Pedro
semasa berusia 4 tahun sering bermain-main ke hutan di dekat rumahnya. Saking
senangnya ia masuk semakin jauh ke dalam hutan menikmati suara burung-burung
yang bersiul riang gembira. Ia lupa bahwa hari sudah rembang petang dan makin
lama makin gelap. Ketika ia hendak pulang ke rumahnya ia tidak bisa melihat
apa-apa lagi karena hari sudah sangat gelap. Ia ketakutan dan berteriak meminta
bantuan tetapi suaranya tidak kedengaran ke mana-mana ditelan dedaunan dan
bunyi burung malam yang semakin riuh. Ketika ketakutan semakin mencekam
perasaannya, ia teringat akan cerita ayah tentang para malaikat pelindung.
Segera saja saat itu ia pun berlutut dan berdoa: Tuhan Yesus kirimkan kepada saya malaikat pelindungmu dan bantulah
saya, karena saya telah tersesat.
Doa
seorang anak yang polos tetapi penuh iman itu segera terjawab. Tiba-tiba
tampaklah kepadanya sesosok manusia berbadan tinggi ramping, bercahaya dan
memiliki sayap. Orang itu memimpin Peter hingga ke dekat rumahnya, ketika jarum
jam sudah menunjukkan pukul 22.00. Sementara itu di kampungnya telah berkumpul
seluruh warga sambil memukul gong dan menabuh gendrang untuk mencari Peter.
Orangtua beserta kakak-kakaknya telah menangis karena gelisah memikirkan Peter.
Akhirnya mereka bersyukur Peter bisa pulang pukul 22.00. Sambil meminta maaf
atas kenakalannya, ia mengisahkan kembali bagaimana ia tersesat dan berdoa
mohon bantuan kepada Tuhan agar mengirimkan malaikat pelindung itu. Sesudah itu
ia bersaksi kepada teman-temannya bahwa malaikat pelindung dan penolong itu
ada,
Cerita
tentang malaikat punya dasar biblis. Bacaan pertama Kitab Keluaran 23:20-23a
hari ini mengatakan tentang adanya malaikat. “Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk
melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah
Kusediakan”. Lalu Penulis Kitab Keluaran memberi nasihat kepada kita agar
kita menjaga diri dengan menjaga hubungan baik dengan mendengar nasihatnya. Hal
ini penting sebab keselamatan hidup kita ada dalam tanggung jawabnya, musuh jiwa
raga kita akan digempurnya. Tetapi jika hubungan ini tidak dijaga maka
pelanggaran kita tak akan dia ampuni.
Di
sela-sela pengajaran-Nya para murid bertanya tentang siapa yang terbesar dalam
kerajaan Allah. Pertanyaan ambisius ini dijawab Tuhan Yesus dengan meminta
mereka agar memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah
mereka. Lalu dengan penuh wibawa Yesus berkata, “jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu
tidak masuk Kerajaan Surga, tetapi jika kamu rendah hati seperti anak kecil
ini, kamulah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Jangan remehkan mereka sebab
malaikat-malaikat mereka selalu memandang Bapa-Ku di surga” (Mat 18:1-5.10).
Pengajaran Yesus meneguhkan apa yang telah ditulis dalam Perjanjian Lama
tentang eksistensi para malaikat surga yang ditugaskan Allah untuk menjaga
setiap insan manusia agar hidup sesuai dengan kehendak Allah.
Jika
kita melihat dan menilai fenomena hidup manusia di zaman ini, banyak orang
tidak peduli pada kehadiran para malaikat pelindung itu, sebab tampaknya dosa telah
merajalela dan mengobrak-abrik semangat ketaatan kita pada kehendak Tuhan dan
hidup menurut kehendak sendiri. Masa bodoh, tidak mau tahu, tidak mau mendengar
nasihat menjadi sumber kejatuhan manusia zaman ini. Sabda Yesus dalam Injil
hari ini mengingatkan kita: “Jika kamu
tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk
Kerajaan Surga”!