Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Minggu, Oktober 29, 2017

KASIH DALAM PERBUATAN !

Penindasan dan ketidakadilan bukan hanya terjadi pada masa lalu ketika hak asasi manusia masih kurang diperhatikan. Pada masa kini, pada zaman yang sedemikian modern ini juga kejahatan penindasan dan ketidakadilan masih saja terjadi, dan kebanyakan menimpa orang-orang kecil, orang-orang sederhana, termasuk para janda, anak-anak yatim piatu, kaum difable. Penindasan dan ketidakadilan biasa dilakukan oleh kaum berduit, penguasa, atau juga sesama orang kecil karena merasa diri memiliki hubungan dengan para elite di atas. Demi egonya mereka tidak peduli dengan hukum cinta kepada Tuhan dan sesama. Penindasan paling besar kini dilakukan oleh kaum radikal dengan menindas ideologi orang lain dan menghalangi kebebasan sesama untuk hidup nyaman dan damai.

Bacaan pertama hari ini dengan keras mengatakan akibat-akibat buruk dari tindakan penindasan dan ketidakadilan terhadap orang-orang kecil terutama terhadap para janda. Musa mengatakan “janganlah kautindas orang asing, janda, anak yatim, dan orang miskin dengan membungakan uang berlipat-lipat hingga kemudian engkau bertindak sebagai penagih. Waspadalah Aku akan membalas engkau dengan keadaan yang lebih buruk. Doa mereka akan Kudengar” (Kel 22:21-27)

Musa mengatakan hal ini dengan keras karena pada zaman itu, manusia hidup bagaikan dalam sebuah rimba. Orang-orang kuat merasa diri seperti binatang buas yang selalu berkeinginan untuk membinasakan binatang-binatang yang lemah. Orang Latin bilang manusia seperti ini menjadi seperti: “homo homini lupus est” – manusia menjadi serigala untuk sesamanya. Sebagai utusan Tuhan atas bangsa terpilih, Musa ingin merubah mental itu dengan hukum cinta kasih, yang dikutip Yesus dalam Injil hari ini. Manusia itu sama derajatnya di hadapan Allah, ia adalah citra Allah yang harus dihormati tanpa memandang perbedaan-perbedaan atas dasar jenis kelamin, tua muda, besar kecil, kaya miskin, sehat atau sakit, agama dan tidak beragama, antara suku yang satu dengan suku bangsa yang lain, antara mayoritas dengan minoritas.

Prinsip dari hukum cinta kasih sesunggunya bukan hanya dalam kata-kata tetapi terutama dalam perbuatan nyata dengan membantu mereka yang miskin dan menderita seperti yang disebut di atas dengan cara apa saja yang bisa dilakukan. Dalam Injil hari ini ketika seorang ahli Taurat mencobai Yesus dengan pertanyaan tentang hukum mana yang terbesar, Yesus hanya mengulangi apa yang sudah dikatakan Musa dalam Perjanjian Lama: “cintailah Tuhan Allahmu dengan segenap hati……dan cintailah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (bdk Mat 22:34-40). Musa dan Tuhan Yesus tidak menyebut bagaimana implementasi dari hukum itu, akan tetapi kita percaya tanpa aksi nyata hukum itu tak akan berguna.

Paulus memuji orang Tesalonika karena mereka telah membuat aksi nyata. Untuk mencintai Tuhan mereka telah meninggalkan berhala-berhalanya, dan untuk mencintai sesama, mereka memberi sumbangan materi kepada orang-orang di Makedonia dan Akhaya (1 Tes 1:5c-10)

Kesimpulan dari warta hari ini:

a)      Kita berusaha menghormati dan mencintai Allah dengan segenap hati
b)      Mengormati dan mengasihi sesama manusia sepeti diri sendiri
c)      Bebaskan diri dari berlaku tidak adil dan menindas sesama, siapa pun mereka.





      


 

Adhitz Ads