Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Minggu, Juli 31, 2016

BAHAYA KETAMAKAN !



Saking tamaknya manusia, banyak orang ingin mengumpulkan - mendapatkan segala-galanya dengan bekerja keras tanpa menjaga kesehatannya, dengan makan riba tanpa memperhatikan azas keadilan, dengan menipu, mencuri dan melakukan korupsi tanpa rasa takut akan masuk penjara, dengan menciptakan persaingan dan senang melihat orang lain bangkrut, atau dengan menghalalkan segala cara untuk mengalahkan lawan-lawan. Ketika manusia memelihara ketamakan maka tak ada kasih dan damai yang tertinggal di hati selain mengobarkan semangat menang sendiri dan memperbesar egoisme.

Apa kata penulis Kitab Pengkotbah hari ini dalam hubungan dengan mengumpulkan harta ini? “Kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia. Sebab, kalau ada orang berlelah-lelah dengan hikmat, pengetahuan dan kecakapan, maka ia harus meninggalkan bahagiannya kepada orang yang tidak berlelah-lelah untuk itu”. Kalau kita melihat kembali ke belakang sekaligus ke depan tentang hidup ini, kita semua akui bahwa kita masuk ke dunia ini tanpa sepotong pun pakaian, lalu untuk mendapatkan sandang pangan kita mengumpulkan segala sesuatu dengan kerja keras atau dengan kerja-kerja seperti yang saya lukiskan di atas, tetapi pada saat  pulang kita tidak  membawa apa-apa, selain sedikit pakaian untuk menutupi tubuh yang terbujur kaku dalam sebuah peti. Segala sesuatu yang kita tinggalkan menjadi  kebahagiaan bagi orang lain. Sesudah sekian generasi nama kita lenyap ditelan waktu dan zaman yang mengalir tanpa kembali lagi. Segala kekayaan yang pernah kita miliki akhirnya menjadi sia-sia (bdk Pkh 1:2; 2:21-23)

Ada seorang yang datang pada Yesus dan meminta-Nya menjadi mediator untuk membagi harta dengan saudaranya. Yesus menolak permintaan itu sebab Ia berpikir bahwa Ia bukan hakim, tetapi sebaliknya menasihati orang itu tentang bahaya ketamakan, sebab hidup manusia bukan bergantung pada harta kekayaan. Lalu Ia menceritakan perumpamaan tentang seorang kaya yang berangan-angan bagaimana ia memanfaatkan kekayaannya itu untuk bersenang-senang. Tetapi sayangnya angan-angannya belum terpenuhi, nyawanya sudah melayang (bdk Luk 12:13-21). Terhadap bahaya seperti ini orang mengatakan: kalau Anda terlalu senang, kesusahan sudah berada di ambang pintu!  

Sikap yang paling baik untuk menghindari ketamakan menurut Paulus adalah: “Carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan” (Kol 3:1-5). Atau kata Yesus di tempat lain dalam Injil: Kumpulkanlah bagimu harta di surga yang tidak dimakan oleh ngengat dan karat ! Mengumpulkan harta surgawi nilainya abadi, mengumpulkan harta duniawi nilainya cuma sementara.

WS Rendra, sebelum kematiannya menulis puisi yang maknanya sangat dalam dan bagus untuk direnungkan:
Hidup itu seperti *UAP*, yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap !!
Ketika Orang memuji *MILIKKU*,
aku berkata bahwa ini *HANYA TITIPAN* saja.

Bahwa mobilku adalah titipan-NYA,
Bahwa rumahku adalah titipan-NYA,
Bahwa hartaku adalah titipan-NYA,
Bahwa putra-putriku hanyalah titipan-NYA ...
Tapi mengapa aku tidak pernah bertanya,
*MENGAPA DIA* menitipkannya kepadaku?
*UNTUK APA DIA* menitipkan semuanya kepadaku.

Dan kalau bukan milikku,
apa yang seharusnya aku lakukan untuk milik-NYA ini?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-NYA?
Malahan ketika diminta kembali,
_kusebut itu_ *MUSIBAH,*
_kusebut itu_ *UJIAN*,
_kusebut itu_ *PETAKA*,
_kusebut itu apa saja ..._
Untuk melukiskan, bahwa semua itu adalah *DERITA*....

Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan
*KEBUTUHAN DUNIAWI*,
_Aku ingin lebih banyak_ *HARTA*,
_Aku ingin lebih banyak_ *MOBIL*,
_Aku ingin lebih banyak_ *RUMAH*,
_Aku ingin lebih banyak_ *POPULARITAS*,
_Dan kutolak_ *SAKIT*,
_Kutolak KEMISKINAN,_

Seolah semua *DERITA* adalah hukuman bagiku.
Seolah *KEADILAN* dan *KASIH-NYA*,
harus berjalan seperti penyelesaian matematika
dan sesuai dengan kehendakku.
Aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita itu menjauh dariku,
Dan nikmat dunia seharusnya kerap menghampiriku ...

Betapa curangnya aku,
Kuperlakukan *DIA* seolah _Mitra Dagang_ ku
dan bukan sebagai *Kekasih!*
Kuminta *DIA* membalas _perlakuan baikku_
dan menolak keputusan-NYA yang tidak sesuai dengan keinginanku ...
_Duh ALLAH ..._

Padahal setiap hari kuucapkan,
_Hidup dan Matiku, Hanyalah untuk-MU ya ALLAH, AMPUNI AKU, YA ALLAH ..._
Mulai hari ini,
ajari aku agar menjadi pribadi yang selalu bersyukur
dalam setiap keadaan
dan menjadi bijaksana,
mau menuruti kehendakMU saja ya ALLAH ...

Sebab aku yakin
*ENGKAU* akan memberikan anugerah dalam hidupku ...
*KEHENDAKMU* adalah yang ter *BAIK* bagiku ..
Ketika aku ingin hidup *KAYA*,
aku lupa,
bahwa *HIDUP* itu sendiri
adalah sebuah *KEKAYAAN*.
Ketika aku berat utk *MEMBERI*,
aku lupa,
bahwa *SEMUA* yang aku miliki
juga adalah *PEMBERIAN*.
Ketika aku ingin jadi yang *TERKUAT*,
aku lupa,
bahwa dalam *KELEMAHAN*,
Tuhan memberikan aku *KEKUATAN*.
Ketika aku takut *Rugi*,
Aku lupa,
bahwa *HIDUPKU* adalah
sebuah *KEBERUNTUNGAN*,
karena *AnugerahNYA.*

Ternyata hidup ini sangat indah, ketika kita selalu *BERSYUKUR* kepadaNYA
Bukan karena hari ini *INDAH*
kita *BAHAGIA*.
Tetapi karena kita *BAHAGIA*,
maka hari ini menjadi *INDAH*.
Bukan karena tak ada *RINTANGAN* kita menjadi *OPTIMIS*.
Tetapi karena kita optimis, *RINTANGAN* akan menjadi tak terasa.
Bukan karena *MUDAH* kita *YAKIN BISA*.
Tetapi karena kita *YAKIN BISA*.!
semuanya menjadi *MUDAH*.
Bukan karena semua *BAIK* kita *TERSENYUM*.
Tetapi karena kita *TERSENYUM*, maka semua menjadi *BAIK*,

Tak ada hari yang *MENYULITKAN* kita, kecuali kita *SENDIRI* yang membuat *SULIT*.
Bila kita tidak dapat menjadi jalan besar,
cukuplah menjadi *JALAN SETAPAK* yang dapat dilalui orang.
Bila kita tidak dapat menjadi matahari,
cukuplah menjadi *LENTERA* yang dapat menerangi sekitar kita.
Bila kita tidak dapat berbuat sesuatu untuk seseorang,
maka *BERDOALAH* untuk kebaikan.

Sabtu, Juli 30, 2016

NASIB NABI: ADA YANG DITANGKAP DAN ADA YANG DIBUNUH !



Nasib orang-orang baik tak pernah lepas dari kebencian dan dendam sesama yang memusuhi mereka. Sebab kehadiran orang-orang baik mengganggu ketentraman orang-orang jahat, karena itu orang-orang jahat selalu membungkam orang-orang baik dengan cara meneror, mengintimidasi, menangkap dan memenjarakan termasuk membunuhnya. Yesus sendiri mengalami hal  yang sama.

Yeremia dalam bacaan pertama ditangkap dan hendak dibunuh oleh seluruh penduduk Yerusalem karena nubuat-nubuatnya keras dan tajam. Yeremia hanya melanjutkan pesan-pesan Tuhan melalui dirinya,namun penduduk Yerusalem tersinggung berat dengan nubuat itu karena Yeremia menyebut semua dosa yang mereka lakukan dan akibat dari dosa yang bakal mereka pikul. Tersinggung, marah dan mendapat ancaman adalah resiko dari tugas sebagai nabi. Akan tetapi Yeremia tidak takut akan ancaman pembunuhan atas dirinya, sebab ia yakin bahwa tugas itu benar dan akan menyelamatkan bangsa itu jika mereka bertobat. Jika orang Israel masih memiliki perasaan tersinggung sebenarnya masih memiliki suara hati yang baik (bdk Yer 26:11-16.24). Yeremia diselamatkan oleh Ahikam bin Safan. Ia selamat dari rencana pembunuhan.

Jalan hidup Yohanes Pembaptis lain lagi. Tugas kenabiannya terhenti di tangan Herodes, ketika Herodes mengikuti kemauan puterinya untuk mempersembahkan kepala Yohanes dalam pinggan sebagai hadiah atas tarian indah puterinya di hadapan para tamu di saat pesta ulang tahunnya. Hadiah kepala orang suci ini bukanlah hadiah yang menyenangkan sebab nyawa seorang nabi dikorbankan. Ini adalah tindakan balas dendam dari seorang yang merasa tersinggung atas kritikan sang nabi atas cara hidup yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Herodes sesungguhnya telah bersalah sebab mengambil istri saudaranya menjadi isterinya. Herodias sangat tersinggung dengan kecaman Yohanes Pembaptis maka ia membalas dendam dengan cara yang kejam.

Bagi orang yang tersulut marah dan dendam perbuatan balas dendam pasti memuaskan hatinya yang marah. Akan tetapi apakah kepuasan itu akan membuatnya bahagia. Tak ada kebahagiaan di balik perbuatan balas dendam, sebab perbuatan membunuh sesama manusia adalah kejahatan yang akan membuat seseorang akan menderita seumur hidup. Orang yang suka membalas dendam adalah orang-orang yang tidak bahagia dalam hidup ini. Manusia tidak akan pernah menjadi bahagia karena kejahatan yang dilakukannya. Sebab kejahatan bertentangan dengan kehendak Tuhan, sumber kebahagiaan sejati.

Kemarin kita menonton di televisi atau baca di surat kabar dan medsos tentang peristiwa pembunuhan yang terjadi atas diri seorang pastor di Perancis. Peristiwa seperti ini tidak lain selalu berhubungan dengan pembalasan dendam, perampokan dan kejahatan yang serupa dengan itu. Sebuah kenyataan hidup yang bisa menimpa siapa saja. Tuhan membiarkan semuanya terjadi mungkin demi sebuah tujuan yang telah dirancangkan-Nya, sebagaimana Dia membiarkan Yesus Kristus mengalami perjalanan dan kematian di salib yang mendatangkan keselamatan bagi umat manusia !   


Jumat, Juli 29, 2016

SAUDARAMU AKAN BANGKIT !



Dokter Ben Carson, ahli bedah syaraf otak terkenal di Amerika, suatu hari keluar dari ruang operasi dengan wajah ceria. Ia baru menyelesaikan operasi bedah syaraf otak dari dua anak (pasangan kembar siam di kepala) selama kurang lebih 32 jam. Ia menemui orangtua dari anak-anak itu dan berkata: “Semoga mereka baik-baik saja dalam beberapa hari ke depan dalam masa pemulihan. Operasi telah berhasil. Kepala mereka telah dipisahkan. Terima kasih atas doa-doa Anda yang telah menolong kami”. Kata-kata hiburan yang keluar dari mulut dokter itu serentak mengubah wajah sayu dari orangtua anak-anak bersangkutan dan mereka pun ikut ceria seperti dokter Ben. Betapa tidak! Operasi bedah syaraf dari pasangan kembar siam itu telah berlangsung puluhan jam dan sempat membuat mereka sangat kuatir. Berita gembira itu membuat keduanya tenang dan bahagia.

Marta agak menyesal ketika Yesus datang terlambat mengunjungi Lazarus yang sudah empat hari di dalam kubur. Kata Marta: Andaikan Engkau ada di sini pasti saudaraku tidak mati! Tetapi Yesus menjawab Marta dan berkata: “Saudaramu akan bangkit”! Jawaban Yesus tidak serta merta menggembirakan hati Marta, sebab dia berpikir bahwa perkataan Yesus hanyalah sebuah hiburan yang berhubungan dengan keyakinan Yahudi, mengenai kebangkitan pada akhir zaman. Karena dia menjawab Yesus: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman." (Yoh 11:24). Ternyata perkataan Yesus kepadanya akan dia saksikan sendiri sesudahnya, ketika Lazarus sungguh-sungguh dibangkitkan dari kuburnya. Yesus berkuasa atas hidup dan mati, atas untung dan malang, atas sehat dan sakit, atas senang dan susah, atas segala peristiwa apa saja dalam hidup manusia. Sebab Bapa telah menyerahkan kepada-Nya segala kuasa yang berhubungan dengan keselamatan manusia. Kata Yesus selanjutnya: : "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya” (Yoh 11:25-26). Janji Tuhan ini hemat saya semuanya akan berdampak positip pada setiap permasalahan hidup manusia. Yang percaya kepada-Nya, tidak akan mati selamanya, tidak akan susah seterusnya, tidak akan sakit terus menerus dst.

Kunci pemulihan hidup dalam perjanjian lama, sesuai dengan nubuat Yeremia dalam bacaan pertama adalah: pertobatan! Mengapa? Semua bentuk penderitaan, kesulitan dan tantangan yang terjadi dalam hidup ini, dalam pandangan perjanjian lama, pertama-tama disebabkan oleh dosa dan sikap tidak mau taat kepada perintah Allah. Kalau manusia bertobat maka hidupnya akan berubah. Misalnya, kalau seorang yang malas berdoa dan bekerja lalu bertobat menjadi rajin maka ia akan kaya, pintar dan menerima banyak rahmat dari Tuhan untuk kehidupannya yang baru. Kata Yesus: saudaramu akan bangkit sesungguhnya ditujukan kepada siapa saja yang hidupnya tak berdaya, sakit, sedih, berdosa, dll. Hidup mereka akan dipulihkan oleh kuasa kebangkitan-Nya. ! 


Kamis, Juli 28, 2016

ANTARA IKAN BAIK DAN BURUK !



Kalau kita termasuk orang yang pandai membeli ikan (ikan basah) di pasar, kita bisa tahu mana ikan baik dan mana ikan buruk (busuk). Dari segi jenis ikan, kita harus tahu nama ikannya. Dari segi lamanya ikan itu sudah ditangkap dapat kita perhatikan warna mata dan insangnya. Jika warna mata dan insangnya sudah memutih berarti ikan itu buruk dan hampir membusuk. Sebaiknya jangan dibeli sebab rasanya pasti tidak enak.

Hari ini Tuhan Yesus menyampaikan perumpamaan tentang seorang nelayan yang menangkap ikan dengan pukatnya. Ikan yang ditangkap ada yang baik dan ada yang buruk. Yang baik dimasukkan ke dalam pasu dan yang buruk dibuang. Itu berarti yang membedakan baik dan buruk di sini dilihat dari jenis ikan. Sebagai anak pantai dan sering menangkap ikan di laut serta yang tahu jenis ikan, saya boleh mengatakan bahwa ikan disebut baik itu karena: bentuknya bagus, dagingnya enak atau gurih bila dimasak/dibakar dan dimakan. Sedangkan ikan yang buruk itu bentuknya jelek dan dagingnya tidak enak serta ada juga yang beracun. Perumpamaan ini hendak membandingkan sifat manusia yaitu ikan baik adalah orang-orang yang sifatnya baik dan menyenangkan, sifat dan sikap yang berkenan di hadapan Tuhan, sebaliknya ikan yang buruk adalah orang-orang yang sifat dan sikapnya bertentangan dengan kehendak Tuhan (bdk Mat 14:47-53). Bila kita digolongkan dalam ikan yang baik maka kita akan disatukan dalam kerajaan Allah (pasu), sebaliknya bila kita tergolong ikan yang buruk kita akan dibuang.

Sebagai orang yang beriman kita akui bahwa tidak semua kita suci, pantas dan baik di hadapan Tuhan dan sesama. Pada satu pihak mungkin kita memiliki banyak kehebatan tetapi pada pihak lain kita juga memiliki banyak kelemahan. Menurut bacaan pertama hari ini, sebagai manusia yang memiliki banyak kelemahan dan keterbatasan, kita diajak agar selalu kembali menghadap Tuhan. Melalui nabi Yeremia, Tuhan mengatakan bahwa manusia itu seperti tanah liat di tangan tukang periuk, apabila bentukan pertamanya rusak maka ia harus dibentuk kembali agar bentukannya sesuai dengan keinginan tukangnya. Tuhan itu tukang periuk, tanah liat itu kita umat anak-anak-Nya. Tuhan selalu ingin membentuk hidup kita sesuai dengan keinginan-Nya, supaya kita selamat atau menjadi ikan yang baik, jika hidup kita dirusak oleh dosa maka kita perlu kembali kepada-Nya supaya dapat dibentuk kembali oleh-Nya dengan rahmat pengampunan (bdk Yer 18:1-6).  

Dalam kenyataan hidup ini, ada orang yang merasa senang dengan kejahatan, walaupun itu bukan cara hidup yang benar, tetapi sayangnya bila tidak bertobat, mereka akan menjadi orang yang terbuang. Tetapi kita bersyukur bahwa ada banyak orang yang senang dengan kebaikan, hidup sesuai kehendak Tuhan. Kiranya cara hidup yang benar ini patut diwariskan secara turun temurun kepada anak cucu dan ecep lence, dst. Amin

Rabu, Juli 27, 2016

SUKA DUKA SANG NABI vs SANG MUTIARA!



Menjadi nabi Tuhan pada zaman hidupnya Yeremia bukanlah pelayanan yang enteng, melainkan pelayanan yang sangat berat. Pada awal panggilannya ia menolak sebab ia masih terlalu muda, tetapi Tuhan seolah-olah memaksanya sambil berjanji akan menyertai dia. Meski ia tahu ada penyertaan itu tetapi di saat-saat ia menghadapi ejekan, penderaan bahkan penangkapan hingga dijeblos ke dalam penjara, Yeremia tidak mampu untuk tidak menangis dan mengeluh. Bacaan pertama hari ini menggambarkan keadaan hatinya yang tersesak.

“Celaka aku, ya ibuku, bahwa engkau melahirkan aku, seorang yang menjadi buah perbantahan dan buah percederaan bagi seluruh negeri. Aku bukan orang yang menghutangkan ataupun orang yang menghutang kepada siapa pun, tetapi mereka semuanya mengutuki aku. Mengapakah penderitaanku tidak berkesudahan, dan lukaku sangat payah, sukar disembuhkan? Sungguh, Engkau seperti sungai yang curang bagiku, air yang tidak dapat dipercayai” (Yer 15:10.18). Ungkapan Yeremia ini sungguh menggambarkan hatinya yang terluka, pedih, perih tak tertahankan sampai mencap Tuhan bagaikan air yang tak dapat dipercaya. Suatu gambaran kehidupan dan pergulatan batin dari setiap insan yang tertimpa derita dan terasa melampaui pertahanan iman akan penyertaan Tuhan. Gambaran tentang kelamnya kehidupan manusia yang juga dirasakan oleh jutaan manusia abad ini di pelbagai belahan dunia ini. Di mana-mana orang merintih dan menangis, di mana-mana orang mengeluh dan merontak dalam keputusasaan. Suka duka sang nabi juga adalah suka duka kita.

Ketika Yesus datang suka itu tak pernah berhenti, bahkan bertambah karena negeri terjanji itu telah terkontaminasi oleh kekafiran dan kepalsuan, oleh penindasan dan ketidakadilan, oleh pajak yang tinggi dan kemiskinan. Namun dalam keadaan seperti itu Yesus tidak berhenti berbicara dan mengunjungi setiap kampung dan kota, penduduk di pantai dan pegunungan untuk mengatakan kepada mereka bahwa di tengah bangsa yang tertindas ini sudah ada mutiara yang mahal dan harta yang terpendam. Ia sampaikan kebenaran ini dalam bentuk perumpamaan yang terdengar dalam bacaan ekaristi hari ini. Bila mereka menemukan mutiara atau harta terpendam itu, mereka akan menjual segala harta yang lain untuk mendapatkannya, walaupun mereka tahu Dia lebih menderita daripada nabi Yeremia (bdk Mat 13:44-46). Mengapa mereka begitu berani untuk melakukannya?

Kehadiran dan kekuatan kuasa Sang Mutiara itu jauh lebih kuat dari segala derita apapun di dunia ini. Perjumpaan dengan-Nya akan menghilangkan semua ketakutan, kegelisahan, kecemasan tentang hidup ini. Dia akan memberi kita karunia-karunia yang kita perlukan untuk mengatasi segala bentuk ketakutan dan kecemasan itu. Sang Mutiara itu tidak lain adalah Yesus Kristus sendiri. Suka duka sang nabi tidak ada artinya dengan kuasa penghiburan yang kita terima dari Yesus, Tuhan. Amin

Adhitz Ads