Tuan
Patrik ingin melatih anaknya Melki, berusia 5 tahun, untuk berenang di kolam
renang yang dalamnya lebih dari 1,5 meter. Melki menangis ketakutan karena
sebelumnya ia hanya dilatih untuk berenang di pinggiran kolam. Ia takut
tenggelam. Tetapi ayahnya meyakinkan dia berulang-ulang dan mengatakan: “Aku
di sini nak, jangan takut”. Setelah diyakinkan selama kurang lebih 15
menit, Melki mengumpulkan keberaniannya dan melompat ke dalam kolam itu. Ia tenggelam
sedalam 1 meter lalu naik lagi ke atas, saat itu juga ayahnya melompat dan berenang
di sampingnya lalu menuntun Melki terus berenang melintasi kolam itu hingga ke
pinggiran yang lain. Sesudah istirahat 15 menit, ayahnya menyuruh Melki berenang
sendirian tanpa dituntun. Tanpa rasa takut Melki berenang dan ayahnya hanya
mengikuti anaknya di pinggir kolam hingga sampai ke tujuan yang ditentukan. Begitulah
cara Tuan Patrik, 2 kali seminggu, melatih anaknya berenang dan semakin hari
Melki semakin berani untuk berenang sendirian. “Aku di sini nak, jangan takut”.
Kata-kata itulah yang meyakinkan Melki bahwa ayahnya selalu bersama dia,
menjaganya dan melindunginya. Kalimat ayahnya itu dirasa Melki seperti kekuatan
yang datang dari Tuhannya.
Setelah
12 tahun lelah mencari tabib abal-abal, wanita yang sakit pendarahan itu menemukan
tabib Ilahi-nya. Meski Yesus berada di tengah kerumunan banyak orang, ia
menerobos kerumunan itu dengan keyakinan yang dalam: “asal kujamah jumbai jubahnya, aku akan sembuh”. Tanpa rasa takut
ia mengulurkan tangannya menjamah jumbai jubah Yesus dan seketika itu juga wanita
itu merasa pendarahannya berhenti. Ia sembuh. Yesus pun melakukan konfirmasi
untuk mengetahui siapa yang menjamah jumbai jubahnya, karena Yesus sendiri
merasa ada kuasa penyembuhan yang mengalir dari dalam diri-Nya. Wanita itu
ketakutan karena ia terpergok melakukan sesuatu tanpa izin Tuhannya. Ketika Yesus
tahu tentang dirinya, Yesus balik memujinya dan berkata: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan
selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!"! seolah-olah wanita itu merasa
ucapan Yesus itu berbunyi: Nak, aku di sini, jangan takut.
Dari
cerita Injil hari ini, sesungguhnya tujuan utama dari kehadiran Yesus di situ
adalah rumah Yairus, kepala rumah ibadat, yang anaknya ditimpa sakit keras. Yairus
memohon Yesus dengan sangat agar mau datang ke rumahnya untuk menyembuhkan
anaknya. Akan tetapi sebelum Yesus tiba di rumah Yairus, seorang pembawa berita
datang dari rumahnya dan mengatakan: “Anaknya
sudah mati, karena itu Yesus tak perlu pergi lagi datang ke rumahnya”. Yairus
tentu sangat sedih mendengar berita itu, karena hanya satu itulah anaknya. Reaksi
Yesus luar biasa: "Jangan takut,
percaya saja!". Yesus melanjutkan perjalanan-Nya ke rumah Yairus tanpa
peduli dengan komentar-komentar miring dari orang-orang sekitarnya. Tiba di
rumah Yairus, Yesus meminta supaya Ia hanya ditemani oleh kedua orang tua anak
itu dan 3 orang murid-Nya sebagai saksi dari mujizat yang akan dilakukan-Nya. Yesus
masuk bersama mereka ke dalam kamar anak itu dan berkata: "Talita kum! ("Hai anak, Aku berkata kepadamu,
bangunlah!"). Anak yang sudah mati itu mendadak bangun dan jalan. Lalu
Yesus menyuruh orangtuanya untuk memberi makan kepada anaknya itu (Mrk 5:21-43). Peristiwa ini
seolah-olah mengatakan kepada kita juga: Aku
di sini, jangan takut! Semua orang takjub menyaksikan peristiwa itu.
Apa
kesimpulan penulis Kitab Ibrani tentang Yesus hari ini? Saya hanya mengutip
kembali kalimatnya: “Marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi
kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
Lakukan segala sesuatu dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin
kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang
dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan
bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. Ingatlah selalu
akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya
dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa”
(Ibr 12:1-3).
Inti
dari pesan Ibrani ini: tanggalkan semua
beban dan dosa, tekunlah dalam perlombaan yang menjadi kewajiban kita dalam
hidup ini, pandanglah Yesus yang selalu siap menolong kita dan jangan lemah dan
putus asa dalam hidup, dalam doa dan karyamu! Ia berkata: Aku di sini, jangan takut! Sebagaimana
tuan Patrik menyertai dan membimbing anaknya untuk bisa berenang bersamanya,
demikianlah Tuhan membimbing kita agar memandang Dia dan mau berjalan
bersama-Nya.