Segala
macam aturan yang tertulis maupun yang tidak mewajibkan semua anggota
masyarakat di manapun di dunia ini untuk mentaatinya. Aturan atau hukum ditulis
atau tidak memiliki manfaat untuk mengatur tata tertib hidup manusia di segala
bidang. Semuanya bertujuan agar hidup kita bisa sejalan dengan kehendak Allah,
Pencipta kita. Keselamatan hanya bisa dicapai jika selaras dengan kehendak
Allah.
Orang
Farisi ingin menjebak Yesus dengan pertanyaan tentang kewajiban membayar pajak.
Mereka mau menangkap Dia saking iri hati, benci, denda dan marah. Sebab Yesus
tanpa tedeng aling-aling sering mengecam kemunafikan mereka. Pertanyaan jebakan
mereka hari ini: “Apakah boleh membayar pajak kepada kaisar atau tidak”? Yesus
pintar dan bijaksana. Dia meminta mereka menunjukkan mata uang yang dipakai.
Setelah melihatnya Dia bertanya: “Gambar dan tulisan siapakah yang tertera pada
mata uang ini?”. Mereka menjawab: gambar dan tulisan kaisar! Mendengar jawaban
itu, Yesus menegaskan: “Apa yang menjadi
kewajiban terhadap kaisar berikan kepada kaisar, dan apa yang kewajiban kepada
Allah berikan kepada Allah!”. Dengan jawaban ini Yesus tahu akan hukum
Ilahi dan hukum duniawi. Jawaban-Nya sangat benar dan dengan demikian Dia mengingatkan kita
bahwa bila “ada hukum maka ada pula kewajiban”. Sebab hukum dibuat untuk
mengatur tata tertib hidup, tata tertib kerja sama antar manusia dan antar
masyarakat dan teristiwa antara Tuhan dengan umat manusia.
Di
dunia yang penuh dengan godaan dan dosa ini tak pernah ada kehidupan tanpa
aturan, dan tak pernah ada aturan yang menyusahkan hidup manusia, kecuali kalau
aturan itu digunakan untuk tujuan yang salah. Aturan ada demi menjamin
kesejahteraan bersama. Tuhan memberikan kebebasan kepada manusia di taman Eden,
namun diberikan juga aturannya agar tidak hidup sesuka hati. Negara memberi
kebebasan kepada rakyatnya untuk mengejar kesejahteraan namun ada juga
hukum-hukum yang mengatur kebebasan itu, agar tidak melanggar hak-hak asasi
satu sama lain. Setiap orang yang mengakui Tuhan dan aturan hukum-Nya harus
taat kepada Tuhan. Setiap oang yang tinggal dalam sebuah Negara harus taat
kepada Negara dan juga undang-undangnya. Ada aturan, ada pula kewajiban.
Pada
zaman pemerintahan raja Koresh (Yes 45:1.4-6), nabi Yesaya bernubuat tentang
tugas raja untuk menjaga kemurnian iman bangsa Israel agar tidak menyeleweng
kepada keyakinan lain. Hanya ada satu Allah yang disembah yaitu Allah dari
nenek moyang mereka Abraham – Ishak dan Yakub. Hanya kepada-Nya saja mereka
menyembah. “Akulah Allah dan tidak ada yang lain”. Koresh diurapi untuk memegang
teguh kebenaran ini, sebuah kebenaran yang menjamin keselamatan seluruh bangsa,
agar tidak mengulangi kembali cara hidup yang salah, sebuah cara hidup yang menjerumuskan
mereka jatuh ke dalam dosa berhala, yang menyebabkan mereka menjadi orang-orang
tawanan di Babylon. Allah telah memberi mereka kebebasan untuk mendiami dan
mengolah tanah di negeri yang kaya akan susu dan madu, namun mereka tidak boleh
melupakan Tuhan yang memberi semuanya itu lalu berpaling kepada dewa-dewi lain.
St.
Paulus sangat mencintai umat-Nya di Tesalonika (1Tes 1:1-5b). Melalui suratnya hari ini ia menyampaikan
terima kasih dan ungkapan cintanya kepada mereka, sebab jemaat Tesalonika telah
menunjukkan iman dan kasih mereka kepada Paulus ketika ia berada di Tesalonika.
Paulus bersyukur akan pekerjaan Roh Kudus yang menyemangati mereka untuk hidup
dalam iman yang benar kepada Tuhan. Paulus juga tahu berkat iman mereka yang
teguh itu, mereka taat pada hukum-hukum Tuhan dan bisa hidup sesuai dengan
kehendak Allah. Hidup sesuai dengan kehendak Allah adalah cara hidup yang
menghantar orang kepada keselamatan. Ada aturan maka harus ada kewajiban untuk
taat kepada aturan itu. Aturan bukan sekedar ditulis atau diucapkan saja tetapi
mewajibkan semua anggota masyarakat, mulai dari pejabat yang paling tinggi
hingga rakyat yang paling rendah, untuk mentaati dan menjalankannya. Amin