Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Sabtu, April 30, 2016

DUNIA MEMBENCI KAMU…!



Salah satu resiko terbesar menjadi pengikut Yesus Kristus adalah dibenci oleh dunia, yakni: dunia kegelapan (Iblis) dan dunia manusia yang menolaknya. Jutaan martir, mati karena Kristus, adalah sebuah bukti bahwa dunia memang membenci Yesus dan para pengikut-Nya. Mengapa? Dunia kegelapan (Iblis) tidak suka akan terang dan membenci terang, karena perbuatan mereka yang jahat. Manusia yang bengkok hatinya tidak suka pada yang jujur dan benar, sebab mereka munafik. Gelanggang Coloseum (baca: Koloseum) di tengah kota Roma adalah saksi bisu dari dunia yang membenci Kristus dan para pengikut-Nya sebab pada zaman penganiayaan ribuan manusia mati dianiaya di tempat itu.

Apa yang terjadi pada diri saksi-saksi Kristus ini telah jauh-jauh hari diingatkan Yesus dalam pengajaran-Nya, yaitu pada kotbah perpisahan dengan murid-muridNya. Kata Yesus: "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu" (Yoh 15:18-19). Jika ditanya mengapa demikian? Jawabannya tidak lain daripada "karena kita adalah pengikut Yesus Kristus". Sebab apa yang diinginkan oleh dunia ini selalu bertentangan dengan kehendak Allah. Kehendak Allah itu menyelamatkan tetapi kehendak Iblis dan manusia yang jahat itu merusak, menghancurkan. Iblis dan para anteknya tidak suka melihat manusia itu berbahagia karena Tuhan, mereka akan selalu berusaha agar manusia itu menderita.

Pada saat Paulus terus menerus berjalan dari kota ke kota untuk mewartakan sabda Tuhan sambil memberitahu keputusan konsili di Yerusalem, jumlah jemaat makin bertambah-tambah. Roh Kudus selalu memberi mereka petunjuk kemana mereka harus pergi. Ketika mereka hendak masuk ke Asia, Roh Kudus mencegah dan membelokkan arah perjalanan misi mereka ke Makedonia. Rupanya situasi Asia pada saat itu masih rawan dengan peperangan suku, merebut hak ulayat atas tanah, saling curiga dan benci membenci antar kampung - desa dan suku. Situasi ini amat tidak kondusif bagi kedua rasul itu, sebab  orang-orang di Asia belum pernah mendengar warta tentang Yesus dan tidak mengenal Yesus (Kis 16:1-10).

Membenci nama Yesus, menolak Yesus dan para pengikut-Nya yang masih kita rasakan hingga hari ini bukanlah sesuatu yang baru, tetapi sejarah yang akan selalu terulang kembali hingga selamanya. Penyebab utamanya tidak dari pada perbedaan visi dan misi dari dua kekuatan yang saling tarik menarik ini. Allah dan kebenaran-Nya menarik kita kepada keselamatan, Iblis dan segala kepalsuannya menarik kita kepada kehancuran. Akan tetapi sekuat apapun kuasa dunia ini menarik kita, jika kita bertahan dalam iman akan Dia dan kebenaran-Nya, maka hidup kita akan selalu berada pada jalur keselamatan. Dunia boleh membenci kita tetapi cinta Allah kepada manusia masih jauh lebih kuat, bahkan lebih kuat dari pada maut. Semakin kita dibenci oleh dunia, semakin kita dikasihi oleh Allah.

Kata YESUS: Jikalau kamu dibenci oleh dunia, ingatlah, AKU telah lebih dahulu dibenci…!

Jumat, April 29, 2016

KAMU ADALAH SAHABAT-KU…!



Suatu ketika, setelah bertahun-tahun tidak berjumpa, kedua sahabat lama ini berjumpa di satu salah pertemuan besar yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri.  Mereka sama-sama mengikuti Seminar tentang Mengelola Pemerintahan Yang Bersih. Saat absensi nama keduanya disebut sebagai utusan yang mewakili kabupaten masing-masing. Satunya dari kabupaten di ujung timur dan lainnya di ujung barat dari dua pulau yang berjarak ribuan kilometer. Pada saat mereka bertemu, zaman belum secanggih seperti sekarang. Singkatnya belum ada "handphone". Setelah selesai pertemuan hari pertama keduanya mencari kesempatan untuk bertemu dan saat itu kedua sahabat karib ini tenggelam dalam kisah tentang masa lalu mereka dalam canda penuh keakraban. Malam itu di hotel tempat mereka menginap, mereka ngobrol hingga larut malam dan syering tentang keluarga masing-masing. Selama seminggu hadir dalam seminar itu mereka selalu mencari kesempatan untuk ngobrol tentang suka duka perjuangan hidup masing-masing sampai mereka hadir dalam seminar itu. Kesempatan itu dapat disebut nostalgia para sahabat setelah 30-an tahun tidak berjumpa.

Tuhan Yesus telah hidup bersama para murid pilihan-NYA selama kurang lebih 3 tahun. Dalam wejangan perpisahan hari ini Ia menyapa para murid-NYA dengan ungkapan: "kamu adalah sahabat-Ku". Ungkapan yang menyatakan keakraban dan pengenalan yang lebih dalam, antara Dia sendiri dengan para murid-NYA. Disapa sebagai sahabat oleh Tuhan Yesus yang amat mulia hidup-NYA, populer nama-NYA dan disegani kuasa-NYA oleh siapa pun, merupakan suatu penghargaan yang amat membanggakan dalam hidup para murid. Sapaan ini tidak lazim disebut dalam kisah-kisah sebelumnya, juga tidak terdapat pada Injil yang lain. Tetapi pada saat menjelang perpisahan itu Tuhan Yesus menyapa mereka SAHABAT. Sahabat adalah orang yang sudah menyatu dalam pengalaman bersama, tahu suka duka masing-masing, tahu cita-cita dan kerinduan untuk meraih masa depan bersama. Kunci persahabatan yang kokoh adalah cinta kasih, karena itu Yesus meminta mereka dengan bersabda: "Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu”. Patron cinta kasih adalah Yesus sendiri, sebab Ia telah memberikan nyawa-NYA bagi siapa pun yang mencintai Dia teristimewa para sahabat-NYA ini. Dalam wejangan ini Yesus tidak bernostalgia tentang persahabatan, tetapi meminta mereka untuk menjalin persahabatan yang baik di antara mereka sendiri agar Gereja yang didirikan oleh-NYA menjadi Gereja yang kokoh dan kuat di atas dasar cinta kasih.

Demi persatuan Gereja Katolik yang satu, kudus dan apostolik ini maka para rasul dan penatua jemaat di Yerusalem mengutus Silas dan Yudas ke Antiokhia untuk membawa surat keputusan hasil konsili Yerusalem. Surat keputusan itu isinya berupa keringanan bagi bangsa-bangsa asing tidak sepenuhnya mengikuti adat istiadat orang Yahudi. Surat itu sungguh-sungguh menghibur dan jemaat Antiokhia sangat bersukacita (Kis 15:22-31). Ini adalah kabar gembira yang membebaskan. Ya, hakekat kedatangan Yesus ke dunia adalah membawa misi pembebasan atau misi keselamatan. Pembebasan manusia dari dosa, menjadikan orang percaya sebagai orang yang merdeka. Merdeka dari cara berpikir lama, cara hidup yang lama (dosa), dari ketakutan dan kecemasan, dari penindasan adat istiadat yang bertentangan dengan kasih, dari penindasan hak-hak azasi manusia dsb. Sebagai sahabat Kristus kita semua boleh menikmati segala kekayaan surgawi yang disediakan Tuhan bagi umat manusia. Syukur kepada Tuhan karena kita disebut-NYA sebagai sahabat. Kepada-NYA kita boleh curhat dan mengatakan apa saja yang menjadi problem dalam kehidupan harian kita. Dia pasti mendengarkan kita, karena kita adalah sahabat-NYA, Amin…!

Kamis, April 28, 2016

SUKACITA-KU PENUH PADA-MU…!

Kami mempunyai satu panti bagi saudara-saudari, anak-anak cacat fisik dan mental yang diasuh oleh satu kongregasi biarawati. Tahun ini panti itu memasuki usia 50 tahun. Suatu waktu selama seminggu, saya melayani ekaristi harian untuk komunitas panti tersebut dan hari ini ikut sarapan pagi bersama mereka. Apa yang saya saksikan dan apa yang diceritakan suster pengasuhnya, yaitu di panti ini sangat terasa ada sukacita yang penuh, karena setiap anggotanya berusaha menghibur satu sama lain dengan guyon-guyon segar dan adegan-adegan lucu. Di saat sarapan pagi hari ini kami semua bisa tertawa terpingkal-pingkal karena salah seorang dari mereka menyanyikan sebuah lagu dan semua ayat lagu ini tidak kami ketahui artinya karena dinyanyikan dalam bahasanya sendiri, bukan bahasa Indonesia dan juga bukan bahasa daerahnya. Teman-temannya yang lain yang mendengar lagu itu, membuat komentar lepas masing-masing dan suasana pun menjadi amat riang. Lalu suster pengasuhnya memberitahu saya, kalau romo ingin menikmati suasana sukacita seperti ini datanglah ke komunitas kami. Inilah suasana harian kami di sini sepanjang hari.

Tuhan Yesus dalam  wejangan perpisahannya hari ini mengajak para murid-NYA agar selalu tinggal dalam kasih-NYA, sama seperti Dia tinggal dalam kasih Bapa-NYA. Mendengar amanat seperti ini tentu kita ingat akan hukum kasih yang disampaikan Tuhan kepada kita, yaitu: kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama. Dua hukum ini adalah hukum utama. Pengalaman sukacita yang saya alami di tengah saudara-saudari yang "disable" ini adalah sebuah pengalaman bagaimana mengasihi Allah dalam bentuk menciptakan suasana sukacita di antara sesama dalam komunitas. Setiap pagi mereka mengikuti ekaristi sebagai tanda mencintai Tuhannya, akan tetapi kasih itu tidak cukup sampai di situ. Mereka juga tahu bagaimana menerjemahkan kasih itu di antara mereka sendiri sehingga terwujudlah cita-cita Kristus: mengalami sukacita penuh. Kedatangan Yesus ke dunia ini bertujuan menunjukkan kasih Allah kepada kita. Dia rela menjadi manusia seperti kita, hidup dalam kemiskinan, rela dihina dan diperlakukan dengan tidak adil, tetap rendah hati dan mau menderita untuk keselamatan kita, sehingga manusia dapat memperoleh kembali martabat hidup-NYA sebagai citra Allah. Karena itu Ia mengajak para murid agar selalu tinggal dalam kasih-NYA dan bersikap rendah hati supaya pengalaman sukacita sebagai anak-anak Allah dapat dirasakan secara penuh, tanpa kekurangan sedikit pun (bdk. Kis 15:9-11).

Karena hukum kasih ini jauh lebih tinggi dari segala hukum yang lain, maka dalam konsili pertama di Yerusalem, Petrus, Paulus dan Barnabas bersatu dalam pandangan mereka untuk tidak membebankan jemaat baru dari bangsa lain dengan aturan hukum Yahudi. Ada sebuah pernyataan singkat tetapi bagus dari Paulus dalam bacaan pertama hari ini: "kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah". Yang terpenting bahwa, mereka percaya kepada Tuhan, menyembah-NYA dengan benar dan baik dan menjauhkan diri dari dosa-dosa serta hidup dalam kebenaran seturut kehendak Allah. Dengan kesepakatan itu bebaslah bangsa-bangsa lain dari beban hukum Yahudi terutama harus disunat dst. Dengan keputusan ini, maka penuhlah sukacita bangsa-bangsa lain karena dapat menjadi pengikut Yesus, hanya dengan pembaptisan, tanpa kewajiban mengikuti hukum Yahudi (Kis 15:7-21).

Pada masa kini, dalam evangelisasi baru - menggarisbawahi pentingnya pengalaman akan kehadiran Tuhan membuat banyak orang bertobat, seperti pengalaman para anggota jemaat perdana. Pengalaman kasih Allah di zaman ini sejak Gereja perdana sungguh membaharui hati setiap orang yang percaya dan mereka semua berjuang untuk memelihara hidup dalam kasih dengan sesama. Pengalaman ini telah mengobarkan hati banyak orang untuk menjadi saksi Kristus tanpa takut dan gentar, lalu mereka pergi ke mana-mana dan memberi kesaksian tentang pengalaman kasih Allah yang sama itu kepada orang lain. Bila ada cinta kasih dan sukacita di situ ada Tuhan. Bila kita sanggup menciptakan sukacita, kita sudah menghadirkan Tuhan dan mewartakan kabar sukacita-NYA…!

Rabu, April 27, 2016

JIKA KAMU TINGGAL DALAM AKU, MINTALAH APA SAJA PADAKU…!


Herman adalah seorang sopir yang sangat setia dan telah bekerja puluhan tahun pada tuannya yang memiliki perusahaan meubel. Perusahaan itu sudah sangat maju dan memiliki banyak cabang di kota-kota lain. Kemana saja tuannya pergi Herman selalu menemaninya. Tuannya sangat senang pada Herman karena dalam perjalanan jauh ke luar kota ia sering bercanda, membuat cerita-cerita lucu yang membuat tuannya tertawa sampai terpingkal-pingkal. Pada suatu saat, dalam perjalanan yang jauh, sejak start dari rumah hingga hampir tengah hari Herman banyak diam dan tidak bercerita apa-apa, hanya menjawab apa yang ditanya oleh tuannya. Pak Paul, demikian nama tuannya itu, akhirnya bertanya kepada Herman: "Man, kenapa koq diam saja. Mana cerita-ceritamu yang lucu-lucu itu?". Lirik sebentar kepada tuannya ia menjawab: Bagaimana mau lucu-lucu pak, semalam saya didatangi pemilik kos saya dan memberitahu agar bulan depan saya serta anak istri saya harus pindah dan cari kos baru. Memang saya sudah tinggal 10 tahun di situ dan kalau mau diperpanjang ia minta tambah 5 juta dan dengan demikian saya harus membayar banyak setiap tahunnya.

Pak Paul terhenyak dan langsung merasa iba sekaligus bersalah, ternyata baru sekarang dia tahu bahwa meskipun Herman sudah melayani dia puluhan tahun, Herman masih tinggal di rumah kos, karena memang gaji Herman kecil masih di bawah UMR di kotanya. Menyadari keadaan Herman dan keluarga seperti itu, tuannya Pak Paul langsung berkata: "Man, jangan kuatir, kalau pulang nanti kita bicarakan bersama dengan istri saya". Sesudah mendapat peneguhan itu, Herman terdiam dan berdoa dalam hatinya, semoga janji tuan saya ini merupakan jawaban atas novena keluarga kami selama 2 tahun terakhir ini. Perjalanan kali ini menggembirakan karena pesanan meubel tiba-tiba melimpah beberapa kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya. Hati Pak Paul dipenuhi sukacita. Setiba di rumah ia memanggil Herman di depan istrinya. Kepada istrinya Pak Paul menjelaskan keadaan Herman dan keluarganya. Istrinya mendengar penuh perhatian. Setelah mendengar cerita suaminya, tanpa basa basi istri Paul mengatakan: kita beli satu rumah untuk Herman dan keluarganya dan gaji dinaikkan saja, karena ia sudah menjadi seperti saudara bapa sendiri sebab ia telah mengabdi puluhan tahun, sebelum kita menikah. Kita beri hadiah kepadanya atas kesetiaan itu. Hati Pak Paul lega dan ia setuju dengan istrinya. Janjinya kepada Herman ditepati. Setelah mendapatkan rumah, Herman bersama istri anaknya pindah ke rumah yang bagus dan menjadi miliknya. Perusahaan meubel pak Paul semakin berkembang. Kesetiaan, ketulusan dan kejujuran serta pengabdian tanpa pamrih dari Herman kepada tuannya, menjadi berkat baginya dan keluarganya. Pendidikan anak-anaknya dibiayai oleh keluarga Pak Paul.

Jika kamu tinggal dalam Aku, demikian kata Yesus, maka mintalah apa saja yang kamu kehendaki dan kamu akan menerimanya. Inilah sepenggal sabda Yesus dari warta gembira hari ini. Tinggal dalam Allah, hidup bersama Allah, mengikuti kehendak Allah, setia mengabdi kepada Allah dalam ketekunan, kejujuran dan ketulusan adalah kebajikan yang menggembirakan hati Allah dan hati siapa saja yang berkehendak baik. Cara hidup dan pengabdian yang demikian diumpamakan Yesus sama seperti ranting anggur yang melekat pada pokoknya. Setiap saat ranting itu mendapat makanan dan minuman dari pokoknya, sehingga ranting itu berbuah lebat. Ketulusan dan kejujuran Herman tinggal pada pokoknya menyebabkan dia mendapat rahmat berlimpah dan pada waktunya ia mendapat hadiah. Janji Allah kepada manusia tak mungkin tidak dipenuhi. Sebab Ia adalah Allah yang berbelaskasih dan setia pada janji-Nya (bdk Yoh 15:1-8).

Demikianpun Paulus dan Barnabas memperoleh kegembiraan besar dalam pelayanan mereka di kota-kota di mana mereka mewartakan sabda Tuhan. Yang lebih mengherankan lagi bahwa banyak bangsa lain di luar bangsa Israel bergabung menjadi anggota Gereja Kristus. Karya pewartaan mereka disertai dengan mujizat-mujizat yang luar biasa. Apa yang dijanjikan Tuhan kepada mereka semuanya terpenuhi. Allah melakukan segala-galanya demi keselamatan orang-orang yang percaya melalui para rasul itu. Ketika syering ini didengar oleh orang-orang Farisi yang telah percaya, mereka lalu menyampaikan syarat bahwa orang-orang yang bukan Yahudi boleh diterima menjadi pengikut Yesus dengan syarat, yakni harus disunat. Para rasul itu berkumpul dan bersidang, maka terjadilah kemudian konsili pertama di Yerusalem (Kis 15:1-6).

Dalam teks-teks Injil kita tidak pernah mendengar dan membaca adanya tuntutan bahwa bila menjadi pengikut Yesus, seseorang harus disunat. Ia hanya berkata, "barangsiapa mau menjadi murid-Ku, ia harus meninggalkan segala-galanya dan rela memikul salib-Ku". Apa yang dilakukan Herman terhadap tuannya adalah pengabdian tanpa syarat. Ia cuma bermodalkan kejujuran dan kesetiaan untuk tetap tinggal pada tuan yang sama dan mengabdinya dengan tulus sampai mati. Karena kebajikan itu ia dan keluarganya mendapat hadiah istimewa. Novenanya selama 2 tahun tidak sia-sia. Hidupnya diberkati Tuhan secara melimpah. Jika kamu tinggal dalam Aku, mintalah apa saja kepada-Ku, Aku akan melakukannya…!

Selasa, April 26, 2016

JANGAN GENTAR DAN GELISAH…!



Hidup tanpa kegentaran dan kegelisahan adalah mustahil. Sebagai manusia yang lemah dan memiliki banyak pencobaan dan godaan, tantangan dan problematika, sering kita dilanda oleh kegentaran dan kegelisahan itu. Apakah sifatnya sementara atau lama, kecil atau besar, kegentaran dan kegelisahan itu selalu membuat hidup tidak nyaman.

Dalam wejangan-wejangan menjelang sengsara-Nya, Tuhan Yesus memberitahu para murid-Nya bahwa Ia tak akan lama lagi berada bersama-sama dengan mereka. Pemberitahuan itu amat menggelisahkan hati murid-murid sebab mereka belum mengerti tentang apa yang akan terjadi dengan Yesus. Kegelisahan para murid ditanggapi Yesus dengan berkata: "Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu" (Yoh 14:27). Yesus memang akan pergi meninggalkan mereka dan mereka akan menyaksikan bagaimana beratnya tugas akhir itu. Para murid bakal gelisah, takut dan gentar bila menyaksikannya. Yesus harus menjalankan tugas Bapa di surga. Namun para murid akan dilengkapi dengan rahmat sukacita dan damai, sehingga mereka tak perlu takut dan gelisah, sebab damai dan sukacita yang mereka terima tidak seperti yang diberikan dunia. Yang diberikan dunia itu sifatnya cuma sementara, tetapi damai yang mereka terima dari Yesus sendiri sifatnya lestari, kuat dan membuat mereka semakin kokoh dalam iman. Sebab semua hal baik, entah berupa rahmat dan anugerah, ataupun berupa berkat serta karunia, yang berasal dari Tuhan selalu melebihi segala hal yang berasal dari dunia dan mampu membuat hati tentram dan bahagia. Kebahagiaan dan damainya lebih dari pada yang diberikan dunia.

Suatu saat Barnabas dan Paulus berada di kota Listra. Mendengar keduanya berada di sana orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium datang ke Listra. Mereka menghasut orang-orang di Listra agar menangkap kedua rasul itu. Lalu mereka menangkap Paulus dan Barnabas, melemparinya dengan batu dan menyeretnya ke luar kota. Kedua murid itu jatuh sekarat dan hampir mati. Akan tetapi keesokannya mereka pergi ke Derbe, di sana mereka berhasil mendapat anggota baru. Lalu mereka melanjutkan perjalanan pewartaan mereka ke kota-kota lainnya juga. Di setiap kota itu mereka syering tentang semua hal yang dikerjakan Tuhan dengan perantaraan mereka dan juga cerita tentang terbukanya agama baru ini bagi bangsa-bangsa lain. Mereka tetap bersukacita di dalam penderitaan yang mereka alami dan tak pernah mau berhenti dari pelayanan sabda, sebab kebahagiaan yang mereka rasakan jauh lebih kuat dari pada penderitaan. Mereka telah menyerahkan penderitaan mereka demi kemuliaan nama Tuhan (bdk Kis 14:19-28).

Pengalaman para murid dalam hal kegentaran dan kegelisahan adalah pengalaman kita juga. Namun setelah mereka mengalami Tuhan Yesus secara baru, sesudah kebangkitan-Nya dan sesudah Pentakosta, semua kegelisahan dan kegentaran itu sirna. Sebaliknya mereka semakin bersemangat untuk mewartakan nama Yesus dan kebenaran-Nya. Para rasul ini hingga akhir hidupnya masing-masing sanggup memberi kesaksian tentang Yesus bukan hanya dengan kata-kata belaka tetapi dengan darah sebagai martir. Mereka menjadi soko guru Gereja. Usaha membebaskan diri dari kegentaran dan kegelisahan adalah sebuah usaha yang tidak mudah. Namun kedalaman relasi kita dengan Tuhan akan membuat segalanya berubah. Kita bisa menjadi orang-orang kuat dan kokoh seperti para rasul itu. Seperti kata St. Paulus "Hidupku adalah Kristus dan mati adalah sebuah keuntungan"…! Mungkinkah itu terjadi dalam hidup kita…? Mengapa tidak…? Tak ada yang mustahil bagi setiap orang yang percaya…!

Adhitz Ads