Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Senin, Oktober 16, 2017

MENGAPA HARUS MEMINTA TANDA LAGI ?

Kebiasaan meminta tanda pada Yang Mahatinggi bukan saja dilakukan oleh manusia zaman ini tetapi ada sejak manusia hidup dalam budaya-budaya yang diciptakannya, karena komunikasi dengan Pribadi yang tak kelihatan itu sering terjadi melalui symbol-simbol. Misalnya saja dalam upacara memberi makan kepada Kuasa yang mahatinggi, sesudah doa dan hewan persembahan disembelih, para tua adat yang memimpin acara itu harus memeriksa urat hati hewan persembahan. Melalui hati hewan itu dia bisa membaca apakah doa dan persembahannya diterima atau tidak oleh Kuasa Tertinggi itu. Jika uratnya baik, itu tanda doa dan persembahan diterima, jika uratnya jelek itu pratanda doa dan persembahan tidak diterima.

Yesus Kristus hadir di dunia ini sudah dinyatakan dengan pelbagai nubuat para nabi dan melalui banyak tanda. Ketika Dia bekerja di tengah umat Israel dan berjalan dari kampung ke kampung dan desa-desa, banyak sekali tanda atau mujizat yang dikerjakan-Nya. Bukankah semua itu adalah tanda kehadiran Kerajaan Allah dan Allah sendiri? Namun karena mereka ini buta mata dan hatinya, maka mereka masih menuntut sesuatu yang lebih lagi. Tidak heran kalau Tuhan Yesus tidak memberi tanda, malah dia mengatakan: “Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menuntut suatu tanda tetapi mereka tidak diberikan tanda selain tanda nabi Yunus”. (bdk Luk 11:29-32). Tuhan Yesus adalah tanda kehadiran Allah. Dia sesungguhnya 100% Allah dan 100% manusia. Dia sudah melakukan segala pekerjaan Allah, karena Dia adalah Allah, memiliki kuasa Allah. Dia lahir sebagai manusia melalui seorang wanita karena Allah mau menjelma menjadi manusia, yang kita sebut inkarnasi Allah. Mungkin saja para lawannya tidak suka pada-Nya sehingga mereka meminta hal-hal yang sebenarnya sudah mereka saksikan dengan mata kepalaya sendiri. Namun karena hati mereka tidak menerima Dia maka mereka tidak percaya pada apa yang mereka lihat pada Yesus. Hati yang tertutup telah menutup mata iman dan mata kepalanya.

Kesaksian Paulus tentang Yesus Kristus dalam suratnya kepada jemaat Roma (Rom 1:1-7) hari ini merujuk pada perjanjian lama yang dipelajarinya. Dia adalah ahli Taurat yang mengerti semua rencana Tuhan dengan baik, karena itu dia mengatakan: “Injil itu telah dijanjikan-Nya sebelumnya dengan perantaraan nabi-nabi-Nya dalam kitab-kitab suci, tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud, dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita”. Dengan pandangan ini jelas bahwa Paulus mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. “Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya”.

Paulus dalam pewartaannya tidak lagi meminta tanda sebab ia sudah melihat Tuhan Yesus melalui pengalaman rohani ketika menuju Damsyik. Sesudah dibaptis dalam kuasa Roh Kudus oleh Ananias di Damsyik ia menjadi semakin percaya pada Yesus. Ia tidak lagi meminta tanda bahkan sebaliknya melakukan banyak tanda dan mujizat di semua kota dan desa yang didatanginya. Gereja dari zaman ke zaman melanjutkan semua pekerjaan Tuhan Yesus melalui pengajarannya, sakramen-sakramen dan pelayanan lainnya. Di dalam pelayanan itu Tuhan sudah terus menerus menghadirkan diri dan karya-Nya yang hidup melalui banyak tanda. Maka tak perlu meminta tanda selain meminta kepada-Nya agar memperdalam iman, harapan dan kasih kepada-Nya. Amin


        


 

Adhitz Ads