Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Minggu, Oktober 15, 2017

SEMUANYA DAPAT KUTANGGUNG DALAM DIA !

Membaca judul renungan ini teringat saya akan para martir dan para kudus yang mendapat banyak pencobaan dalam hidup mereka. Iya, seberat apa pun pencobaan yang mereka rasakan seperti dicercah, difitnah, dikasari, ditangkap, dianiaya bahkan dibunuh, semuanya mereka terima dalam kesatuan dengan Tuhan yang memberi mereka kekuatan untuk bertahan. Seperti kata raja Daud dalam mazmurnya: “Sekali pun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya sebab Tuhan besertaku”.

Keyakinan seperti ini diperlihatkan St. Paulus dalam bacaan kedua hari ini (Flp 4:12-14.19-20). “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”. Keyakinan ini lahir dari pengalaman iman Paulus sendiri, sebab ketika dia bertobat, dia sangat dibenci oleh saudara-saudaranya sendiri, oleh para ahli Taurat, imam-imam, orang Farisi, yang menolak ajaran baru bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat. Kesaksian iman dalam surat-surat yang ditulisnya atau juga yang diceritakan Kisah Rasul, Paulus sungguh-sungguh mengalami banyak penderitaan. Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus ia menulis: “Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian, dan, dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi, urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat” (2 Kor 11:23-28)

Paulus memberikan kesaksian ini dengan tujuan mengajak umatnya di Filipi, Korintus atau pun di tempat lain bahkan kita di zaman ini, bahwa bila mau mengikuti Yesus kita harus siap untuk menerima dan mengalami pelbagai pencobaan, dalam bentuk suka maupun duka. Derita hendaknya dilihat sebagai cara kita mengambil bagian dalam derita Kristus untuk menebus dosa sendiri, sesama ataupun dunia umumnya. Pencobaan melalui kesenangan hendaknya dilihat sebagai bentuk godaan yang perlu diwaspadai, jika tidak maka kita akan terjerumus dalam dosa.

Bila kita bertahan hidup dalam derita dan kesukaran maka janji keselamatan-Nya akan terwujud. Tangan-Nya yang kuat akan selalu menaungi dan melindungi kita dan sesudahnya kita akan hidup dalam sukacita sebab Ia akan menghapus air mata dari wajah semua orang…..(bdk Yes 25:6-10). Pada saatnya Tuhan akan mengundang kita semua masuk dalam Kerajaan-Nya, bagaikan seorang raja yang mengundang kita masuk ke dalam perjamuan nikah anaknya. Di dalam perjamuan itu kita akan menikmati segala makanan yang tersedia bagi kita.

Sebaliknya jika kita tidak bertahan dalam penderitaan dan menolak segala kebaikan yang ditawarkan Tuhan maka kita layak menikmati keselamatan itu.


Adhitz Ads