Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Jumat, Oktober 27, 2017

DAMAI DAHULU !

Sifat dan sikap yang paling baik yang perlu dihayati dan dipupuk oleh setiap insan di dunia ini adalah suka “berdamai”. Damai dalam keyakinan kita terarah pada 4 unsur berikut, yakni: damai dengan Tuhan, sesama, diri sendiri dan alam lingkungan. Mengapa? Jawabannya, dalam hidup ini kita selalu berhubungan dengan ke empat unsur bersangkutan. Jika dengan salah satunya hubungan kita kurang beres, maka hati dan pikiran kita akan terganggu. Kita tidak akan menikmati kenyamanan dalam hidup.

Hari ini Tuhan Yesus menasihati kita (Luk 12:54-59) agar sebelum kita menghadap penguasa yang menyelesaikan perkara hidup kita, sebaiknya kita berdamai lebih dahulu agar kita tidak mendapat hukuman bila saja perkara itu diadili oleh penguasa yang mungkin akan membuat keputusan yang merugikan kita atau pihak lawan. Kalau kita yang dijebloskan ke dalam penjara, kita akan mendapat kerugian. Kalau lawan yang masuk penjara, dia akan menderita kerugian juga dan hubungan kita dengan orang bersangkutan tidak bisa diperbaiki. Kita ingin agar dalam dunia ini kita bisa bekerja sama, menikmati kebahagiaan bersama-sama, bernyanyi bersama dalam sukacita, menderita bersama dalam kesusahan. Kalah dan menang karena persaingan selalu menimbulkan permusuhan yang tak akan berguna bagi hidup kita. Hidup di dunia ini hanya dinikmati sekali saja dalam waktu yang amat terbatas. Hidup dalam damai saja yang dapat memberi kita kebahagiaan.

Namun untuk mewujudkan cita-cita Tuhan Yesus di atas tidaklah mudah. Santu Paulus menyadari hal ini. Dalam usaha untuk memelihara karunia-karunia Allah hidupnya masih bergulat dengan kelemahan-kelemahan. Dia menulis: “dalam diriku masih ada dosa yang bercokol. Dalam batin aku suka akan hukum Allah, tetapi anggota tubuhku masih berjuang melawan hukum akal budi. Aku ini manusia celaka” (Rom 7:18-25a). Paulus sangat rendah hati mengatakan hal ini namun ia juga percaya dengan penuh harap bahwa Kristus akan menyelesaikan kelemahan ini pada waktunya. Karena itu ia tetap berjuang melawan segala kelemahannya dalam iman akan Yesus Kristus yang sudah menang atas dosa dan maut. Ia mau tetap berdamai dengan Tuhan, sesama, diri sendiri dan lingkungan alam. Dia sudah merasakan semua anugerah ini hingga ia tiba di Roma. Di sana ia tidak berpikir lagi tentang hidupnya yang menderita, bahkan ia berkata: mati adalah keuntungan bagiku karena aku telah bekerja untuk memberitakan injil-Nya. Di samping mengajar, ia menulis banyak surat yang istimewa dan telah menjadi bagian yang indah dari Perjanjian Baru.

Damai dengan Tuhan, sesama, diri sendiri dan lingkungan alam adalah jalan menuju sukacita abadi yang akan memenangkan setiap pergulatan hidup di dunia ini !  

      


 

Adhitz Ads