Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Kamis, Oktober 05, 2017

HUKUM TUHAN, LEBIH INDAH DARI EMAS !  

Minggu lalu di sebuah restoran kecil di pantai Bajo, iseng-iseng saya bertanya kepada seorang bapak yang mentraktir kami: “Pak, saya dengar kini banyak orang merasa gelisah dengan aturan pajak yang ketat oleh pemerintah. Bagaimana menurut bapak? Bapak itu menjawab, “hemat saya peraturan ini sangat bagus bagi kami yang sudah biasa membuat laporan yang jujur dari hasil usaha kami. Pekerjaan kami lancar dan laporan pembayaran pajak kami baik dan tak ada kesulitan”. Yang merasa gelisah adalah mereka yang selama ini sering membuat laporan palsu demi keuntungan yang besar dan akibatnya negeri ini tidak bisa maju, yang kaya bertambah kaya dan yang miskin tetap saja miskin sebab kita selalu kekurangan uang untuk membangun infrastruktur dsb. Negara maju karena uang pajaknya”. Bagi bapak ini hukum Negara tentang kejujuran membayar pajak adalah sesuatu yang baik demi kesejahteraan bersama.

Jawaban bapak ini mengingatkan kita akan gambaran sukacita yang diungkapkan pemazmur dalam mazmur antar bacaan hari ini tentang bagaimana nikmatnya hukum Tuhan. “Hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya, lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah (bdk Mzm 19: 8-11). Kegembiraan pemazmur ini dirasakan juga oleh umat Israel pada zaman pemerintahan kepala daerah, Nehemia, dan imam Ezra. Ketika Ezra membaca Taurat Tuhan dari pagi hingga tengah hari, semua bangsa yang mengerti tentang arti hukum-hukum itu, mendengarnya dengan penuh perhatian dan mereka merasakan betapa hikmatnya Taurat Musa itu bahkan membuat mereka sedih mendengarnya. Setelah pembacaan itu Ezra mengumumkan kepada seluruh jemaat Israel bahwa hari itu hari Tuhan dan mereka harus bersukacita karenanya dan berpesta ria. Hukum Tuhan adalah sesuatu yang indah. Hukum mengatur kehidupan manusia agar tertib, aman dan damai. Orang-orang yang taat pada hukum adalah orang-orang yang mencintai Tuhan dan sesamanya; mereka termasuk orang-orang yang berkualitas dalam hidup ini.

Ketika mengutus 70 murid, Tuhan Yesus menetapkan beberapa ketentuan: pertama, mereka pergi berdua-dua; kedua, berdoa kepada Tuhan agar Ia mengirim pekerja-pekerja sebab tuaian banyak tetapi pekerjanya sedikit; ketiga, jangan bawa bekal, pundi-pundi dan kasut; keempat, jangan beri salam kepada siapapun supaya fokus pada pelayanan; kelima, jika masuk rumah orang perhatikan tata sopan santun dan menikmati apa saja yang disiapkan tuan rumah; keenam, jangan pindah-pindah rumah; ketujuh, sembuhkanlah orang-orang sakit; kedelapan, jika tidak diterima maka kebaskan saja debu dari kaki sebagai tanda peringatan bagi mereka bahwa sikap menolak itu salah (Luk 10:1-12).

Tampaknya aturan yang diberikan Tuhan Yesus ini sangat detail. Tujuannya tidak lain agar para murid itu fokus pada pekerjaan mereka yang utama yakni pekerjaan mewartakan kabar gembira. Pekerjaan ini penting karena umat Israel saat itu berada dalam situasi yang sulit akibat penjajahan. Mereka diutus untuk memberi penghiburan, kekuatan dan kesembuhan rohani dan jasmani. Aturan-aturan yang ditetapkan Yesus itu penting, bila ditaati maka nikmatnya akan terasa seperti madu di sarang lebih atau lebih indah dari pada emas. Mengutip Santa Angela dalam wasiatnya ia mengataka: “Kalau kamu taat pada hukum Tuhan dan perintah pemimpinmu maka hikmatnya akan jauh lebih besar dari pada rasa sakit yang kamu alami”!

Bila saja kita semua taat pada perintah Allah dan hukum-hukum positip di setiap negeri, maka kita akan menikmati kemakmuran dan kesejahteraan lebih dari manisnya madu di sarang lebah atau indahnya lebih dari pada emas murni !










Adhitz Ads