, kalau seseorang itu rendah hati, ia akan merasa dirinya tidak pantas berada dekat-Nya. Tuhan mahakudus dan kita adalah orang berdosa.

Namun dalam keadaan apapun hidup ini, pantaslah kita selalu bersyukur atas kehadiran Tuhan yang menyelamatkan ini, sebab tanpa penyertaan-Nya hidup dan karya kita akan tampak sia-sia. Bersama Tuhan selalu ada kekuatan untuk berjalan dan berjuang sampai tujuan. Maka bersama Maria mari kita ber-"magnificat" - memuji Tuhan dan berkata:  "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hambaNya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia.....  (Luk 1:46 dst)

Senin, Mei 30, 2016

BATU YANG DIBUANG JADI BATU PENJURU !

Kami membuka sawah baru di tanah yang baru dibagi oleh pemangku adat di kampung kami. Di tanah ini ada banyak pohon kecil dan besar. Kami harus menggali pohon-pohon itu sampai ke akar-akarnya agar bila sawah itu dibajak, tak ada satu akar pohon pun yang boleh menghalangi mata bajak. Kami membakar akar-akar pohon yang sudah digali. Tetapi saat kami membakarnya seorang seniman lewat. Ia mencegah kami supaya tidak membakarnya, ia mengumpulkan semua akar-akar itu dan mengangkutnya dengan mobil menuju bengkel seni ukirnya. Di sana ia menciptakan akar-akar itu menjadi bahan seni dan dijual dengan harga ratusan ribu rupiah hingga jutaan. Akar yang tak berguna menjadi sumber uang yang berlipat ganda.

Yesus berasal dari kampung Nasareth, anak tukang kayu. Memiliki kuasa dan hikmat yang sedemikian besar seperti Dia adalah sesuatu yang aneh dan  mustahil. Para musuhnya mencari cela untuk membunuhnya, tetapi waktunya belum pas. Perumpamaan yang diungkapkannya hari ini sangat menyinggung perasaan para pemuka agama Yahudi dan kaum tua-tua. Sebab mereka tahu perumpamaan itu menyindir mereka semua. Mereka menilai Yesus hanya sebagai batu yang tak berguna, batu yang bisa menjadi sandungan dan pantas untuk dibuang. Namun Yesus  menegaskan bahwa "batu yang dibuang justru akan menjadi batu penjuru. Hal itu merupakan tindakan Tuhan, sebuah hal ajaib dalam pandangan manusia" (Mrk 12:12). Kenyataannya kemudian memang sungguh terjadi yaitu Yesus disalibkan untuk dibuang namun Dia yang tersalib dan dibuang itu justru menjadi Juru Selamat, yang menebus dosa manusia. Memang Dia asal kota Nasareth, namun Dia itu Mesias yang dijanjikan para nabi dalam perjanjian lama. Dalam Dia segala janji Allah seluruhnya terpenuhi secara sempurna.

St. Petrus sebagai pemimpin para rasul sangat paham akan semua itu dan pada hari Pentakosta ia berkotbah dan menjelaskan asal usul Yesus dan tujuan kedatangan-Nya di dunia dengan baik dan benar.  Dalam suratnya hari ini Petrus mengatakan: "Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia. Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang" (2Ptr 1:4-7)

Karena jasa Kristus hidup kita yang berdosa diselamatkan dan kita diperbolehkan untuk mengharapkan terpenuhinya janji-janji berharga dari Allah, yakni: karunia-karunia Roh Kudus yang sangat bermanfaat bagi pelayanan kita. Oleh karunia-karunia Roh Kudus, kita yang tampaknya tidak mampu ini dapat menjadi batu yang berguna bagi siapa saja yang kita layani dalam kehidupan bersama.

Minggu, Mei 29, 2016

TUBUH DARAHKU UNTUK HIDUPMU !

Suatu ketika seorang frater tingkat V melakukan assistensi Paska di sebuah stasi terpencil pedalaman sebuah keuskupan bersama temannya dan membawa sakramen mahakudus. Sesudah assistensi selesai, keduanya kembali ke kampus dan juga membawa pulang sakramen mahakudus yang sisa, dalam sibori yang dibungkus kain putih, disimpan dalam tasnya. Dalam perjalanan pulang itu mereka melewati sebuah kampung dan melihat banyak anak muda sedang bermain bola volley. Tanpa tedeng aling-aling salah seorang frater ikut bermain dan meletakkan tas berisi hosti kudus itu di pinggir lapangan, sambil menyuruh seorang anak menjaganya. Naluri volley-nya begitu kuat sampai mengabaikan apa yang paling penting yang disimpannya dalam tasnya. Sedangkan temannya sudah pulang lebih dahulu karena ingin mampir di rumahnya karena ada urusan yang penting, tanpa mengingat untuk membawa sakramen itu bersamanya. Ketika hari sudah malam barulah frater itu tiba di kampus dan menyimpan sakramen itu di tabernakel. Ini salah satu contoh kasus terjadinya pelecehan terhadap sakramen mahakudus. Frater tersebut langsung dipulangkan.

Tetapi ada pelecehan lain yang sesungguhnya lebih buruk dari itu yang sering dilakukan banyak orang katolik, yakni menyambut tubuh Kristus dalam keadaan dosa berat, misalnya selingkuh, melakukan aborsi, korupsi uang berjuta-juta atau bermiliar, dendam kesumat tidak mau mengampuni, suka bermabukan, sering berjudi, serta dosa berat lainnya. Mereka berpikir bahwa semua itu adalah hal yang biasa saja, bukan dosa. Menerima komuni dalam keadaan dosa berat, dalam Gereja Katolik dinamakan dosa sakrilegi, dosa melawan kesucian sakramen. Komuni seperti itu tidak mendatangkan rahmat bahkan sebaliknya mendatangkan hukuman.

Kehadiran Yesus dalam sakramen mahakudus, sesuai pesan-Nya dalam  perjamuan terakhir adalah kehadiran yang sangat kudus dan sempurna; bukan seperti roti dan anggur yang diberikan Melkisedek kepada Abraham menurut bacaan pertama tadi bukan juga roti  seperti cerita Injil hari ini, di saat Yesus membuat mujizat perbanyakan roti dan memberinya kepada lima ribu orang yang lapar itu; atau  Kehadiran Yesus dalam ekaristi adalah wujud amanat suci yang dikatakan Yesus sendiri di saat mengadakan perjamuan terakhir. Santu Paulus mencatatnya sebagai berikut: "Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuhKu, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darahKu; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"  (1Kor 11:23-25)

Kata-kata yang ditulis Paulus di atas selalu diulangi imam pada saat merayakan ekaristi dalam konsekrasi. Inilah saat puncak karena waktu itu terjadi mujizat ekaristi yang dilakukan para imam, uskup dan paus yang memimpin ekaristi. Perubahan hosti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus, disebut transubstansiasi - perubahan hakikat. Perubahan hakikat adalah dogma - doktrin yang diyakini oleh Gereja Katolik bukan hanya sebagai simbol tetapi dalam kenyataan yang sebenarnya, bahwa hosti menjadi daging Kristus dan anggur menjadi darah Kristus, meskipun penampilan lahiriahnya tampaknya tidak berubah. Oleh mata manusia tampaknya sama saja tetapi oleh mata iman sungguh terjadi perubahan.

Keyakinan akan perubahan ini tidak diterima oleh semua orang terutama dari Gereja denominasi. Namun Tuhan sendiri telah menunjukkan kehadiran-Nya melalui mujizat-mujizat ekaristi. Misalnya mujizat pertama di Lanziano, Italia tahun 700 yang dialami seorang imam dari Kongregasi St. Basilius. Ia amat bimbang dengan ajaran perubahan itu sampai ia mengalami mujizat itu sendiri. Jika ingin mengetahui lebih banyak tentang mujizat itu bacalah buku Mujizat Ekaristi I yang diterbitkan oleh MCI (Marian Centre Indonesia), Jakarta. Mengapa Tuhan memberikan tubuh dan darah-Nya? Pertama, Ia ingin supaya hidup dan karya-Nya dikenang, karena hidup dan tindakan-Nya telah menjadi pokok keselamatan bagi umat manusia. Kedua, Ia ingin memelihara umat-Nya dengan rahmat istimewa dari surga, tubuh darah-Nya, tanda kasih abadi-Nya, supaya kita sehat, selalu memiliki harapan, dan disembuhkan bila sakit, dikuatkan bila lemah dan menderita, dan dikuduskan oleh kuasa Ilahi-Nya. Ketiga, inilah bekal menuju hidup abadi. Tubuh dan darah Kristus, bekal yang tak sebanding dengan harta rohani lainnya dalam hidup Gereja.

Tubuh dan darah-Nya adalah pemberian termulia bagi semua pengikut-Nya dalam Gereja Katolik, satu, kudus dan apostolik. Tubuh dan darah-Ku untuk hidupmu selama hayatmu masih dikandung badan. Amin

Sabtu, Mei 28, 2016

BERDOA DALAM ROH KUDUS !

Telah menjadi keharusan bagi semua lembaga pendidikan seminari dan komunitas biara sebelum doa dan ofisi pagi bersama, mereka selalu menyanyikan lagi Veni Creator guna mengundang kehadiran Roh Kudus untuk membimbing mereka dalam doa dan aktivitas hariannya. Mengapa? Gereja percaya bahwa hanya oleh tuntunan Roh Kudus semua orang dapat berdoa dengan baik, penuh iman, harap dan kasih kepada Tuhan. Oleh bantuan Roh Kudus semua orang dituntun kepada kebenaran, oleh tuntunan Roh Kudus semua orang tahu membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, dll. Benar dan baiknya doa, Roh Kuduslah jaminannya.

Surat Yudas, yang kita dengar dari bacaan pertama hari ini ditulis untuk memperingatkan para pembacanya supaya waspada terhadap guru-guru palsu yang menyebut dirinya Kristen. Penulis memberi dorongan kepada para pengikut Kristus agar terus berjuang untuk iman. Untuk itu ia menggarisbawahi pentingnya peran dan berdoa dalam Roh Kudus, sebab Roh Kudus itu guru iman. Para rasul percaya Yesus adalah Mesias karena Roh Kudus. Dia pengajar kebenaran. Dia memberitahu kepada kita apa yang diajarkan Bapa dan mengingatkan kita akan kata-kata Kristus sendiri. Maka ia menasihati jemaat baru itu dengan menulis: "Saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus. Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal" (Yud 1:20-21).

Para penentang Yesus dalam Injil hari ini, menggugat otoritas Yesus ketika Dia mengusir para penjual di bait Allah. Mereka bertanya kepadaNya: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepadaMu, sehingga Engkau melakukan hal-hal itu?" (Mrk 11:28). Mereka bertanya seperti itu karena mereka tidak mengenal Yesus dan segala kebenaran yang diajarkan-Nya. Sebab dalam hati mereka hanya ada iri hati, marah, benci dan dendam. Mereka melihat Yesus menjadi saingan di tengah masyarakat. Sifat dan sikap manusia lama ini tetap saja bercokol dalam hati ahli Taurat dan imam-imam ini karena bukan Roh Allah yang bekerja melainkan dalam hidup mereka, melainkan roh iri hati dan kebencian.

Mereka berdoa tetapi bukan dalam kuasa Roh Kudus sehingga mereka tidak menerima karunia pengertian untuk mengenal siapa itu Yesus Kristus sebenarnya dan apa tujuan kedatangan-Nya ke dunia ini. St. Paulus dalam suratnya mengatakan: "tak seorangpun dapat menerima Yesus sebagai Tuhan selain oleh Roh Kudus". Berdoa dalam Roh Kudus merupakan sebuah syarat penting dalam hidup Kristiani agar kita semakin dibimbing untuk mengalami dan menyelami kasih Allah yang menyelamatkan.

Jumat, Mei 27, 2016

KENISAH HIDUPMU ADALAH RUMAH DOAKU !

Ketika banyak orang sadar akan pentingnya hidup doa pribadi dan bersama dalam keluarga, banyak keluarga  katolik membangun rumahnya dengan tidak lupa menyediakan sebuah ruangan untuk doa pribadi atau doa keluarga. Waktu bangun pagi atau sebelum tidur malam mereka semua berkumpul di ruang itu untuk berdoa. Rumah berfungsi sebagai tempat tinggal dan tempat berteduh atau berlindung bagi satu keluarga atau satu komunitas. Akan tetapi dalam kebiasaan orang beriman rumah, walaupun tanpa ruang doa, juga dipakai sebagai tempat untuk berdoa, bermusyawarah serta rekreasi. Manusia tidak akan merasa nyaman jika hidup tanpa rumah.

Kenisah Yerusalem yang dibangun raja Salomo adalah tempat ibadat bangsa Israel. Ia dibangun puluhan tahun dengan kemewahan dan keindahan yang luar biasa sebab kenisah itu terbuat dari kayu-kayu istimewa, batu-batu pilihan,  emas dan perak yang dikumpulkan oleh raja sendiri juga persembahan umat Israel. Namun ketika Yesus datang ke situ, kenisah yang indah itu dijadikan pasar tempat penukar uang, tempat berjualan burung-burung serta binatang lainnya. Yesus marah dan menjungkirbalikkan semua tenda-tenda jualan itu dan mengusir para penjualnya pergi. Dia bersabda: "Rumah adalah rumah doa, bukan dijadikan sarang penyamun!" (bdk Mrk 11:15-17).

Orang yang tidak menghargai rumah ibadatnya adalah orang tidak menghargai kehadiran Tuhan di sana. Orang yang tidak menghargai rumahnya sendiri dan menjadikan rumah sebagai tempat berjudi atau tempat untuk bertengkar dan melakukan hal-hal jahat lainnya adalah orang yang membuat hidupnya tidak nyaman, tidak bahagia. Mereka membuat dirinya terusir dari kebersamaan yang mesra dengan Tuhan dan dengan keluarganya. Lebih jauh dari pengertian di atas, St. Paulus berkata: tubuhmu adalah kenisah Roh Kudus! Itu berarti kenisah itu bukan saja berarti bangunan gedung atau rumah tetapi hidup manusia yang utuh dalam jiwa raga. Jika manusia tidak menghargai kehadiran Tuhan dalam dirinya maka ia menjadi makhluk yang terasing bagi Tuhan dan sesamanya serta tak berguna.
St. Petrus menasihati jemaatnya dengan menulis: "Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa. Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa. Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut" (1Ptr 4:7-9). Hidup yang sementara ini sesungguhnya bukan milik kita tetapi milik Tuhan karena kehidupan yang kita miliki dalam diri ini, seluruhnya adalah pemberian Tuhan. Tuhan berdiam dalam diri kita dan menjadikan tubuh kita sebagai kenisah kediaman-Nya berkat jasa Yesus Kristus, berkat sakramen-sakramen yang kita terima. Kalau kita menjaga diri yang rapuh ini dengan baik dan hidup dalam persekutuan kasih dengan Tuhan dan sesama, maka hidup seperti itu dinilai Petrus dapat menutupi banyak dosa. Sebaliknya mencemari diri dengan banyak perkara yang menyusahkan dan tidak mendatangkan rahmat, maka hidup ini dinilai Tuhan sebagai pencemaran atas kenisah-Nya. Persekutuan hidup bersama yang didasari hubungan baik dengan Tuhan dan sesama merupakan persekutuan ideal yang menghasilkan buah-buah rahmat bagi sesama dan seluruh keluarga di mana kita hidup dan berkumpul.

Tuhan Yesus kecewa dengan cara hidup para penjual di kenisah juga kecewa karena pohon ara tidak menghasilkan buah. Dua contoh kehidupan seperti ini membuat hidup itu tidak bernilai dan patut dicela. Yesus menasihati para murid-Nya dan bersabda: "Percayalah kepada Allah, sebab Allah dapat melakukan segala sesuatu dengan kuasa mujizat-Nya" (bdk Mrk 11:23). Hidup dalam persekutuan yang mesra dengan Tuhan dan sesama akan dinilai positip karena hidup seperti itu akan mendatangkan keselamatan bagi jiwa dan raga kita. Tuhan berkati !

Kamis, Mei 26, 2016

KALIAN ITU KAUM & BANGSA TERPILIH !

Saat saya menulis renungan ini, saya sedang memberi retret bagi 17 orang calon diakon dari Seminari Tinggi St. Mikhael, Kupang. Retret 6 hari ini dilakukan sebagai persiapan bagi mereka untuk menerima tahbisan diakon pada akhir bulan ini, dan akan dilanjutkan dengan tahbisan imam pada HUT ke 25 Seminari Tinggi ini, 29 September 2016 yang akan datang. Dalam hubungan dengan kedua tahbisan ini, saya mengatakan kepada mereka bahwa "Anda adalah kaum terpilih dari tengah-tengah umat yang akan dikuduskan secara istimewa guna melayani umat Allah. Pilihan yang istimewa untuk melayani tiga tugas utama yaitu sebagai imam untuk menguduskan umat, sebagai nabi untuk mewartakan sabda Tuhan dan sebagai sebagai gembala untuk memimpin dan menggembalakan seluruh umat Allah. Pilihan istimewa ini bukan karena Anda kudus atau suci tak bercela tetapi semata-mata karena cinta Allah yang menyelamatkan Anda sesuai dengan rencana-Nya yang agung, supaya Anda dapat menjadi saksi belaskasih-Nya dan sanggup menghantar banyak orang kepada Tuhan".

St. Petrus dalam suratnya hari ini tidak menyinggung secara khusus tentang panggilan khusus di atas, melainkan mengingatkan tujuan panggilan umum bagi semua pengikut Kristus. Ia menulis:  "Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib"  (1Ptr 2:9) Setiap pengikut Kristus hendaknya menyadari arti dan tujuan hidupnya sebagai bangsa terpilih, yakni: mewartakan kepada semua orang tentang perbuatan Allah yang menyelamatkan melalui Kristus yang disalibkan tetapi bangkit kembali dari orang mati. Kematian dan kebangkitan-Nya adalah puncak dari seluruh misi keselamatan yang dikerjakan-Nya atas hidup manusia. Kebenaran harus diwartakan kepada semua orang agar dunia tahu bahwa Yesus itu Mesias atau Juru Selamat.

Yesus dalam hidup-Nya sebagai Mesias atau Juru Selamat itu bukan hanya bekerja menyembuhkan orang-orang sakit seperti Bartimeus yang buta dari Yerikho menurut cerita Injil hari ini tetapi lebih dari itu. Namun cerita ini ingin menunjukkan kepada kita bahwa Tuhan rela mendengarkan siapa saja yang memohon pertolongan-Nya. Bila sesama manusia seringkali meremehkan sesamanya dan menyuruh Bartimeus diam, namun Tuhan Yesus justru memanggil Bartimeus datang kepada-Nya lalu menyembuhkannya. Inilah cara Tuhan menunjukkan sikap belaskasih-Nya kepada siapa saja tanpa kecuali. Ia siap melayani sebagai imam, siap pula sebagai nabi mewartakan kebaikan Allah melalui perbuatan-Nya dan menunjukkan sikap sebagai gembala untuk menerima Bartimeus yang memohon bantuan-Nya.

Sebagai kaum dan bangsa terpilih, sikap dan tindakan Kristus kiranya menjadi tolak ukur hidup kita di tengah dunia ini sambil mengatakan kepada semua orang tentang perbuatan-Nya yang ajaib itu.

Rabu, Mei 25, 2016

MENJADI HAMBA BAGI SEMUA !

Bercita-cita menjadi hamba di zaman ini mungkin akan sangat diremehkan oleh siapa pun jika pekerjaan hamba itu dikonotasi sebagai pekerjaan para hamba pada zaman Romawi kuno. Pada zaman itu hamba-hamba siap mengerjakan apa saja guna melayani tuannya (kaum bangsawan, raja, kaisar), dari pekerjaan yang paling baik sampai dengan yang paling buruk tanpa perikemanusiaan. Kalau seorang hamba tidak menjalankan tugasnya dengan baik ia akan disiksa atau dihukum mati diujung  pedang para algoju.

Menjadi hamba menurut Tuhan Yesus dalam wejangan-Nya hari ini berarti mau merendahkan diri untuk melayani siapa saja yang membutuhkan pelayanan. Dua orang bersaudara, Yakobus dan Yohanes, tergoda melihat pekerjaan Yesus. Mereka melihat Yesus demikian terkenal dan menjadi idola rakyat kecil di Israel. Kemana saja Dia pergi orang banyak berbondong-bondong mengikuti-Nya. Banyak orang berpikir bahwa kuasa yang ada pada-Nya sangatlah cocok kalau Yesus diangkat menjadi raja untuk melawan para penjajah Romawi yang saat itu menguasai Israel. Yesus pasti akan didaulat menjadi pemimpin baru Israel. Sebelum terlambat dua-duanya melamar minta jadi pendamping yang akan duduk sebagai "wakil dan sekretaris" Yesus. Ternyata lamaran keduanya salah alamat. Hal duduk di sebelah kiri kanan Yesus bukan urusan Tuhan Yesus tetapi urusan Bapa. Mendengar ini semua murid lain mempersalahkan kakak beradik ini (Mrk 10: 32-45).

Pekerjaan Yesus bukan menata kerajaan dunia seperti yang diinginkan kaum tertindas bangsa Yahudi saat itu melainkan mempersiapkan hati mereka untuk sama-sama menata Kerajaan Allah yang sudah dimulai dengan kehadiran-Nya, sebab Dia adalah utusan Allah yang datang dari surga. Ia adalah Mesias yang diutus untuk menyelamatkan umat manusia dari belenggu dosa dan maut. Untuk menata kerajaan-Nya semua orang harus bertobat dan siap memikul salib, rela meminum cawan bersama-Nya (rela menderita, disalib) seperti yang dinubuatkan-Nya. Seperti Dia yang rela menderita dan siap dibunuh namun yang akan bangkit lagi dari antara orang mati. Sebuah proses yang harus Dia lalui untuk menebus dosa manusia.

Guna memasuki proses ini seorang murid Tuhan hendaknya siap menjadi hamba dalam kerajaan-Nya, merendahkan diri seperti Dia yang telah turun dari surga dan telah menjadi hamba bagi semua orang yang datang kepada-Nya. Hamba yang selalu "stand by" dalam posisinya untuk melayani dan melayani tanpa batas waktu dan tanpa pamrih. Bagi seorang hamba yang bekerja dalam Kerajaan-Nya bukanlah mencari hormat, kuasa dan nama besar melainkan menjadi saksi untuk mengatakan Allah itu mahabaik dan maha belaskasih. Dia rela mengutus Putera-Nya untuk menyelamatkan manusia dari dosa dan kematian abadi, melalui salib dan kebangkitan-Nya.

Setelah menyaksikan semua yang telah dikerjakan Yesus dalam hidup dan karya-Nya, Petrus percaya bahwa semua perbuatan Tuhan ini adalah pemenuhan dari janji penebusan Allah atas umat pilihan-Nya. Oleh karena itu Petrus mengajak segenap umat-Nya agar selalu bersyukur atas karya agung ini, bersyukur atas Dia yang telah menebus umat-Nya bukan darah binatang tetapi darah-Nya sendiri. Tulis Petrus: "kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. Oleh Dialah kamu percaya kepada Allah, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan yang telah memuliakanNya, sehingga imanmu dan pengharapanmu tertuju kepada Allah".  (1Ptr 1:18-19,21)

Menjadi hamba bagi semua merupakan tanda iman kita untuk mengambil bagian dalam pekerjaan Tuhan bukan dengan mencari kedudukan, nama dan kuasa tetapi siap melayani seperti hamba yang setia agar semua orang yang dilayani dapat menikmati rahmat keselamatan dari Tuhan.

Selasa, Mei 24, 2016

HIDUP SEBAGAI ANAK-ANAK YANG TAAT !

Dalam dunia militer dan kepolisian semangat atau disiplin ketaatan sangat dijunjung tinggi dan amat mudah ditemukan. Setiap orang harus mengatakan "siap" jika pimpinannya atau orang yang lebih tinggi pangkatnya sedang berbicara atau sedang memberi instruksi. Namun sering terjadi ketaatan yang ditemukan di sana adalah ketaatan tanpa kebebasan berbicara atau berpendapat, sebab semuanya diatur menurut standar operasional militer. Itulah disiplin dan gaya hidup dunia militer. Dengan disiplin seperti ini mereka mengabdi menjaga keamanan dan membela negara dari musuh-musuhnya.

Hidup sebagai anak-anak yang taat yang dikehendaki Tuhan menurut surat pertama Petrus hari ini adalah: "Hidup sebagai anak-anak yang taat dan tidak menuruti hawa nafsu seperti sebelum menjadi murid Kristus, tetapi menjadi kudus di dalam seluruh perjalanan hidup sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil setiap orang secara pribadi  (bdk 1Ptr 1:14-15). Ketaatan yang dikehendaki Tuhan adalah ketaatan untuk mencapai tingkat hidup yang lebih tinggi nilainya dari kehidupan biasa yaitu, guna mencapai kekudusan. Namun Tuhan tetap memberi kebebasan dalam menjalankan semangat itu sesuai dengan kehendak bebas yang dianugerahkan-Nya kepada setiap pribadi manusia. Ketaatan kepada kehendak Tuhan adalah hukum tertinggi karena dengan ketaatan seseorang dapat mencapai kekudusan.

Dalam kaul religius kaul ketaatan adalah kaul yang paling tinggi yang menjamin seorang religius dapat menghayati kaul kemiskinan dan kemurnian/ keperawanan dengan baik. Dengan ketaataannya kepada Tuhan dan sesama seseorang memasuki pintu kerendahan hati dari dirinya sendiri dalam usaha mencapai persatuan dengan Allah yang bertahta di tempat mahakudus. Ketaatan kepada kehendak Allah dapat juga terwujud dalam kesediaan seseorang untuk meninggalkan segala-galanya demi Kerajaan Allah. Dalam semangat ketaatan itu seorang murid Tuhan percaya bahwa Allah akan menjamin hidupnya secara penuh, sesuai janji-Nya yang kudus, bahkan bisa mendapatkan imbalan 100 kali lipat (bdk Mrk 10:28-31). Ketaatan adalah salah satu jalan menuju kekudusan dan oleh kekudusan itu kita dapat mencapai persatuan dengan Tuhan yang mahakudus.

Senin, Mei 23, 2016

HIDUP PENUH HARAPAN PADA-NYA !

Dalam surat apostolik memasuki abad 21,  Santu Yohanes Paulus II menulis tentang bagaimana kita mengobarkan harapan dalam menghadapi abad yang penuh tantangan ini. Abad dengan kemajuan komunikasi modern ini tampaknya menjadi abad yang liar karena banyak orang membangun keakraban maya dengan yang jauh dan mengusir jauh-jauh mereka yang dekat. Abad ini juga menawarkan banyak kepalsuan yang telah menjerumuskan banyak orang ke dalam lubang kejahatan dan dosa, karena penipuan serta pornografi di dunia maya. Akibatnya banyak orang menderita kehilangan harga diri, harta dan nama baiknya.

Menghadapi abad ini St. Yohanes Paulus II menawarkan kepada kita cara-cara untuk bertahan di dalam godaan-godaan itu dengan tetap mengandalkan kuasa Tuhan melalui karya Roh-Nya yang kudus. Sebagaimana Roh Kudus mengubah kehidupan orang-orang percaya sejak awal Gereja hingga sekarang ini, demikian pun kita selalu membangun harapan menuju masa depan agar boleh hidup di bawah bimbingan-Nya setiap hari. Bila Roh Kudus selalu diandalkan untuk membimbing hidup dan karya kita niscaya hidup kita akan tetap berada di jalur keselamatan.

St. Petrus dalam suratnya hari ini menasihati jemaatnya agar semua orang yang lahir baru dalam kuasa Roh Kudus hendaknya hidup dalam harapan akan datangnya kedamaian, meskipun mereka sedang mengalami banyak penderitaan akibat penganiayaan yang terjadi. Setiap orang perlu mengambil hikmah positip di balik penderitaan itu, guna membangun iman yang lebih murni, kokoh dan tahan uji. Ia membandingkan kemurnian iman itu bagaikan emas yang harus diuji kemurniannya dengan api. Tujuannya tidak lain dari pada supaya bisa menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi sekalian orang yang percaya. (bdk 1Ptr 1:4)

Sedangkan injil Markus hari ini menceritakan tentang keinginan seseorang yang ingin mencapai hidup kekal. Akan tetapi ia tidak bisa mencapai hidup kekal itu ketika ia tidak bisa melepaskan diri dari ketergantungannya kepada segala harta duniawi yang dimilikinya. Ia tidak bisa mencapai hal itu karena ia mengandalkan hartanya bukan Tuhan yang disapanya "baik". Hidup kekal adalah hidup di mana Allah menjadi satu-satunya andalan bagi kebahagiaannya di dunia dan di akhirat. Orang kaya itu memang sudah menjalankan semua yang disarankan dalam hukum Taurat, namun semua itu dapat dilakukan oleh siapa saja yang percaya kepada Allah. Setiap pengikut Kristus harus memiliki komitmen yang lebih istimewa dari itu, di mana seseorang tidak mengharapkan apa-apa dari harta duniawinya selain mengandalkan segala kekayaan yang dimiliki Tuhan sendiri dan yang siap dibagikan kepada siapa saja yang rela berkorban untuk memajukan kerajaan-Nya.

Keterikatan kepada harta dunia membuat seseorang tidak memiliki harapan untuk mencari dan memiliki harta surgawi. Menjadi pengikut Kristus berarti menjadi orang yang hidupnya selalu mengandalkan kebaikan dan rahmat Tuhan dan bukan mengandalkan hartanya.

Minggu, Mei 22, 2016

SATU KESATUAN DALAM KASIHNYA YANG SEMPURNA (Hari Raya Tritunggal Mahakudus)

Negara Indonesia berdiri di atas satu filosofi dasar yang sama, yang bernama PANCASILA dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Filosofi dan semboyan ini telah berhasil mempersatukan pulau-pulau dengan penduduknya yang beraneka ragam, mempersatukan agama-agama supaya hidup berdampingan dalam damai, menerima semua budaya dan memeliharanya dengan baik agar semakin memperindah negeri ini karena keragamannya, menghargai kehadiran setiap suku dan etnis sebagai citra Allah yang sama dengan hidup saling mengasihi. Dengan menyaksikan semua ini kita boleh berkata: "Pancasila berhasil mengikat keberagaman Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika berhasil mempersatukan semangat perjuangan rakyatnya. Di dalam persatuan dan semangat ini Indonesia Raya bukan hanya besar secara fisik tetapi kaya akan kasih persaudaraan yang mempersatukan semuanya. Keyakinan akan Allah telah melahirkan semangat memperjuangkan harkat peradaban manusia, mengobarkan semangat persatuan dan musyawarah mufakat serta keadilan sosial.

Kemuliaan Allah tak terjangkau oleh pikiran dan perasaan manusia, demikianpun keagungan Allah Tritunggal Mahakudus tak bisa dipahami maknanya dengan akal manusia biasa selain dengan iman, harap dan kasih. Kitab Amsal dalam bacaan pertama melukiskan kehadiran Allah di bumi ini dengan menamakan diri-Nya sebagai Kebijaksanaan. "Sebelum segala sesuatu diciptakan Aku sudah ada, Aku ada sebagai sumber kegembiraan" - "Aku ada sertaNya sebagai anak kesayangan, setiap hari aku menjadi kesenanganNya, dan senantiasa bermain-main di hadapanNya; aku bermain-main di atas muka bumiNya dan anak-anak manusia menjadi kesenanganku. Oleh sebab itu, hai anak-anak, dengarkanlah aku, karena berbahagialah mereka yang memelihara jalan-jalanku"(Ams 8:30-32). Allah hadir sebagai Roh Kebijaksanaan yang menjadi sumber sukacita bagi anak-anak manusia dan atas segala ciptaan-Nya. Menurut St. Paulus, dasar hidup manusia untuk mengenal dan menerima segala kasih karunia Allah adalah imannya. Iman diteguhkan oleh harapan dan dikuatkan oleh kasih. Sedangkan kebijaksanaan ini adalah karunia Allah yang membuat kita mampu menerima dan percaya bahwa Allah adalah satu-satunya kekuatan dan sumber kegembiraan bagi anak-anak manusia.

Kebijaksanaan itu sesungguhnya berasal dari Roh Kebenaran, Roh Kudus yang mengajarkan kita akan segala kebenaran yang berasal dari Allah. Roh Kebenaran itu akan memuliakan Yesus Kristus dan akan memberitakan segala sesuatu yang berasal dari pada-Nya. Dalam Roh Allah mencipta dan menjaga, dalam Roh Allah mengampuni dan menebus dan dalam Roh juga Allah mengajar, menolong dan mengibur umat-Nya. Roh itulah yang mempersatukan semuanya dalam kasih-Nya yang sempurna.

Orang katolik Indonesia secara lahiriah hidup dan karyanya dijamin dan dijaga kenyamanannya oleh Pancasila, UUD 45 dan Bhineka Tunggal Ika dan secara rohaniah hidup dan karyanya diberkati, dipersatukan, dijaga dan ditebus oleh kasih Tritunggal Mahakudus yang maha sempurna.

Sabtu, Mei 21, 2016

DOA ORANG BENAR SANGAT BESAR KUASANYA !

Banyak orang di kampung itu selalu mencarinya setiap hari, terutama mereka yang tertimpa masalah dan yang menderita sakit. Namanya dengan cepat terkenal ke kampung lain bahkan hingga ke kota karena doa-doanya yang sakti, saking banyaknya kesembuhan yang dialami para penderita yang didoakannya. Dia memang seorang yang jujur, setia dan dikenal tekun berdoa, serta aktif mengambil bagian dalam pelayanan sosial membantu mereka yang susah dan berkekurangan. Ia punya kebun cengkeh dan kopi dengan hasil yang cukup memuaskan setiap tahunnya. Di kebun cengkeh itu ia membangun sebuah gua Maria untuk keluarganya. Di gua itulah ia bermeditasi dan berdoa rosario setiap malam, kadang-kadang sendiri dan sesekali bersama istri dan anaknya 4 orang. Ia ingin menjadikan keluarganya sebagai keluarga teladan dalam hal ketekunan berdoa dan bekerja, jujur dan setia dalam relasi dengan sesama. Motto hidup keluarga: "Karena Tuhan kami hidup, untuk Tuhan dan sesama kami mengabdi". Nama panggilannya: Krispi.

St. Yakobus dalam bacaan pertama hari ini menganjurkan:"Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya" (Yak 5:14-16). Allah, Bapa kita di surga diyakini sebagai Allah yang maharahim, mahamurah, mahabaik, pengasih dan penyayang. Namun segala hal yang istimewa itu tidak otomatis kita dapatkan jika kita tidak menjalin hubungan kasih dengan-Nya melalui doa, pujian dan penyembahan dalam kebenaran, ketekunan, kejujuran dan kesetiaan. Salah satu orang benar yang diambil sebagai contoh oleh Yakobus adalah nabi Elia.

Seseorang itu dapat dinilai benar dan baik, jika ia datang kepada Tuhan dalam sikap seperti seorang anak kecil, yang menggantungkan seluruh hidupnya kepada orangtuanya. Anak kecil itu riang, polos dan jujur. Yang memiliki Kerajaan Allah adalah mereka. Kata Yesus: "Biarkan anak-anak itu datang kepadaKu, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." (Mrk 10:14-15)

Tuhan Yesus telah mengajarkan kita bahwa Allah itu Bapa. Bapa yang mencipta, memelihara, mengampuni dan menebus dosa-dosa dengan perantaraan Yesus Kristus, Putera-Nya. Dalam Yesus, kebaikan dan kemurahan-Nya tak perlu diragukan lagi. Allah Bapa dapat memberikan segala yang kita perlukan melalui doa, jika kita bertekun, jujur, setia dan hidup dalam kebenaran.

Jumat, Mei 20, 2016

MULIANYA PERKAWINAN KATOLIK, TAK TERPISAHKAN !

Semua orang katolik tahu bahwa nilai luhur dari sakramen perkawinan dalam Gereja Katolik itu adalah satu untuk seumur hidup serta tak terpisahkan dalam untung dan malang. Semua pasangan nikah yang menerima perkawinan katolik, baik pria maupun wanita, berjanji: "Aku mencintaimu seumur hidup, dalam untung dan malang, baik waktu sehat maupun waktu sakit". Saat itu wajah dan mata pengantin saling bertatapan satu sama lain dalam aroma cinta yang berkobar 100%. "Tiada orang lain selain dikau seorang" itulah ungkapan cinta yang sangat sakramental dari keduanya di hadapan Tuhan, pejabat Gereja, para saksi, dan umat Allah yang hadir. Sesudahnya ada resepsi pernikahan mulai dari tingkat yang paling istimewa hingga ke tingkat yang paling sederhana. Di tempat itu semakin banyak kerabat dan undangan yang hadir. Mereka semua juga berharap agar pekawinan itu langgeng seumur hidup, tak terceraikan dalam untung dan malang.

Kita bersyukur ketika hingga saat ini kita menyaksikan bahwa lebih dari 80% dari perkawinan ini Katolik itu utuh dan langgeng seumur hidup. Namun kita juga sedih bahwa 20% dari perkawinan yang sakramental ini gagal,  ingkar janji, alias bercerai karena banyaknya masalah rumah tangga. Tampaknya angka perceraian ini semakin tahun semakin meningkat. Keadaan inilah yang mendorong Paus Fransiskus mengundang para Uskup untuk   bersinode di Roma tahun 2014 dan 2015 dengan thema tentang Keluarga. Keadaan yang mencemaskan ini sungguh mengancam rumah tangga Kristiani di mana saja di seluruh dunia, karena itu kita semua diminta agar selalu berdoa untuk keutuhan rumah tangga Kristiani.

Ketika Yesus ditanya bagaimana pendapat-Nya tentang perceraian dalam hukum Yahudi, Ia dengan tegas menjawab:"Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." Lalu kataNya kepada mereka: "Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah."(Mrk 10:9,11-12). Janji perkawinan di hadapan Tuhan adalah sebuah sakramen, sebuah janji suci atau sumpah yang tak boleh diingkari, melainkan yang harus dipelihara demi kebahagiaan, demi terpeliharanya rahmat Tuhan secara turun temurun. Banyak resep yang diberikan para pakar psikologi untuk memelihara keutuhan keluarga Kristiani, namun yang paling utama adalah keluarga perlu doa bersama, supaya dengan bantuan Roh Kudus keluarga itu selalu hidup rukun dan damai.

Guna memelihara rumah tangga yang utuh, lestari sampai mati, St. Yakobus dalam suratnya hari ini menasihati jemaatnya dengan berkata: "Janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan" (Yak 5:9,11). Tuhan itu penyayang dan pengasih, maka  setiap anak-Nya diminta agar berusaha hidup dalam kasih, damai, rukun, jujur dan setia dalam cinta, baik kepada Allah maupun kepada sesama. Orang yang telah dipersatukan dalam sakramen perkawinan sesungguhnya telah hidup sehati sejiwa dan memiliki karunia kasih yang amat istimewa lebih dari pada orang lain yang belum menikah. Sebab mereka telah dengan bebas berjanji di hadapan umum dan resmi dipersatukan dan dikuduskan menjadi satu daging dalam nama Tuhan dan janji itu berlaku sampai maut memisahkan mereka.

Kamis, Mei 19, 2016

MEMILIKI SEMANGAT DAMAI !

Hidup dalam damai dengan siapa pun adalah kerinduan orang-orang baik dan benar. Kita bersyukur kalau lingkungan di mana kita berada semua orang memiliki semangat cinta damai. Akan tetapi kerinduan seperti itu sulit didapatkan, karena ada saja sama saudara di sekitar kita yang tidak suka akan hidup damai, saking curiganya, sombong dan suka bersaing serta senang melakukan penyesatan-penyesatan dan manipulasi.

Keadaan hidup yang diungkapkan Tuhan Yesus dalam Injil hari ini menggambarkan hal-hal yang membuat manusia tidak nyaman dalam hidupnya, yakni jika terjadi penyesatan terhadap anak-anak, jika seenaknya manusia melakukan kejahatan demi kesenangan hidup  duniawinya. Kata Yesus: "adalah lebih baik bagimu masuk Kerajaan Surga tanpa lengan atau kaki yang utuh daripada dengan utuh masuk ke dalam neraka" (bdk Mrk 9:41-50). Sabda yang keras ini menyatakan keinginan Tuhan agar manusia menjaga sikap hidupnya supaya selaras dengan kehendak-Nya. Hidup yang tak suci adalah hidup yang tak pantas di hadapan-Nya.

Surat Yakobus hari ini dengan tegas menyatakan keberpihakannya kepada orang-orang yang lemah dan menderita, karena keserakahan dan ketidakadilan yang dilakukan sesamanya. Ia mengeritik para cukong - orang-orang berada, orang-orang sombong yang suka memeras dan bertindak tidak adil atas para pembantu dan para buruhnya. Pemerasan, ketidakadilan dan pembunuhan karakter sesama manusia adalah cara hidup yang bertentangan dengan "justice and peace" dalam hidup bersama.

Melalui surat ini Yakobus ingin mendidik umat Kristen awal agar hidup sesuai dengan iman, sebab ia melihat adanya praktek hidup yang tidak sesuai dengan moral Kristiani. Pada bab dua ia sudah menulis demikian: "Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati. (Yak 2:20,26). Iman harus dinyatakan dalam perbuatan yang benar, bukan dalam sikap hidup yang membuat sesama menderita.

Tujuan Yakobus menulis semua ini yaitu:
@ untuk membangun semangat orang percaya Yahudi yang sedang menderita berbagai pencobaan yang menguji iman mereka,

@ untuk memperbaiki berbagai pengertian yang salah mengenai sifat iman yang menyelamatkan, dan

@ untuk menasihatkan dan membina pembacanya mengenai hasil-hasil praktis iman mereka dalam hidup yang benar dan perbuatan yang baik.

Yakobus tentu ingat akan wejangan Yesus terhadap para murid yang mengatakan: "Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain." (Mrk 9:50). Hidup damai itu bukan sekedar senyum dan tertawa karena senang akan kenyamanan hidup pribadi tetapi senyum dan tertawa ketika kita bisa mengangkat harkat hidup sesama ke tingkat hidup yang lebih baik, rohani dan jasmaninya.

Rabu, Mei 18, 2016

HIDUP MANUSIA BAGAIKAN UAP !

Mungkin mkasih ada banyak orang di bumi ini yang berpikir bahwa hidup ini tak ada batasnya sehingga boleh hidup sesuka hati. Mereka bebas melakukan apa saja sekehendak hatinya sendiri tanpa peduli hukum-hukum Tuhan, Negara dan adatnya. Kehendak bebas menjadi ukuran utama dalam hidup mereka. Mereka tidak peduli pada Pencipta kehidupan ini dan tidak peduli pada tujuan hidup yang harus dicapai.

Berhadapan dengan orang-orang seperti ini St. Yakobus mengatakan: "Ingatlah bahwa hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap dan jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa" (Yak 4:14,17). Dua hal yang patut direnungkan dari nasihat rasul ini: Pertama, hidup manusia itu bagaikan uap saja, yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Waktu hidup kita ini amat singkat dan mengalirnya tanpa terasa. Kitab Mazmur bilang usia manusia itu hanya 70 tahun dan jika kuat 80 tahun. Berjalannya waktu 70 atau 80 tahun rasanya sungguh seperti uap, hanya kelihatan sebentar saja, lalu lenyap. Maka ia menganjurkan agar kita berusaha memanfaatkan waktu yang singkat itu untuk hidup bersama Tuhan dan banyak berbuat baik bagi sesama. Kedua, jika seseorang tahu berbuat tetapi tidak melakukannya maka ia berdosa. Dengan pernyataan ini Yakobus mau menggarisbawahi pentingnya berbuat baik dalam hidup ini, sebab dengan berbuat baik kita menunjukkan kepada dunia bahwa Tuhan itu mahabaik dan dengan berbuat baik, kita membuat hidup ini bermanfaat bagi sesama, seperti kata pepatah gajah mati meninggalkan belangnya dan harimau mati meninggalkan bulunya. Atau seperti kata Yesus, dengan berbuat baik kita jadi terang dan garam dunia.

Para murid Yesus berkeberatan karena melihat seseorang mengusir setan dalam nama Tuhan. Ini adalah perbuatan baik menolong orang yang kerasukan. Selama perbuatan baik yang dilakukan seseorang sesuai dengan kehendak Allah dan ajaran yang benar, biarkan dia melakukannya sebab dengan itu dia memuliakan nama Tuhan (Mrk 9:38-40). Selagi dia memuliakan nama Tuhan berarti dia percaya pada Tuhan dan ingin berbuat baik karena Tuhan, bukan karena dirinya sendiri. Tak ada perbuatan baik yang dilakukan manusia tanpa penyertaan rahmat Allah. Allah hadir dalam diri orang yang suka berbuat baik terhadap sesamanya.

Dalam kenyataannya, di dunia ini banyak orang yang bukan pengikut Kristus juga tahu berbuat baik karena dalam imannya mereka yakin akan kehadiran Tuhan dan pahala dari Tuhan atas perbuatan baik mereka. Mereka ini mengimani Tuhan melalui perbuatannya yang baik. Akan tetapi jika seseorang tahu berbuat baik tetapi tidak melakukannya maka ia berdosa. Oleh karena itu jangan pernah berhenti untuk berbuat baik. Amin.



Selasa, Mei 17, 2016

LAWANLAH IBLIS !

Wajah setan sangat seram, buruk dan sangat menakutkan. Saya sendiri pernah melihatnya satu kali selama 15 detik di senja hari dekat pekuburan dari sebuah kampung. Setan itu tidak berbuat apa-apa terhadap saya selain menunjukkan wajahnya yang seram dan membuat saya terkejut. Saat itu secara spontan saya menyerukan nama YESUS, lalu dia pergi tanpa menoleh. Matanya empat, letak mata seperti dua tingkat atas bawah, bertanduk dua dan wajahnya sangat buruk. Pekerjaan setan: mengganggu, menggoda, membuat manusia takut, cemas, gelisah, sakit. Setan merasuk manusia agar manusia selalu merasa tidak bahagia atau merasa tidak dicintai oleh Tuhan. Dia adalah roh yang jahat pekerjaannya suka mengganggu dan menggoda manusia agar manusia senang hidup dalam kejahatan.

Guna mengatasi pengaruh setan ini St
Yakobus dalam suratnya hari ini menasihati para pembacanya dengan berkata: "Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah. Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! Dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!" (Yak 4:4,7-8). Mengapa iblis harus dilawan?

Pertama, kita adalah anak-anak Allah, makluk mulia yang memiliki nafas kehidupan Allah dalam diri kita. Setan takut kepada manusia. Kedua, Roh beserta karunia Ilahi yang ada dalam diri kita jauh lebih kuat kuasa-Nya dari pada kuasa roh jahat. Ketiga, setan takluk di bawah kuasa Allah. Kalau kita hidup dalam Tuhan maka setan tak akan mampu melawan kita. Atas dasar kuasa ini kita harus melawan setan bukannya takut kepada setan.

Suatu saat dalam suatu perjalanan pastoral, Tuhan Yesus bernubuat tentang misi penderitaan yang bakal dihadapi-Nya kepada para murid. Namun para murid kurang memperhatikan nubuat itu karena hati mereka telah dirasuki pikiran kesombongan guna mencari kedudukan dan kuasa. Mereka bertengkar tentang siapa yang terbesar di antara mereka bila Yesus terpilih menjadi raja dunia. Mendengar hal itu Yesus mengatakan bahwa orang yang bisa mendapat kedudukan dalam kerajaan-Nya hanyalah orang yang rendah hati seperti pelayan - yang selalu ingin menjadi terkemudian dan siap melayani. "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya." Kekuasaan tidak dicari tetapi dengan sendirinya akan diberi jika manusia memiliki hati mau melayani sesamanya (bdk Mrk 9:30-37). Jika kekuasaan itu dicari dan didapatkan melalui pertengkaran maka hati manusia akan digerogoti nafsu untuk bersaing, bertengkar dan mementingkan diri sendiri lalu timbullah kecemburuan dan iri hati beserta segala efek buruk yang timbul dari padanya. Di mana ada hal-hal jahat di situ setan bekerja mendustai kebenaran dan menyesatkan manusia. Maka lawanlah segala keinginan jahat dengan hidup dalam persahabatan dengan Tuhan.


Senin, Mei 16, 2016

DUSTA MELAWAN KEBENARAN !

Seorang anak kecil yang belum tahu apa artinya menipu dan bagaimana cara menipu, biasanya akan berkata polos dan jujur tentang apa yang dia lihat dan tahu. Karena itu pada suatu saat Yesus pernah berkata: "kalau kamu tidak berlaku seperti anak kecil ini, maka kamu tidak layak masuk Kerajaan Surga". Artinya orang yang tidak jujur, tidak pantas masuk Kerajaan Allah. Akan tetapi pada zaman ini kita semua tahu bahwa kebiasaan menipu melawan kebenaran sudah terjadi di mana-mana dan dalam segala bidang kehidupan manusia. Manusia itu suka menipu seringkali dilakukan demi keuntungan dirinya sendiri atau guna menyembunyikan kejahatan yang dilakukannya atau juga demi mendapatkan keuntungan yang besar dari kerjanya. Contoh yang paling cocok dalam hal menipu melawan kebenaran adalah tipuan imam-imam kepala yang menyebarkan berita bahwa Yesus tidak bangkit dari antara orang mati, melainkan jenasahnya dicuri para murid-Nya, setelah mereka membungkam para serdadu penjaga makam Yesus dengan uang sogok.

Apa kata rasul Yakobus tentang menipu? "Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran! Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan" (Yak 3:14-15). Menipu demi mencari keuntungan bagi diri sendiri adalah hikmat yang berasal dari dunia, dari hawa nafsu manusia dan dari setan-setan. Dengan demikian menipu itu termasuk sebuah kejahatan karena berusaha memanipulasi kebenaran demi keuntungan. Orang yang suka menipu adalah orang yang tidak memiliki integritas diri yang benar, sulit dipercaya dan menyusahkan sesamanya. St. Yohanes menulis dalam Injilnya bahwa bapa dari para pendusta adalah iblis alias setan.

Setan ingin memanfaatkan anak kecil dalam Injil hari ini menjadi sarana kemunafikan atau penipuannya. Ia merasuki anak itu dan membuatnya jadi bisu dan tuli, dengan tujuan agar anak ini tidak bisa mendengar tentang kebenaran dan dan tak bisa mewartakan kebenaran itu. Ia akan tetap menjadi bisu dan tuli. Lalu ketika orangtua anak itu mohon bantuan para murid, tak satupun dari murid Yesus sanggup menolongnya. Namun ketika melihat Yesus setan dengan segera meninggalkan  anak itu, sebab kata Yesus, yang seperti ini caranya harus dengan berpuasa dan berdoa (Mrk 9:14-29). Kebenaran perlu dipelihara dengan kekuatan hati dan pikiran yang selalu terarah kepada Tuhan dalam doa dan puasa.

Kebenaran Allah tak dapat dibungkam oleh siapa pun dan oleh kekuatan mana pun. Allah dengan kuasa-Nya maha agung ingin agar semua manusia mengenal kebenaran, mencintai kebenaran dan mewartakan kebenaran. Kebenaran itu adalah hikmat Allah yang membuat manusia mengenal siapa penciptanya, bagaimana kehendak penciptanya, apa tujuan penciptanya menciptakan segala yang ada, hikmat kebenaran itu membantu manusia agar tahu bagaimana ia mengelola semua pemberian Allah bagi hidupnya dengan baik dan penuh rasa syukur, kebenaran menghantar manusia kepada keselamatan abadi. Kata Yakobus lebih lanjut: "Hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik"(Yak 3:17).

Jika manusia memanipulasi kebenaran demi keuntungan dirinya sendiri karena harta, jabatan dan kesenangan yang jahat maka perbuatan itu akan membuatnya tersesat. Pada zaman ini kecenderungan seperti ini tampaknya semakin subur dan akibatnya banyak  orang jatuh dalam penderitaan. Menipu kebenaran tidak akan mendatangkan kebaikan - keselamatan melainkan kebinasaan.



Minggu, Mei 15, 2016

MEREKA SEMUA PENUH DENGAN ROH KUDUS (HR PENTAKOSTA)

Mungkin banyak orangMEREKA SEMUA PENUH DENGAN ROH KUDUS !

Mungkin banyak orang belum tahu bahwa Pentakosta tahun ini, hari dan tanggalnya terjadi sama seperti Pentakosta pertama yang dialami para rasul di kota Yerusalem. Demikianpun dengan peristiwa penyaliban dan kebangkitan Yesus harinya terjadi sama seperti saat Yesus mengalami semua peristiwa itu 2000-an tahun silam. Tanggal dan harinya selalu terulang kembali sama seperti pertama kali hanya dalam setiap 150 tahun dalam siklus penanggalan Liturgi Gereja Katolik. Baru-baru ini pada hari Jumat Agung terjadi sebuah mujizat di sebuah Gereja di kota Roma yang menandakan bahwa pada hari itu di tanggal yang sama seperti pada tahun ini, Tuhan Yesus wafat di salib. Salib itu mengeluarkan darah segar. Peristiwa ini hanya terjadi sekali dalam kurun waktu 150 tahun.

Sesuai dengan penjelasan di atas sesungguhnya Minggu Pentakosta hari ini sungguh menjadi hari raya yang khusus dan luar biasa dalam sejarah berdirinya Gereja Katolik. Kisah Para Rasul hari ini menampilkan cerita yang sama, Roh Kudus turun atas para rasul seperti janji Yesus sendiri. Hari ini adalah hari yang amat bersejarah dalam iman para rasul, karena oleh terang Roh Kudus mereka mampu melihat dan percaya bahwa Yesus bukan manusia biasa tetapi mengakui dan menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Oleh iman para rasul ini, St. Paulus sebagai rasul terakhir yang dipilih menjadi rasul para bangsa juga mengakui adanya Roh Kudus. Karena itu dalam suratnya kepada umat di Roma yang dibaca dalam bacaan kedua hari ini ia mengatakan: "Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia"(Rom 8:14,16-17)

Baptisan dalam air dan Roh Kudus, memberi jaminan kepada kita bahwa semua yang dijanjikan Bapa melalui Yesus Putera-Nya, akan diterima oleh semua orang yang percaya. Para rasul dan semua pengikut-Nya telah mengalami pemenuhan janji itu, ketika mereka hidup dalam doa bersama penuh kasih menjelang kedatangan Roh Kudus pada hari Pentakosta pertama itu. Kata Yesus: "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu."(Yoh 14:15-17).

Menyadari pentingnya peristiwa hari ini, tak ada cara lain yang lebih indah dari tindakan kita untuk membaharui dunia, selain daripada hidup dalam kasih dan berdoa bersama-sama memohon turunnya kuasa Roh Kudus, agar Tuhan memberikan kita karunia-karunia yang membuat kita sanggup mewujudkan kasih Yesus dalam relasi dengan siapa saja yang kita jumpai dalam hidup bersama di dunia ini. Mari membangun dunia dalam kuasa kasih Roh Kudus....





Sabtu, Mei 14, 2016

SIAPA YANG DAPAT UNDIAN…!

Awal bulan April lalu saya diundang untuk mengikuti undian berhadiah tahunan dari sebuah bank lokal. Banyak nasabah yang hadir dalam acara bersangkutan. Acara dimulai dengan penampilan artis lokal yang mendendangkan lagu dangdut. Pada saat undian dimulai saya memperhatikan wajah para nasabah. Tampaknya mereka penuh harapan untuk mendapatkan hadiah utama yang bernilai 100 juta rupiah. Setelah bola-bola undian dikocok-kocok, diambil dan disusun, Bupati setempat diminta untuk menekan kode di komputer. Beberapa detik angka berjalan dan kemudian berhenti, nama pemenangnya muncul. Pemenang pun dipanggil dan menerima hadiahnya. Horeee! Betapa gembiranya dia, wajahnya berseri-seri.

Undian yang dilakukan para rasul untuk mencari pengganti Yudas tidaklah mewah seperti cerita di atas, sebab mereka tidak melakukan  undian berhadiah tetapi undian untuk menentukan calon pengganti Yudas, pengkhianat, yang telah mati bunuh diri. Para rasul yang berdoa bersama 120 orang murid lain merasa perlu mencari pengganti Yudas. Setelah mereka berdoa bersama, mereka membuang undi, apakah memilih Matias ataukah Barsabas; dan hasilnya yang terpilih adalah Matias. Matias adalah Rasul yang setia, tekun dan bersemangat prihatin. Tahun kematiannya tidak diketahui pasti, namun makamnya terdapat di Trier, Jerman. Hari ini kita rayakan pestanya.

St. Yohanes dalam Injilnya bercerita tentang hakekat menjadi murid. Pertama, Tuhanlah yang memilih kita menjadi murid-Nya. Kedua, memiliki hati yang suka mencintai Allah dan sesama, seperti Kristus sendiri. Ketiga, cinta itu hendaknya terwujud dalam sikap rela berkorban memberikan nyawa bagi sesama dan Tuhan. Keempat, sebagai murid Tuhan seseorang harus bisa menerima sesamanya sebagai sahabat. Kelima, ringan kaki untuk pergi mewartakan dan menghasilkan buah (Yoh 15:9-17).

Matias terpilih melalui undian karena dengan cara itu Tuhan memilihnya, sebab Tuhan tahu Matias memiliki segala kriteria seperti yang dikatakan-Nya dalam Injil tadi.

Apakah Anda sudah atau akan mendapat undian menjadi murid Tuhan seperti Matias? Hemat saya kita semua telah mendapatkan  undian itu melalui tanda sakramen yang kita terima. Sakramen itu secara otomatis mewajibkan kita untuk menghasilkan buah-buah rahmat bagi sesama yang kita layani mulai dari keluarga dan lingkungan di mana kita berada.

Jumat, Mei 13, 2016

YESUS-KU HIDUP…!

Tuhan Yesus bangkit kembali dari antara orang mati bukan cerita baru, tetapi cerita dan kesaksian yang telah berlangsung selama 21 abad. Kisah kebangkitan dan penampakan-Nya sesudah bangkit terus menerus diulangi dalam bacaan-bacaan ekaristi sejak malam Paska hingga beberapa minggu sesudah Paska. Hal kebangkitan Yesus juga diimani dalam rumusan dogma Gereja Katolik pada doa Aku Percaya. Yesus sudah bangkit dari antara orang mati dan Dia hidup. Kehidupan baru yang dimiliki-Nya melampaui waktu, tempat dan jarak. Kehadiran-Nya bisa bilokasi, trilokasi dst, bahkan melampaui langit dan bumi sebab Dia-lah Raja Semesta Alam.

Namun bagi banyak orang, bahkan di dalam kalangan Gereja Katolik, masih terdapat banyak saudara yang menilai dan berpendapat bahwa Yesus bangkit dalam Roh-Nya saja, yang dapat dilihat secara kebetulan oleh para murid-Nya. Sesudah Yesus naik ke surga, Ia hanya hadir dalam Roh-Nya dan dalam sakramen-sakramen yang kita rayakan. Dia menjadi Allah yang jauh, tak terjangkau oleh mata dan pikiran, walaupun Dia bisa menjumpai kita dalam doa, tetapi tak kelihatan. Oleh karena itu tidak heran kalau banyak orang dalam kalangan Gereja mengakui kebangkitaan Yesus hanya dengan mulut-Nya bukan dengan iman yang berakar pada hati dan budinya. Ini bisa terlihat dalam sikap hidup harian, yang jauh dari Tuhan, jauh dari kehendak dan perintah Allah. Banyak orang lebih suka mengandalkan hidupnya pada kekuatan dan cara pikirnya sendiri, tidak pernah membina hubungan yang akrab dengan Tuhan, tetapi membina hubungan akrab dengan para dukun, dengan pemilik ilmu-ilmu gaib dan sihir, mengandalkan jimat-jimat dan kekuatan batu akik, dll. Yesus hanya diperlukan saat baptis, komuni dan pengakuan dosa pertama, saat menikah secara Gerejani dan pada waktu hendak mati dan sesudah mati. Bagi mereka Yesus tetap Allah yang mati, bukan Allah yang hidup.

Paulus dalam Kisah Rasul hari ini diceritakan sebagai Rasul yang tetap mempertahankan pandangannya bahwa Yesus hidup. Pengadilan Roma yang berada di Yerusalem ragu-ragu memeriksa perkara yang berhubungan dengan kesaksian Paulus, karena itu Paulus naik banding agar perkaranya diputuskan oleh kaisar. Pesan Tuhan sebelumnya akan terlaksana, Paulus akan dibawa ke Roma. Di sana pun ia bersaksi bahwa Yesus hidup, wafat tetapi sudah bangkit kembali (Kis 25:13-21).

Yesus yang bangkit kembali dari orang mati memulihkan Petrus dari pengkianatannya terhadap Yesus. Yesus memberi 3 kali pertanyaan yang sama: apakah engkau mengasihi Aku?. Jawaban Petrus mantap dan tanpa ragu-ragu: Benar Tuhan, Engkau tahu aku mengasihi Engkau! Di sini Yesus membutuhkan Petrus sebagai gembala pertama dan utama. Sama seperti ia membutuhkan Paulus menurut Kisah Rasul kemarin. Tuhan membutuhkan Petrus dan Paulus di Roma. Petrus menjadi pemimpin utama dan Paulus menjadi rasul bangsa-bangsa. Semua peristiwa ini terjadi sesudah kebangkitan Yesus. Gereja dimulai sesudah Yesus naik ke surga, meski demikian Ia tetap hadir memimpin Gereja. Luar biasa, Gereja bertahan dengan kokoh hingga hari ini karena Yesus hidup dan selalu hadir menyertai umat-Nya.

Kamis, Mei 12, 2016

KEMENANGAN PAULUS, KARENA TUHAN…!

Dalam urusan perkara manusia di pengadilan selalu ada putusan menang kalah atas sebuah masalah pribadi, bersama, keluarga atau pekerjaan dsb. Yang kalah pasti kecewa dan yang menang pasti senang. Namun seringkali yang kalah mau naik banding ke pengdilan lebih tinggi hingga tingkat mahkamah agung. Pada tingkat –tingkat ini bisa saja hakim membuat keputusan lain dari pengadilan sebelumnya atau mengukuhkan yang sudah ada. Semuanya bergantung kepada status perkara, kepada keterangan-keterangan yang dikumpulkan, pada benar tidaknya semua keterangan dari para saksi dan terdakwa itu sendiri. Perkara selalu rumit dan membuang banyak waktu dan tenaga serta uang.

Setelah sampai di Yerusalem Paulus ditangkap oleh orang Yahudi dan dihadapkan ke pengadilan. Pada saat itu Roh Tuhan bekerja dalam dirinya dan memberi kesaksian tentang kebangkitan Kristus dari antara orang mati. Mendengar kesaksian itu orang Farisi yang percaya akan kebangkitan memihak Paulus, sedangkan orang Saduki menolaknya, maka terjadilah perpecahan di antara pemuka agama yang ada. Paulus tidak jadi diadili dan akhirnya ia naik banding ke Roma atas dasar haknya sebagai warga Negara Romawi. Pada malam harinya Tuhan datang kepadanya dan berkata: "Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma." (Kis 22: 1-30; 23:1-11).

Dalam pengadilan yang kita baca dari kisah di atas dapat kita simpulkan bahwa Paulus telah memberi kesaksian yang benar tentang Tuhan yang dia percaya sebagai Tuhan dan Jurus Selamat. Dia juga percaya bahwa Yesus datang ke dunia ini sebagai pemenuhan nubuat para nabi dalam perjanjian lama, Dia adalah Mesias yang harus mati untuk menebus dosa manusia tetapi pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati. Wafat dan kebangkitan-NYA ini adalah rencana Allah sendiri untuk menggantikan semua korban perjanjian lama yang tidak mendatangkan keselamatan. Korban Yesus dijadikan sebagai pepulih untuk menebus dosa manusia. Kesaksian ini telah memenangkan Paulus dalam pengadilan di tengah bangsanya sendiri, ia tidak jadi dihukum. Pembelaan Paulus atas perkaranya itu telah berhasil memecah belah Farisi yang menerima ajaran tentang kebangkitan dengan Saduki yang menolaknya. Perpecahan di antara dua golongan besar ini membebaskan Paulus dari hukuman di Yerusalem. Tuhan telah merencanakan dia untuk menjadi saksi Kristus di pusat kekafiran Romawi, di kota yang sangat disegani itu. Memang, Allah telah berencana untuk menghancurkan kekafiran Romawi dan mengggantinya dengan iman akan Kristus. Oleh pewartaan Paulus, Roma menjadi pusat kekristenan baru menggantikan Antiokhia. Di Roma pun Paulus menang dan mati sebagai martir sebab kepalanya dipenggal di kota itu. Dari kota mulia inilah sejak Petrus dan Paulus berada di Roma, Roma yang kafir telah berubah menjadi pusat peradaban Kristen yang disegani.

Doa Yesus dalam Injil hari ini sungguh menghibur dan menjadi nubuat bagi perkembangan agama Kristen selanjutnya karena Roma telah menjadi lambang kekokohan serta persatuan agama Katolik yang kudus, katolik dan apostolik hingga sekarang ini. Semua itu terjadi karena kemenangan Paulus, Petrus dan para martir yang mati di Roma. Dari kota mulia ini para Paus memerintah Gereja sehingga Gereja kita tetap utuh dalam keyakinan imannya akan Tuhan. Yesus berdoa agar mereka selalu bersatu. Intensi doa ini secara tak langsung memberi gambaran kepada dunia bahwa Yesus datang dari Tuhan (bdk Yoh 17:11b-19).

Kemenangan Paulus terjadi karena kuasa Roh Tuhan yang menyertainya dan Tuhan sendirilah yang merencanakan semua itu. Kemenangan kita untuk menjadi saksi-NYA juga terjadi bukan karena kehebatan dan kepandaian kita di hadapan dunia, melainkan karena ada Roh Penolong yang menopang kita dengan kebenaran yang diajarkan-NYA. Tuhan telah bangkit dan telah menang atas dosa dan maut. Ia juga memenangkan kita bila kita berada dalam kesesakan.

Rabu, Mei 11, 2016

AWAS, ADA BANYAK SERIGALA…!

Serigala termasuk salah satu binatang buas, pemakan daging. Sifatnya suka mencuri binatang peliharaan manusia. Maka dalam dunia rohani binatang ini dipakai untuk menggambarkan sifat manusia yang suka mencuri, merampok, memanipulasi dan melakukan korupsi, baik secara terang-terangan maupun secara tersembunyi.

Jikalau melihat keadaan dunia manusia dewasa ini maka benar sekali kata Paulus kepada jemaat di Efesus: "hati-hati, di sekitarmu ada banyak serigala"…! Serigala yang dimaksudkan Paulus di sini ada dua: pertama, serigala setan yang kerjanya mencuri hati manusia agar condong kepada hal-hal jahat; dan kedua, serigala manusia yang suka mencuri, merampok, memanipulasi dan para koruptor yang mencuri apa saja demi keuntungan pribadi, keluarga, perusahaan, dsb. Faktanya, ya tidak salah, dalam dunia ini, baik yang duniawi maupun yang rohani,  berkeliaran setan-setan yang suka menjerumuskan hati manusia agar senang dengan kejahatan-kejahatan;  dan juga berkeliaran manusia yang kerjanya suka mencuri, memanipulasi, dan korupsi. Meskipun penjara-penjara telah penuh sesak dengan orang-orang seperti ini, namun tetap saja ada manusia yang senang hidup dengan cara-cara seperti serigala.

Paulus telah bekerja beberapa tahun di seputar wilayah Efesus dan kini karena kehendak Tuhan dia harus pergi dari situ. Dia dan seluruh umat merasa sedih dengan perpisahan itu, maka Paulus menasihati umatnya dengan berkata: "Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperolehNya dengan darah AnakNya sendiri. Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu" (Kis 20:28-29).

Paulus tahu akan tantangan dan godaan yang bakal dialami oleh para penatua jemaat dan juga jemaat itu sendiri. Maka mereka harus menjaga diri, tetap teguh dalam iman akan Yesus Kristus, meskipun banyak serigala yang akan menggoda dan menghancurkan imannya itu. Paulus masih berharap bahwa mereka tetap mengenangkan semua jasanya selama 3 tahun hidup dan bekerja di antara mereka. Ungkapan harapan Paulus seperti ungkapan harapan seorang ayah terhadap anak-anaknya. Dalam ungkapan itu terimplisit rasa kasih sayang serta kerinduan yang diakibatkan oleh perpisahan. Paulus sesungguhnya tidak tega meninggalkan mereka semua. Namun ia harus memenuhi panggilan Tuhan untuk bersaksi di Roma, meskipun sebagai seorang tawanan.

Ketika Yesus hendak meninggalkan dunia ini dia bukan hanya menyampaikan pesan perpisahan tetapi juga berdoa dalam keharuan untuk para murid dan orang yang mengimani Dia: "Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firmanMu adalah kebenaran. Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepadaKu oleh pemberitaan mereka; Ya Bapa, Aku mau supaya, di manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepadaKu, agar mereka memandang kemuliaanKu yang telah Engkau berikan kepadaKu, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan"  (Yoh 17:15-18,20,24). Yesus rindu agar para pengikut-NYA bisa bersama-sama menikmati hidup surgawi bersama-NYA dalam kerajaan kekal. Sebuah gambaran keinginan seorang sahabat untuk para sahabatnya. Yesus juga takut akan serigala-serigala buas yang bisa menerkam mereka bila Dia sudah tidak ada bersama mereka lagi.

Dalam doa-NYA, Yesus sangat berharap bahwa Bapa mau memelihara dan melindungi para murid-NYA serta seluruh umat Allah agar bebas dari gangguan to serigala-serigala yang berkeliaran mencari mangsanya.

Selasa, Mei 10, 2016

TAK KUHIRAUKAN NYAWA-KU…!

Para tentara yang ditugaskan ke medan perang demi membela negara atau demi tugas kemanusiaan yang harus mereka lakukan, pada umumnya mereka tidak pernah memikirkan keselamatan dirinya sendiri selain keselamatan mereka yang dibela atau ditolong. Komitmen tentara adalah komitmen mati hidup untuk negara dan sesama. Mental mereka sudah diasah menjadi pahlawan.

Disemangati oleh kuasa Roh Kudus Paulus dalam perjalanan pewartaannya hanya memikirkan tujuan dari pelayanannya, yaitu demi kemuliaan Tuhan dan demi keselamatan sesama yang percaya akan Kristus oleh pewartaannya. Ketika dia ditangkap dan harus pergi ke Yerusalem, setiba di Miletus ia menyuruh seseorang pergi ke Efesus memanggil semua penatua agar datang ke Miletus untuk bertemu dengannya. Dalam wejangannya kepada para penatua itu, Paulus mengenangkan kembali semua jerih payahnya dalam karya pewartaan di tengah-tengah mereka, yaitu tentang ancaman pembunuhan yang diterimanya, air mata pergumulannya, serta pengalaman batinnya akan Tuhan.

Oleh Roh Kudus ia telah diberitahu tentang semua hal yang akan terjadi dengan dirinya, bahwa ia akan menderita dan dipenjarakan. Namun ia berkata: “aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan dapat menyelesaikan pelayanan yang Tuhan Yesus kepadaku, untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah”. Namun ia berkata lagi: “aku bersih dan tidak tidak berbuat salah sedikitpun terhadap siapapun” (bdk Kis 20:17-27). Sejak menerima Roh Kudus Paulus bermental seperti seorang pahlawan. Ia tak pernah takut terhadap kuasa dunia ini. Baginya, kematian itu merupakan suatu keuntungan, sebab ia tahu dengan kematian ia akan segera bersatu dengan Kristus.

Dalam perjamuan malam terakhir Yesus juga berdoa agar Bapa segera mempermuliakan Dia agar Diapun mempermuliakan Bapa melalui salib yang akan diterima-NYA. Yesus sengaja meminta itu dari Bapa-NYA supaya semua yang telah diberikan Bapa kepada-NYA, yakni para murid dan orang-orang percaya segera tahu bahwa Ia datang Bapa dan diutus oleh Bapa untuk keselamatan dunia serta segala isinya. Dalam doa ini Tuhan Yesus tidak memikirkan lagi nyawa-NYA melainkan supaya tujuan segera terwujud dan Ia dapat menyelesaikan tugas-NYA dengan baik hingga mencapai garis akhir. Semangat pengorbanan-NYA semakin kokoh justru di saat Ia hendak mencapai garis akhir dari hidup dan karya-NYA. Kematian bagi-NYA adalah sebuah keuntungan bagi dunia dan manusia, sebab keselamatan Tuhan semakin dekat dan nyata di dalam Dia (Yoh 17:1-11a).

Yesus telah mewariskan semangat kepahlawanan-NYA kepada para murid-NYA. Namun hal itu baru terjadi sesudah mereka menerima Roh Kudus. Ketika Paulus mengatakan: aku tidak menghiraukan nyawaku asal aku mencapai garis akhir, pernyataan ini juga berasal dari Roh Kudus.  Demikian pun semangat yang ada dalam diri para rasul lainnya. Semuanya terjadi karena Roh Kudus, Penghibur dan Penolong, serta Pengajar Kebenaran.

Roh Kudus tolonglah aku agar aku memiliki sikap seperti Yesus serta para rasul dan para kudus, supaya aku mampu mempertaruhkan hidupku untuk Tuhan dan sesama hingga mencapai garis akhir dari perjuangan ini.

Senin, Mei 09, 2016

KONTROVERSI KARUNIA BAHASA ROH & BERNUBUAT…!

Dalam salah satu kegiatan kaderisasi calon-calon pemimpin untuk Persekutuan Doa Kharismatik Katolik di Ngadireso Malang, tahun 1992, 400-an orang hadir dari pelbagai Keuskupan di Indonesia. Pada suatu sessie kegiatan pukul 11.00 siang kami semua diajak bernyanyi bersama-sama lagu: Bersama Malaikat Di Surga, diiringi musik yang sesuai dengan lagu tersebut. Ketika lagu itu dinyanyikan berulang-ulang beberapa kali pada puncak tertentu semua tergiring masuk dalam “singing in the spirit” – menyanyi dalam roh. Semua peserta menyanyi dalam bahasa roh-NYA masing-masing dengan nadanya sendiri tetapi serasi, teratur dan seirama membentuk suatu paduan suara yang indah serta membuat seluruh suasana itu terhanyut suatu kontemplasi yang dalam. Selama sepuluh menit sesudahnya terjadi keheningan luar biasa. Semua orang tak sanggup mengungkapkan sepatah kata pun. Hanya terasa keheningan yang membahagiakan, seperti dikuasai oleh kehadiran Allah yang menakjubkan, seperti perasaan Petrus ketika Yesus berubah rupa di gunung Tabor, lalu berkata: “Alangkah bahagianya kami berada di tempat ini. maka sebaiknya kita berkemah di sini saja, dan tak usah pulang”.

Berkata-kata dalam bahasa roh atau juga menyanyi dalam bahasa roh bagi sebagian besar umat kristiani dewasa ini terasa sebagai sesuatu yang asing bahkan mereka menuduh orang yang berdoa dalam bahasa roh itu adalah orang yang aneh, “doa yang mengada-ada”,  orang yang kejangkitan roh saudara-saudara dari Gereja denominasi, atau orang yang kelebihan roh, dll. Demikian pun bila ada orang yang menyanyi dalam roh dan kemudian bernubuat. Saking tidak mengertinya, tetapi menuduh tanpa dasar, mereka mengatakan: “kami alergi dengan kharismatik. Ngapain doa aneh-aneh begitu. Tidak ada doa demikian dalam Gereja katolik, tidak ada dasar dalam Kitab Suci, dll”. Dalam pengalaman Gereja perdana, cikal bakalnya atau nenek moyangnya Gereja Katolik, berdoa dalam bahasa roh dan bernubuat adalah suatu manifestasi yang biasa terjadi pada jemaat.

Teks-teks Kitab Suci berikut ini mengatakan kepada kita semua tentang adanya karunia itu dalam Gereja perdana: “Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat. Jumlah mereka adalah kira-kira dua belas orang” (Kis 18:6-7). Pengalaman lain: sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah” (Kis 10:46). Kepada jemaat di Korintus Paulus mengatakan: “Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu” (1 Kor 12:10). “Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun. Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa. Aku mengucap syukur kepada Allah, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih dari pada kamu semua. Jadi bagaimana sekarang, saudara-saudara? Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun. Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang, dan harus ada seorang lain untuk menafsirkannya” (1 Kor 14:5.14.18.26.27) Doa bahasa roh berguna untuk membangun diri sendiri dan karunia bernubuat berguna untuk membangun jemaat. Bila bernubuat dalam bahasa roh hendaklah ada orang yang menafsir agar bisa dimengerti dan berguna membangun jemaat. Membangun jemaat yang baru agar terus menerus bertumbuh dalam iman, harap dan kasih yang semakin dalam kepada Tuhan, sehingga Gereja awal itu berdiri kokoh seperti kata Yesus: berdiri di atas batu wadas yang tak tergoyahkan oleh kuasa manapun.

Salah satu manfaat pemberian karunia-karunia istimewa ini adalah agar para pengikut Yesus Kristus ini tetap berdiri teguh dalam iman kepada Tuhan sebab Yesus tahu apa yang akan terjadi dengan para murid-NYA di kemudian hari bahkan sepanjang masa. Maka dalam sabda perpisahan-NYA, Yesus berkata: “Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia." (Yoh 16:32-33). Meskipun Tuhan Yesus telah memberi jaminan bahwa Ia telah mengalahkan dunia, namun tidak semua orang bisa bertahan bila menghadapi tantangan dan penganiayaan yang terjadi dalam perjalanan dan perkembangan Gereja. Karunia Roh Kudus-lah pelengkap istimewa yang bisa menguatkan hati jemaat, hati kita. Maka karunia Roh Kudus hendaklah senantiasa diminta, , dihayati, dihidupkan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga membantu pelayanan kita dalam meneruskan karya keselamatan ini.


Berikut saya menulis beberapa manfaat karunia bahasa roh: Merupakan suatu sarana komunikasi adikodrati dengan Tuhan. Komunikasi ini terjadi antar roh yaitu roh manusia dan roh Tuhan. Karena Allah adalah Roh maka lebih efektif berkomunikasi di dalam roh sebab manusia terdiri juga dari roh. I Kor 14:2a: “Siapa berkata-kata dengan bahasa roh tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah.” Allah melampaui segala gagasan, ide atau konsep kita karena Dia adalah Roh. Karena itu untuk berkomunikasi dengannya paling baik di dalam roh.

a.      Dapat menyampaikan kepada Allah hal-hal yang tidak terungkapkan.
Jika kita berdoa dengan bahasa yang dimengerti, seringkali kita tidak tahu harus berdoa apa, bahkan mungkin kehabisan kata-kata. Dengan berdoa dalam bahasa roh kita akan lebih mudah berdoa, karena Roh Kudus sendiri yang mengungkapkan sesuatu yang tidak terungkapkan oleh diri kita sendiri.
-   Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan” (Rm.8:26).
-   “Oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia” 1 Kor 14:2c.
Karena itu berdoa dalam bahasa roh merupakan bentuk doa permohonan yang efektif. Bila kita tidak tahu pasti apa yang harus diminta dalam doa, maka doa dalam bahasa roh yang paling tepat.

b.      Berdoa dalam bahasa roh merupakan pintu masuk bagi kharisma yang lain.
-   Bahasa roh sering disebut bahasa bayi. Bayi yang berkomunikasi dengan orang-tuanya dengan bahasa yang tidak dapat diterjemahkan tetapi dimengerti oleh orang tuanya. Berarti dengan berbahasa roh kita berlaku seperti seorang bayi di hadapan Allah. Sebagaimana seorang bayi hanya bergantung sepenuhnya pada orang tuanya, demikian pula kalau kita berdoa dalam bahasa roh kita menjadikan diri kita seperti seorang bayi di hadapan Allah yang hanya bergantung padaNya. Kalau kita bergantung sepenuhnya pada Allah itu menunjukkan kerendahan hati kita pada Allah. Orang yang rendah hati akan diberi karunia-karunia seperti air mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah.
-   Apabila kita berdoa dalam bahasa roh berarti kita memasuki alam roh (alam adikodrati). Kalau roh kita memasuki alam roh berarti roh kita akan dekat dengan roh ilahi yang menjadi sumber segala karunia dan rahmat. Dengan demikian kharisma-kharisma yang lain dapat kita peroleh dengan lebih mudah. Oleh karena itu di dalam pertemuan-pertemuan doa, sesudah bernyanyi dalam bahasa roh kita akan mengalami keheningan yang dalam. Pada saat itu jiwa kita memasuki alam roh dan memungkinkan pikiran kita menerima signal-signal kharisma Allah. Demikian pula di dalam doa-doa penyembuhan, setelah berdoa di dalam bahasa roh (berarti memasuki alam roh) muncullah kharisma-kharisma yang lain mis: Sabda Pengetahuan Nubuat, dll.

c.      Merupakan senjata yang ampuh untuk melawan godaan atau tipu muslihat iblis.

d.     Dapat menghantar pada keheningan dan ketenangan yang mendalam.

e.      Karunia ini dapat merupakan tanda kehadiran Allah bagi mereka yang masih kurang imannya bahkan bagi yang tidak beriman (belum dibaptis). Maksudnya adalah pada orang yang masih kurang imannya atau bahkan orang belum beriman, Allah dapat hadir. “Karena itu karunia bahasa roh adalah tanda, bukan untuk orang yang beriman, tetapi untuk orang yang tidak beriman” (I.Kor 14:22a).
Untuk itulah, maka Paulus hendak menerangkan antara berbahasa roh dibandingkan dengan karunia bernubuat (I Kor.14:22) adalah sebagai berikut ini :
 - Kis.10:45-46: Pada saat Petrus berkotbah pada Kornelius, sanak saudara dan sahabat-sahabatnya (ay.24b; 33b-44), maka turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu (ay.44). Orang-orang itu (yang masih kafir dan belum dibaptis (ay.47-48) berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah (Kis.10:46).
 - Kis.19:6: Ketika Paulus di Efesus, dia mendapati beberapa orang murid (orang yang sudah beriman). Paulus bertanya “Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?”. Mereka menjawab belum bahkan belum pernah mendengar Roh Kudus. Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat.

Kesimpulannya, Bahasa Roh dapat merupakan tanda kehadiran Allah bagi orang yang belum beriman dan orang beriman tetapi Nubuat merupakan tanda kehadiran Allah hanya pada orang yang beriman. Dengan kata lain orang yang belum beriman dapat berbahasa roh tetapi tidak dapat bernubuat, sedangkan orang beriman dapat berbahasa roh dan bernubuat.

Adhitz Ads