Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Rabu, Desember 27, 2017

KAMI MELIHATNYA SENDIRI !(pesta rasul Yohanes)

Pada zaman ini, cerita – berita dan kabar bohong, telah merasuki media sosial dan merebak dengan hitungan detik ke segala penjuru dunia. Jika berita pertama dimulai dengan bohong (hoax) lalu orang lain melanjutkannya tanpa melakukan konfirmasi kebenarannya, maka berita itu akan dipercaya sebagai kebenaran. Tetapi setelah orang lain yang bijaksana mengecek kebenarannya dan ternyata bohong lalu orang membuat berita susulan dengan mengatakan: itu hoax (bohong). Tetapi jika tidak mengecek kebenarannya maka yang bohong itu dipercaya sebagai yang benar. Maka ada nasihat: jangan cepat menyebarkan berita sebelum dilakukan konfirmasi tentang benar tidaknya, apalagi kalau berita menyangkut hal-hal yang mengganggu tata tertib umum.

Untuk menghindari prasangka bohong itu, Yohanes, pengarang Injil dalam bacaan pertama hari ini dengan tegas mengatakan: “Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup -- itulah yang kami tuliskan kepada kamu” (bdk 1 Yoh 1:1-4). Yohanes tidak menulis dan memberitakan sebuah kabar yang ia dengar dari orang lain. Ia juga tidak memberi kesaksian tentang apa yang tidak dia lihat. Yohanes adalah saudara Yakobus, anak Zebedeus. Dia dipanggil menjadi murid Yesus bersama-sama dengan saudaranya Yakobus. Keduanya mempunyai ibu yang meminta kepada Yesus jabatan untuk duduk di sebelah kiri dan kanan bila Yesus membentuk pemerintahan baru seperti yang dirindukan oleh banyak orang Israel.

Yohanes adalah murid yang dikasihi Yesus dan menjadi saksi utama Yesus sejak ia dipanggil menjadi murid hingga penyaliban Yesus di gunung Golgotha. Ia berdiri bersama Maria ibu Yesus dan Maria Magdala di bawah salib, membantu menurunkan jenasah Yesus dari salib. Kisah sengsara Yesus sangat detail dan lengkap. Ia juga yang bercerita tentang bagaimana ia dan Petrus melihat kubur kosong seperti kisah Injilnya hari ini (Yoh 20:2-8). Ia juga bersama para murid lain yang melihat Yesus naik ke surga dan juga yang berkumpul di ruang atas sebelum menerima Roh Kudus. Atas dasar pengalaman-pengalaman langsung bersama Yesus, dengan melihat, mendengar, menyimak semua yang terjadi pada Gurunya itu, Yohanes tidak ragu-ragu mengatakan bahwa ia bukan mewartakan kebohongan tetapi kebenaran. Isi tulisannya sangat reflektif dan mendalam melalui Injilnya, tiga surat Yohanes dan Kitab Wahyu. Ia adalah rasul terakhir yang meninggal dunia tahun 100 pada pemerintahan kaisar Trayanus.

Hari ini kita merayakan pestanya. Semoga oleh doanya kita digerakkan oleh kuasa Roh Kudus untuk melanjutkan kesaksiannya dengan membaca tulisan-tulisannya, lalu menyebarkan kesaksiannya agar semua orang yang mendengarnya percaya dan menjadi pengikut Yesus !




Minggu, Desember 24, 2017

KERAJAANNYA KOKOH SELAMANYA ! (Minggu Advent ke 4)

Setiap orang yang pernah menjadi Raja, Ratu, Presiden atau para pemimpin lainnya, menghendaki agar Kerajaan, Negara, wilayah yang dipimpinnya menjadi kokoh, makmur dan menikmati kesejahteraan lahir dan batin. Namun karena kekuasaannya mereka dibatasi oleh waktu dan usia maka harapan itu kadang terwujud tetapi sesudah pergantiannya kadang tidak terwujud. Setiap pemimpin berbeda dalam cara mewujudkan visi misi kepemimpinannya, setiap pemimpin berhadapan dengan situasi dan perkembangan politik dan ekonomi yang berbeda juga. Ada yang berhasil dan ada yang tidak. Allah mulai membentuk Kerajaan-Nya di dunia ini melalui bangsa terpilih. Saul diangkat sebagai raja pertama di Israel disusul Daud. Dalam diri kedua raja pertama ini tampak bahwa kokoh tidaknya kerajaan itu sangat bergantung kepada pemimpinnya. Bila raja itu setia dan taat pada kehendak Allah, maka kerajaan itu langgeng, jika tidak kerajaan itu berantakan. Seterusnya kisah-kisah lain dari para raja itu dapat kita baca dalam Alkitab Perjanjian Lama dan Baru.

Yesus Kristus datang ke dunia ini membentuk sebuah Kerajaan-Nya di dunia ini, bukan dengan cara manusia tetapi dengan cara dan kehendak Allah sendiri. Ia tidak membentuk kerajaan. Selama hidup-Nya, Ia hanya mengelilingi wilayah Israel, Ia mengajar, melakukan mujizat, sampai Ia ditangkap dan dihukum mati di kayu salib. Dalam pengajaran-Nya Ia mengarahkan pikiran dan hati setiap orang agar belajar dari pada-Nya terutama berusaha menghayati cara hidup dan cara pikir-Nya, mencapai integritas diri sebagai murid-Nya, dengan berlaku setia dan taat kepada hukum-hukum Ilahi. Ia bukan hanya mengajarkan kehendak Allah itu tetapi Ia sendiri menghayati hukum-hukum itu bahkan tunduk pada kehendak Allah untuk menerima tugas menyelamatkan manusia dengan menjadi korban pendamaian untuk dosa manusia: KORBAN SALIB !

Ketika Dia dihukum mati, wafat dan dimakamkan, tampaknya kerajaan yang tak kelihatan itu hancur berantakan. Namun tiga hari kemudian, sesudah kebangkitan-Nya Ia mempersatukan para murid-Nya yang telah tercerai berai itu, mengurapi mereka dengan kuasa Roh Kudus pada hari Pentakosta dan sesudah secara tak kelihatan namun perlahan-lahan Dia membangun Kerajaan-Nya dalam diri para Rasul dan jemaat perdana. Mereka ini membentuk persekutuan iman yang terus menerus berkembang, bertumbuh dan menyebar ke segala penjuru bumi dengan Roma menjadi pusat pemerintahannya. Hingga saat ini kerajaan-Nya telah berlangsung 21 abad di bumi ini dan kemudian kumpulan para kudus-Nya dipersatukan kembali dalam Kerajaan-Nya yang kekal, Kerajaan Surga. Perjalanan Kerajaan Kristus di dunia ini jatuh bangun, sesuai dengan berhasil tidaknya para pemimpin itu memerintah – memimpin. Namun satu harapan yang tetap terwaris dalam hidup setiap orang yang percaya kepada-Nya yaitu: Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan. Hal ini disampaikan malaikat Gabriel kepada Maria, waktu Maria mendapat berita pemilihan menjadi ibu Yesus. Ya, pada saat kita gagal kita belajar untuk kembali ke jalan yang benar, di saat kita berhasil kita belajar untuk selalu menjaga asa positip mengikuti kehendak-Nya.

St. Paulus dalam surat kepada orang Roma memberikan kesaksian ini: segala yang tersembunyi melalui pewartaan para nabi selama ini, kini telah terwujud dalam Kristus. Karena itu bagi-Nya segala kemuliaan hendaknya dimaklumkan dan dinyatakan. Amin  


Sabtu, Desember 23, 2017

KEDATANGAN KEDUANYA SUSUL MENYUSUL !

Para nabi dalam banyak kesempatan telah bernubuat bahwa kedatangan Immanuel akan didahului oleh sesorang yang akan disebut Elia. Tugasnya tidak lain daripada mempersiapkan pikiran dan hati bangsa terpilih agar selaras dengan kehendak Tuhan  yaitu meluruskan yang bengkok, meratakan yang lekak lekuk, atau bertobat. Jarak waktu kedatangan keduanya, hanya berbeda 6 bulan.  

Injil hari ini mengisahkan kelahiran anak Zakharias dan Elisabeth. Keadaan Zakharias sejak penampakan malaikat kepadanya hingga kelahiran puteranya itu masih bisu, sebab ia meminta tanda dari malaikat Tuhan. Akan tetapi ketika anak sudah lahir dan genap waktunya untuk memberi nama kepada anaknya itu, Zakharias menulis nama seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan. Pada saat ia menulis nama YOHANES, ia sembuh dari bisunya. Kejadian ini menimbulkan banyak pertanyaan dari warga sekitarnya, mau jadi apa anak ini kelak? Sebab banyak keajaiban seputar peristiwa ini. Kedatangannya sudah dinubuatkan dalam perjanjian lama oleh nabi Maleakhi (lihat bacaan pertama: Mal 3:1-4; 4:5-6). Yohanes lahir dari pasangan tua di atas 70-an tahun, sama seperti pasangan Abraham dan Sara. Zakharias jadi bisu selama 9 bulan. Saat memberi nama kepada anak itu, ia bisa berbicara lagi dan memuji Tuhan.

Hemat saya semua peristiwa ini menunjukkan kepada kita bahwa rencana keselamatan Tuhan atas umat manusia telah ditetapkan dengan rapi dan matang. Tuhan memilih sebuah bangsa dan melalui bangsa itu rencana itu harus diwujudkan. Tampaknya pelan berabad-abad atau bertahun-tahun tapi pasti, rencana itu berjalan melewati semua pencobaan namun ada jalan keluar, kadang-kadang tidak dimengerti tetapi kemudian dapat dipahami, bangsa pilihan itu jatuh bangun dalam dosa, tertawa dan menangis dalam suka dan duka. Itu semua dibiarkan terjadi demi sebuah tujuan yang mulia: keselamatan harus dicapai melalui syukur dan pengorbanan.

Sesudah Yohanes lahir, 6 bulan kemudian lahir juga Juru Selamat, Tuhan kita Yesus Kristus. Dalam karya mereka bersama, keduanya tak pernah tampil bersama. Yohanes pernah membaptis-Nya juga dan ia menunjukkan kepada orang-orang datang kepadanya bahwa Juru Selamat sudah ada di tengah kita dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Akan tetapi dalam sebuah pergulatan Yohanes pernah mengirim utusannya kepada Yesus untuk bertanya tentang identitas Yesus: apakah Engkau yang ditunggu-tunggu atau ada lagi orang lain sesudah itu. Jawaban Yesus juga samar-samar: orang buta melihat, tulis mendengar dst.

Pertanyaan Yohanes dan jawaban Yesus, terpenuhi secara sempurna dalam diri Yesus. Yohanes bertugas sebagai pendahulu untuk mempersiapkan kedatangan-Nya dengan pesan pertobatan. Yesus menyempurnakan pesan pertobatan itu dengan karya-karyaNya yang agung terutama dengan penyerahan diri-Nya di kayu salib, bangkit dari antara orang mati dan mengutus Roh Kudus. Amin





  

  

Jumat, Desember 22, 2017

HATIKU BERGEMBIRA !

Jika ada dari antara kita menyongsong Hari Raya Natal tanpa sukacita atau perasaan gembira, keadaannya patut dipertanyakan: ada apa gerangan? Apakah karena perayaan itu sudah terlampau biasa dirayakan ataukah karena ada sesuatu yang tidak beres masih tersandung dalam hati sanubari dalam hubungan dengan Tuhan dan sesama. Nuansa seputar hari raya Natal sejak perayaan ini dirayakan secara liturgis entah meriah atau sederhana sesungguhnya mengandung makna sukacita dan damai. Sebagaimana jika kita merayakan hari ulang tahun kita sendiri dengan penuh sukacita demikian pun hari raya kelahiran Tuhan ini sejak dahulu selalu disambut dengan suasana riang gembira.

Bunda Maria ibu Yesus menyambut kegembiraan ini dengan cara apa? Injil hari ini menceritakan bahwa sesudah mengalami perjumpaan yang menggembirakan antara dia dan Elsabeth, Maria mengucapkan kidung magnificat, yang antara lain berbunyi: “Hatiku bergembira karena Allah Juru Selamatku!” (Luk 1:46-56). Kegembiraan yang bersumber dari rahmat Ilahi yang diterima oleh seseorang tampaknya jauh lebih bernilai, lebih dalam, lebih berkualitas rasanya dalam hati jika dibandingkan dengan kegembiraan jasmani yang kadarnya sementara. Kehadiran Roh Kudus yang telah membuat diri-nya mengandung kebesaran Tuhan, membuat Maria tak tahan jika tidak mengucapkan doa magnificat.  Doa ini menunjukkan kepada kita beberapa prinsip bagi doa-doa yang kita panjatkan: dalamnya ada prinsip kerendahan hati sebagai dasar utama dari doa, terkandung juga iman kepercayaan seseorang yang sangat mendalam, sebab Maria percaya pada tindakan Allah atas dirinya, doa ini juga menjadi contoh tentang kenyataan bahwa Allah senang jika kita sungguh bertanggung jawab dalam menjalankan tugas kita masing-masing biarpun itu sesuatu yang sangat sederhana.

Dalam perjanjian lama syukur dan pujian kepada Tuhan tidak diucapkan dengan kidung seperti yang dilakukan Bunda Maria, Hana ibu Samuel mempersembahkan anaknya itu kepada Tuhan melalui imam Eli di kenisah (bdk 1 Sam 1:1:24-28). Hana bersyukur karena permohonannya dikabulkan Tuhan, namun ia tidak menjadikan anak itu sebagai miliknya, tetapi ia mempersembahkannya kepada Tuhan menjadi pelayan imam Eli. Kegembiraan Hana meluap-luap karena doanya terkabul maka guna memenuhi nazarnya kepada Tuhan, ia mengembalikan anak itu menjadi persembahan bagi Tuhan.

Kegembiraan yang bersumber pada pengalaman kasih Allah akan menolong kita untuk berbuat lebih banyak, lebih giat disertai dengan semangat pengorbanan untuk memuliakan nama Tuhan dalam seluruh hidup kita. Jagalah hati untuk selalu bergembira menyongsong kedatangan-Nya. Amin




Kamis, Desember 21, 2017

BERBAHAGIALAH YANG PERCAYA !

Ada banyak kesaksian dalam Kitab Suci tentang bagaimana kebahagiaan mereka ketika menikmati hubungan yang akrab dengan Tuhan. Demikian pun dalam riwayat para kudus, semuanya bercerita tentang kebahagiaan mereka berada dekat dengan Tuhan dan ketahanan mereka ketika mengalami banyak pencobaan. Ada banyak juga kesaksian dari orang-orang yang percaya di zaman yang merasakan kebahagiaan rohani dan jasmani karena mempunyai hubungan baik dengan Tuhan. Mereka semua berkata: Tuhan sungguh mahabaik, mahamurah, pengasih dan penyayang! Tanpa DIA hidup ini akan menjadi sia-sia!

Setelah mendapat berita dari malaikat Gabriel, Maria berangkat ke sebuah di pegunungan di kota di mana Zakharia dan Elisabeth tinggal. Ketika Maria tiba dan menjumpai Elisabeth, anak dalam kandungan Elisabeth yang berusia 6 bulan melonjak kegirangan, saking senangnya. Tentulah karena karya Roh Kudus, ia dan ibunya Elisabeth tahu siapa yang datang ini. Ini tercetus dari mulut Elisabeth sendiri: “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?” Berbahagialah engkau karena telah percaya ! Percaya kepada malaikat yang datang membawa kabar gembira dan percaya kepada Tuhan yang mengutus malaikat itu. Semua yang dikatakan malaikat kepada Maria sudah terlaksana (Luk 1:39-45).

Secara rohani hidup manusia tidak sendirian. Ia hadir dan lahir ke dunia karena kerja sama orangtua dan Tuhan penciptanya. Sejak manusia tercipta, Tuhan terus menerus hadir dan membentuk manusia itu, lahir dan memeliharanya dengan cara langsung maupun tidak langsung. Ketika bertumbuh Tuhan bekerja dalam diri semua orang lain yang memberi perhatian kepadanya. Ketika kita sadar dan menjaga hubungan dengan-Nya secara baik, pasti terciptalah pengalaman yang menyenangkan. Ada kebahagiaan, ada kekuatan, ada damai, ada sukacita, ada berkat dll. Penulis Kidung Agung melukiskan kegembiraan hubungan itu seperti sepasang kekasih yang saling jatuh cinta dan terus menerus saling memuji satu sama lain ketika mereka berada bersama (bdk Kid 2:8-14).

Dari kesaksian-kesaksian di atas baik yang tertulis maupun yang tidak, percaya kepada Tuhan bukanlah sebuah kesia-siaan melainkan sebuah rahmat dan berkat. Rahmat dan berkat itu mengalir setiap hari seperti matahari yang selalu terbit di waktu fajar dengan senyum sinarnya yang memancarkan terang. Berbahagialah yang percaya!   

Rabu, Desember 20, 2017

TERPILIH SEBAGAI BUNDA YESUS !

Pada zaman modern ini kita tahu dan lihat ada pemilihan Miss Universe, yang dimulai pada pemilihan tingkat nasional di negara masing-masing, lalu naik ke tingkat internasional. Setiap wanita yang mengikuti pemilihan itu dituntut harus memiliki banyak kemampuan dan diuji oleh para juri. Kalau kita menyaksikan siarannya di televisi ajang pemilihan miss universe ini menegangkan para pesertanya maupun mereka yang terlibat langsung sebagai pendukung dari negara masing-masing.

Terpilihnya Maria menjadi Bunda Yesus, Allah yang menjelma menjadi manusia, berjalan tanpa juri dan tanpa ujian-ujian. Tuhan memilih Maria, anak dari keluarga sederhana di Nasareth, Yoakim dan Anna. Keluarga ini miskin, sederhana dan hanya memiliki kualitas dalam hal integritas, beriman dan taat pada Allah dan menjalankan kewajiban agama dengan benar dan baik. Yang tidak mereka ketahui bahwa sejak dalam kandungan Anna, Maria sudah dipersiapkan sebagai perawan yang lahir tanpa noda dosa karena sudah direncanakan menjadi palungan hidup bagi Yesus. Maria sendiri pun tidak tahu akan rencana itu. Ketika malaikat datang menyampaikan pesan Allah tentang pemilihan itu, Maria terkejut dan bertanya apa maksud dari berita malaikat itu. Setelah dijelaskan, Maria menjawab penuh iman: Terjadilah padaku menurut perkataanmu itu (Luk 1:26-38). Dari jawaban itu Maria percaya akan berita malaikat kepadanya, Maria menerima pemilihan itu dan siap bekerja sama. Segala rahasia yang memungkinkan semua itu terjadi adalah tanggung jawab Allah sendiri. Dia hidup seperti apa adanya dengan aktivitas harian yang biasa. Setelah ia mengandung ia percaya bahwa bagi Allah tak ada yang mustahil.

Ternyata apa yang dialami Maria sudah dinubuatkan Yesaya 7 abad sebelumnya di depan raja Ahas. Saat itu Ahas diminta Tuhan untuk meminta sesuatu melalui nabi Yesaya. Ahas tidak berani karena merasa takut mencobai Tuhan. Ia pasrah dan percaya pada kehendak dan rencana Tuhan. Rencana itu terwujud demikian lama, sesudah bangsa ini mengalami pelbagai pencobaan berat karena dosa-dosa mereka sendiri. Pencobaan terberat saat terwujudnya janji itu, Israel dijajah oleh bangsa Romawi. Tanpa peduli dengan keadaan itu, Tuhan melaksanakan rencana-Nya. Ia lahir dengan gelar khusus Immanuel: Allah beserta kita (Yes 7:10-14).

Allah lahir sebagai manusia, tinggal dengan keluarga kecil di Nasareth, hidup dan bertumbuh seperti manusia biasa, mengalami segala kepahitan yang dirasakan oleh manusia, tumbuh dalam kebijaksanaan lebih dari semua orang. Kotbah-kotbahnya menarik, pekerjaan-pekerjaanNya ajaib mengagumkan. Namun semua pemuka agama Yahudi tidak melihat hal-hal itu sebagai pekerjaan Tuhan. Fokus mereka hanya pada latarbelakang Yesus, ibu-Nya dan Yusuf. Syukur bahwa perlawanan mereka justru menggenapkan semua nubuat dalam perjanjian lama. Itulah rencana Allah yang matang bagi keselamatan umat manusia. 





Selasa, Desember 19, 2017

JANGAN TAKUT…DOAMU DIKABULKAN !

Andaikan saya dan Anda sedang berdoa seperti dua orang saleh dalam bacaan pertama dan injil hari ini, saya tidak tahu bagaimana reaksi kita saat itu? Dalam situasi-situasi tertentu ada banyak hal yang tidak mustahil bisa terjadi dalam hidup ini, apabila kita bertekun dalam kerinduan kita dan memohon pertolongan Tuhan agar Ia mewujudkan kerinduan itu.

Dalam sebuah acara kebangunan rohani katolik, seorang imam pengkotbah berkata begini dalam nubuatnya: ”Sekarang ini saya merasa Tuhan berbicara bahwa ada satu keluarga yang sudah lama merindukan kelahiran anak, saat ini Tuhan mengabulkan doanya. Keluarga yang merasakan getaran hati ketika mendengar nubuat ini, kiranya boleh bersyukur atas berita ini dan tetaplah berdoa dengan penuh harap”. Tiga bulan kemudian satu pasang suami istri datang memberitahu imam pengkotbah itu bahwa pasangan merekalah yang doanya dikabulkan saat acara kebangunan rohani itu dan setelah 5 tahun istri sudah mengandung 3 bulan. Puji Tuhan. Betapa pasangan itu bersyukur atas terkabulnya doa mereka.

Demikianlah kegembiraan yang dirasakan oleh istri Manoah ketika seorang malaikat datang memberitahu bahwa doanya dikabulkan. Dia akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan untuk itu dia harus taat pada aturan-aturan tertentu: jangan mabuk, tidak makan yang haram, kepala anak itu tidak boleh kena pisau cukur sebab ia akan menjadi nazir Allah. Istri Manoah melakukan hal itu dengan setia dan semuanya terjadi seperti perkataan malaikat itu. Tuhan mendengar doa dan memenuhi janji-janjiNya kepada mereka yang bertekun dan setia dalam doanya (bdk Hak 13:2-7.24-25a). Perasaan yang sama sesungguhnya harus dirasakan oleh imam Zakaria yang mendengar berita malaikat tentang istrinya, Elisabeth, akan mengandung seorang anak laki-laki pada masa tuanya. Namun Zakharia ragu dengan berita malaikat itu dan akhirnya ia kena hukuman menjadi bisu. Meski demikian Allah tidak membatalkan apa yang sudah disampaikan kepadanya. Istrinya mengandung pada masa tuanya (bdk Luk 1:5-25).

Jika Tuhan sudah mendengar dan menjawab doa kita maka Ia setia akan melaksanakan apa yang telah dijanjikan-Nya, sebab Tuhan tak pernah ingkar janji. Ada banyak pengalaman para kudus, pengalaman banyak orang lain, pengalaman Anda dan saya, tentang pemenuhan doa-doa. Kalau kita sudah mengalami jawaban atas doa-doa kita, hemat saya, lakukan saja aktivitas itu tanpa henti-hentinya, entah waktunya baik atau tidak, karena doa adalah sarana perjumpaan kita dengan Tuhan. Doa adalah ungkapan syukur, iman, penyerahan diri, keyakinan kita akan campur tangan Tuhan dalam hidup dan karya kita dalam dunia ini. Doa pasti dikabulkan menurut rencana-Nya. Amin   



Senin, Desember 18, 2017

OLEH KUASA ROH KUDUS !

Yoakim dan Anna tak pernah membayangkan perjalanan anak tunggal mereka yang bernama Maria. Sebagai orang tua beriman, yang hidupnya mereka hanya mendidik Maria hidup sesuai hukum Taurat. Inti hukum itu: mencintai Tuhan dengan segenap hati dan mencintai sesama manusia seperti diri mereka sendiri. Ternyata diam-diam Allah telah melindungi Maria sejak dari kandungan ibunya, steril dari dosa asal, agar kelak pada saatnya ia menerima panggilan menjadi ibu Emanuel, Allah beserta kita!

Rencana Allah sangat matang dan penuh rahmat Ilahi. Allah mengilhami nabi Yesaya 7 abad sebelum semuanya terjadi dan ia bernubuat: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel (Yes 7:14). Rencana yang matang ini tidak bisa ditolak oleh siapa pun yang telah direncanakan Allah untuk berperan serta di dalamnya rencana itu. Dengan sedikit dialog Maria menerima kedatangan malaikat Gabriel dengan penuh iman dan pada akhirnya dia menjawab “jadilah padaku menurut perkataanmu itu”.

Yusuf telah bertunangan dengan Maria, tetapi kemudian  mendengar Maria telah mengandung, lalu dengan dengan diam-diam dia berencana untuk tidak melanjutkan hubungan itu. Akan tetapi kuasa Allah, melalui malaikat, bertindak meyakinkan Yusuf bahwa kandungan Maria berasal dari Roh Kudus. “Maria akan melahirkan seorang anak laki-laki dan engkau akan menamai Dia Yesus, karena Dia yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka”. Yusuf pun menerima perintah malaikat itu dan mengambil Maria sebagai istrinya (Mat 1:18-24).

Maria dan Yusuf telah masuk dalam rencana Allah, mereka tak dapat menolak rencana itu, sebab saatnya telah tiba Allah harus menggenapi semua janji yang telah disampaikan melalui para nabi-Nya. Keduanya termasuk dalam “rekan kerja Allah” untuk memelihara Yesus yang telah dikandung Maria, isterinya. Karena kuasa Roh Kudus, Yusuf sungguh menghormati Maria sebagai ibu Tuhan, maka ia menjalankan tugasnya dengan baik untuk melindungi, memelihara, dan memungkinkan semua rencana Allah terwujud dengan baik.

Kuasa Roh Kudus menghadirkan Yesus dalam kandungan Maria, Maria pun dipenuhi oleh kuasa itu secara sempurna dan menguduskan tanpa noda. Oleh kuasa Roh Kudus Yusuf menjalankan tugasnya dengan sempurna dalam ketulusan dan ketaatan kepada kehendak Allah. Kuasa Roh Kudus itu juga yang memenuhi Yesus sejak dalam kandungan ibunya hingga kebangkitan-Nya dari orang mati dan naik ke surga. Oleh kuasa Roh Kudus para rasul mengerti semua yang terjadi atas diri guru-Nya dan mereka akhirnya mengakui bahwa Yesus itu Tuhan dan Mesias. Mari kita nantikan kedatangannya secara baru pada perayaan natal ini. Kiranya oleh kuasa Roh Kudus, terjadilah damai di seluruh muka bumi ini, sebab Allah beserta kita. Amin    




Minggu, Desember 17, 2017

BERSUKARIA DALAM TUHAN !

Pengalaman akan pekerjaan Tuhan yang menyelamatkan dirasakan oleh setiap orang secara berbeda-beda. Ada yang mengalami Tuhan lewat penyembuhan dari penyakit tertentu, ada yang mengalami lewat pembebasan dari pengaruh roh jahat, ada yang mengalami melalui kondisi selamat ketika mengalami kecelakaan kendaraan dll. Pengalaman-pengalaman ini sering menimbulkan perasaan sukacita sekaligus mendorong semangat untuk bersyukur kepada Sang Pencipta yang telah memungkinkan terjadinya mujizat-mujizat keselamatan itu.

Nabi Yesaya dalam bacaan pertama hari ini bernubuat tentang sukacita yang dialaminya, sukacita karena ia merasa Tuhan mengenakan kepada-Nya pakaian keselamatan, menyelubunginya dengan jubah kebenaran serta mengutus dia menjadi pembawa kabar baik kepada orang-orang menderita, merawat orang yang remuk redam hatinya serta memberitakan pembebasan  kepada orang tawanan dst (bdk Yes 61:1-2a.10-11). Apa yang disampaikan nabi Yesaya sekaligus sebagai nubuat akan datangnya seseorang yang dijanjikan Tuhan di Israel yaitu seseorang yang penuh dengan urapan Roh Kudus.

Menurut kesaksian Yohanes Pembaptis sesuai cerita penginjil Yohanes hari ini bahwa Dia yang datang kemudian dari padanya, itulah orang yang dijanjikan Tuhan kepada bangsa Israel. Dia itu penuh Roh Kudus dan Yohanes sendiri merasa tidak layak berhadapan dengan-Nya, meskipun disuruh untuk membuka tali kasut-Nya saja (Yoh 1:6-8.19-28). Sebab Dia itu terang yang membawa keselamatan, sumber kegembiraan sejati bagi setiap orang yang letih lesu, kesembuhan bagi yang sakit, pembebasan bagi para tawanan dsb, sesuai nubuat Yesaya dalam perjanjian lama. Pemberitaan injil Yohanes ini tentu terarah kepada Yesus, Sang Juru Selamat kita, yang kita akui sebagai Tuhan.

Atas dasar pengalaman pribadi dan kesaksian para rasul utama, rasul Paulus hari ini mengajak jemaat Tesalonika (1 Tes 5:16-24) untuk:

a.     Senantiasa bersukacita, sebab hanya dengan semangat itu jiwa raga kita menjadi sehat, Roh Kudus bekerja giat untuk mencurahkan kasih karunia untuk menolong kita dalam suka dan duka.
b.     Tetaplah berdoa. Mengapa? Doa itu jembatan menuju surga, yang mampu menghadirkan Tuhan di tengah umat-Nya.
c.     Tidak memadamkan Roh karena Roh Kudus akan selalu bekerja giat apabila kita selalu memanfaatkan karunia-karunia yang diberikan-Nya. Roh Kudus itu penolong dan penghibur kita. Dia adalah hadiah pertama dan utama dari Tuhan Yesus bagi kita umat-Nya.
d.     Tidak meremehkan nubuat-nubuat yang memberitahu kita tentang bagaimana mengelola hidup dengan baik menuju masa depannya, tetapi sekaligus menguji apakah nubuat-nubuat itu otentik atau tidak agar tidak terjebak pada nubuat palsu.
e.      Menjauhkan diri semua bentuk kejahatan yang merugikan hidup dan karya kita.

Jika semua ini dapat kita hayati dan lakukan dalam hidup ini, Tuhan akan mengerjakan mujizat-mujizat dalam hidup dan pelayanan kita. Amin    

Sabtu, Desember 16, 2017

ELIA SUDAH DATANG !

Elia itu nabi dan namanya dalam bahasa Ibrani berarti: Yahweh adalah Allah. Ia hidup dan bekerja di kerajaan Israel Utara pada zaman pemerintahan raja Ahab, Ahazia dan Yoram sekitar abad ketiga sebelum Masehi. Menurut catatan kitab pertama dan kedua Raja-raja, Elia dalam hidupnya sebagai nabi berjuang agar bangsa Israel dan raja Ahab setia menyembah Yahweh bukan kepada dewa Baal yang disembah ratu Izebel, isteri Ahab. Dalam banyak peristiwa perlawanan itu Elia melakukan banyak mujizat yang menandakan kemenangannya atas para penyembah dewa Baal. Doanya mendatangkan kekeringan di Israel, ia membangkitkan anak dari janda di Sarfat, membunuh nabi-nabi Baal dalam pertarungan iman akan Allah dan akan dewa Baal. Perkataannya tajam seperti pedang bermata dua, sehingga ia sangat ditakuti oleh orang Israel.

Di saat Israel mengalami krisis iman, penulis Kitab Sirakh merindukan kehadiran nabi Elia lagi. Penulis ini mengingatkan bangsa Israel tentang bagaimana karya nabi ini telah mendatangkan banyak mujizat. Dalam ayat berikut ia memuji Elia dan menulis: “Dalam olak angin berapi engkau diangkat, dalam kereta dengan kuda-kuda berapi. Engkau tercantum dalam ancaman-ancaman tentang masa depan untuk meredakan kemurkaan sebelum meletus, dan mengembalikan hati bapa kepada anaknya serta memulihkan segala suku Yakub” (Sir 48: 9-10). Penulis ini sungguh rindu bahwa Elia yang baru hendaknya datang kembali untuk memulihkan bangsa yang berdosa ini.

Kerinduannya rupanya terpenuhi dalam diri Yohanes Pembaptis yang datang mendahului Yesus. Dalam karya sebagai nabi ia berpenampilan seperti pertapa, kotbahnya tajam dan menobatkan banyak orang di Israel. Orang-orang yang bertobat itu ia baptis di sungai Yordan. Namun pekerjaan ini hanyalah sebuah persiapan bagi datangnya seseorang yang lebih berkuasa daripada Elia. Ia meluruskan jalan bagi Tuhan, meratakan jiwa bedosa yang telah berlekak lekuk, dan meluruskan hati manusia yang bengkok. Pekerjaan Yohanes Pembaptis ini dipuji oleh Yesus sebagai Elia. Mengapa? Ketika para murid bertanya tentang Elia harus datang lebih dahulu, Yesus menjawab: Elia sudah datang tetapi orang tidak mengenal dia dan memperlakukan dia sekehendak hati mereka (bdk Mat 17:10-13).

Pada zaman penuh kejahatan ini banyak orang merindukan kedatangan Elia baru. Sebab kejahatan sungguh telah menguasai hidup manusia dan semakin banyak orang tidak peduli akan hukum-hukum Tuhan, tidak takut dan tidak taat pada Allah; sekularisme dan modernisme telah mengusai pikiran dan hati manusia, sebab tampaknya mereka tidak lagi melihat keterlibatan Allah dalam hidup ini selain daripada pemujaan diri dan tehnologi yang berlebihan, yang menjauhkan mereka dari sesamanya dan juga dari Tuhan. Sesungguhnya Elia telah datang di dalam diri mereka yang hidup dan bekerja bagi Tuhan. Mereka juga meluruskan jalan bagi Tuhan……namun apakah orang mendengar pemberitaan mereka?   


Jumat, Desember 15, 2017

IA SAHABAT PARA PENDOSA !

Selain Bunda Maria dan Tuhan Yesus, tak ada manusia di dunia ini yang tidak berdosa. Namun Tuhan tidak mau manusia yang berdosa ini hidup dan mati dalam dosa. Karena itu Tuhan proaktip menyelamatkan manusia berdosa dengan cara merendahkan diri menjadi manusia lemah sama seperti kita, dengan pengecualian tanpa dosa. Mengapa Tuhan mau merendahkan diri seperti itu? Jawabannya: Tuhan maha pengasih, penyayang dan maharahim. Dalam kasih dan kerahiman-Nya Ia tidak mau bersikap diam dan menunggu, tetapi rela datang ke dunia melalui kerja sama dengan wanita terpilih, Maria dari Nasareth.

Setelah Tuhan Yesus mulai bekerja, Ia mendekatkan diri dengan orang-orang sederhana, para nelayan, orang-orang menderita, yang kerasukan, orang-orang berdosa. Pendekatan personal dengan orang-orang ini sungguh menunjukkan kepada kita, betapa Ia sejak awal, sesuai janji-Nya datang untuk menyelamatkan manusia yang berdosa. Injil hari ini menggambarkan kedekatan-Nya yang penuh kasih kepada orang berdosa (Mat 11:16-19). Ia tidak mendakwa atau menjauhkan diri dari mereka tetapi Ia datang mencari mereka di kampung, desa dan lorong kota. Dia tidak segan-segan makan bersama mereka, sambil mengajar mereka tentang keselamatan yang ditawarkan Allah Bapa-Nya. Mujizat-nujizat dikerjakan-Nya untuk menunjukkan bahwa Ia datang dari Allah dan mengingatkan mereka tentang janji Allah dalam perjanjian lama, melalui orang-orang kudus terutama para nabi-Nya.

Janji Allah yang disampaikan nabi Yesaya hari ini menunjukkan kepada kita bahwa Allah telah merencanakan semua ini melalui nenek moyang bangsa ini. Hari ini Yesaya menegaskan lagi dan berkata: : "Akulah TUHAN, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh…….dst (Yes 48:17-19). Tuhan Yesus telah melakukan semua yang dinubuatkan nabi ini melalui pengajaran-pengajaran dan tindakan-tindakanNya yang ajaib. Puncak kuasa Ia menjadi sahabat para pendosa adalah ketika Ia mengambil alih keadaan manusia, menjadikan diri-Nya berdosa dan bersedia menjadi korban pendamaian – penebusan dosa manusia melalui jalan derita – jalan salib. Suatu korban yang tak sanggup dimengerti oleh akal budi manusia selain oleh kuasa Roh Allah yang menjelaskan semuanya kepada para rasul dan Gereja-Nya yang kudus.

Sampai saat ini Yesus melalui Gereja-Nya menjadi sahabat orang berdosa dan para penderita. Kalau Gereja terus menerus membela hak asasi manusia dan bekerja di antara orang berdosa dan para penderita, itu adalah wujud dari perutusan Tuhan kepada para murid-Nya, “baptislah semua orang menjadi murid-Ku, sembuhkan yang sakit dan usirlah setan-setan”. Syukur kepada Tuhan karena melalui Gereja Tuhan tetap menjadi sahabat orang berdosa. Amin

Kamis, Desember 14, 2017

AKU-LAH YANG MENOLONG !

Merasa sepi, tak berdaya, kering, ditinggalkan, tak punya harapan, putus asa sering mendera hidup manusia. Dalam keadaan seperti ini seseorang seringkali tidak dapat berdoa atau mengobarkan harapannya karena pikirannya kacau dan hati terasa sesak. Jika tak ada orang yang membantu, memberi kekuatan dan menghibur bisa saja ia bisa mengambil keputusan fatal terhadap dirinya sendiri.

Pada zaman nabi Yesaya, bangsa Israel mengalami penderitaan secara bersama-sama. Mereka semua diangkut ke tempat pembuangan di Babilon. Di sana mereka hidup susah, tak ada kebebasan serta hak asasi manusia dikebiri. Dalam keadaan seperti itu mereka merasa seperti ditinggalkan Yahwe dan merasa tak berdaya. Namun nabi Yesaya tampil dengan pesan-pesan yang menghibur, antara lain berbunyi sebagai berikut: "Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau…..Aku, TUHAN, akan menjawab mereka, dan sebagai Allah orang Israel Aku tidak akan meninggalkan mereka. Aku akan membuat sungai-sungai memancar di atas bukit-bukit yang gundul, dan membuat mata-mata air membual di tengah dataran; Aku akan membuat padang gurun menjadi telaga dan memancarkan air dari tanah kering” (Yes 41:13-20). Pesan penghiburan ini sungguh merupakan kekuatan yang membantu bangsa terpilih untuk tetap bertahan dalam penderitaan yang mereka alami.

Pesan penghiburan ini kemudian menjadi nyata ketika Tuhan Yesus datang ke dunia ini. Dia melakukan segala sesuatu sesuai dengan nubuat Yesaya. Dalam Injil hari ini (Mat 11:11-15) Yesus memuji pendahulunya, Yohanes Pembaptis, dengan berkata: ”Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis”. Tuhan Yesus menghargai pekerjaan pendahulunya itu sebab ia adalah orang pilihan Allah yang mempersiapkan kedatangan-Nya dengan pesan-pesan pertobatan. Yohanes Pembaptis adalah tanda awal dekatnya kedatangan dan pertolongan Allah sendiri. Dia yang terkecil dalam Kerajaan Surga, namun lebih besar dari pendahulunya itu.

Yesus adalah tanda nyata dan hidup dari pertolongan Allah. Barang siapa percaya kepada-Nya, ia berada dalam lingkungan pertolongan Allah. Jika demikian tak ada sesuatu pun yang perlu kita takutkan dalam hidup ini. Allah selalu menolong anak-anakNya.    





   




Rabu, Desember 13, 2017

TERBANG TINGGI SEPERTI RAJAWALI !

Ketika saya menulis renungan ini, saya teringat akan lagu berjudul: BAGAI RAJAWALI dengan syair sebagai berikut: “Tuhan adalah kekuatanku – bersama DIA ku tak akan goyah – kukan terbang tinggi bagai rajawali – melakukan perbuatan yang besar. Refr: ku kan terbang tinggi bagai rajawali dan melayang tinggi dalam kemuliaan-Nya. Biar bumi bergoncang dan badai menerpa – ku kan terbang tinggi bersama Dia – sekalian kita di sini berkumpul dan memuji Dia – Dialah Tuhan Raja – Dialah yang bertahta di atas pujian”.

Isi syair lagu di atas tampaknya berisi harapan yang kuat tentang pertolongan Allah atas hidup manusia karena percaya Allah itu kekuatan bagi manusia yang percaya dan bersama-Nya hidup tak akan goyah. Berbeda dengan keadaan keadaan bangsa terpilih yang merasa ditinggalkan Allah-nya saking beratnya penderitaan yang mereka alami di tempat pembuangan. Karena itu nabi Yesaya harus menghibur mereka dengan nubuatnya dan berkata: “Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya. Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya……orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah” (Yes 40:25-31).

Sesungguhnya Allah tak pernah meninggalkan umat-Nya, sebab Kerajaan Allah sungguh hadir dengan kekuatannya yang dahsyat dan bersama-Nya manusia tak akan goyah, sehingga setiap orang bisa terbang seperti rajawali, melayang tinggi dalam kemuliaan Allah. Akan tetapi karena perasaan ditinggalkan itu demikian kuat menguasai manusia dan Yesus sendiri menyaksikannya, maka Ia mengundang mereka dan berkata: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan." (Mat 11: Dengan undangan ini Tuhan Yesus berharap agar setelah dikuatkan oleh kuasa Ilahi-Nya setiap orang tetap mengimani Dia dan Kuasa yang mengutus-Nya lalu memiliki kekuatan serta wawasan baru untuk terbang tinggi seperti burung rajawali dan tak henti-hentinya menjadi saksi untuk memuliakan Dia sepanjang hidup.

Setiap orang tak akan pernah terhindar dari beban-beban berat dalam hidup ini. Inilah yang kita namakan masa purgativa – masa pergumulan dahsyat dalam hubungan dengan Tuhan. Setelah masa ini bisa dilalui, sesorang bisa masuk ke dalam tingkat iluminativa – mendapat terang untuk semakin tahu rencana Allah dan bersyukur atas hidup dan semua pergumulan yang telah dilewati, hingga menemukan tingkat unitiva – persatuan yang membahagiakan dan membuat seseorang hidup dalam keyakinan yang teguh akan pertolongan Allah dan tak akan pernah merasa takut terhadap semua gangguan rohani dan jasmani yang menghadang hidupnya, sebab ia akan merasa akan selalu bisa terbang tinggi seperti burung rajawali.




   


Selasa, Desember 12, 2017

DEMI DOMBA YANG HILANG !

Demi cintanya kepada Gereja, tanah misi dan para misionaris yang diutus dari negerinya ke negeri lain di dunia, Theresia Lisieux atau lebih dikenal Theresia dari Kanak-Kanak Yesus setiap hari secara pribadi berdoa untuk Gereja, untuk tanah misi dan para misionaris itu. Ia mencurahkan cintanya dalam doa untuk mereka semua karena ia tahu betapa banyak domba yang hilang meninggalkan Tuhan dan Gereja-Nya, betapa berat kerja para misionaris untuk menyelamatkan umat Allah yang digembalakannya. Dalam buku hariannya ia menulis tentang pernyataan cintanya itu sambil tak hentinya mempersembahkan mereka kepada Sang Sabda yang telah menjadi Manusia.

Tuhan Yesus memiliki cinta yang lebih besar dari Theresia Lisieux, sebab Yesus adalah patron cinta sejati. Dalam perumpamaan hari ini Yesus menceritakan kisah seorang gembala yang mempunyai seratus ekor domba dan kehilangan seekor. Ketika sang gembala tahu bahwa ia kehilangan seekor, ia meninggalkan yang 99 ekor dalam kandang dan pergi mencari yang seekor sampai menemukannya. Ternyata domba yang dicarinya itu tersesat dan terjerat dalam semak duri. Ia membersihkan luka-luka domba itu, meletakkan di atas bahunya dan membawanya hingga sampai ke kandang. Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu?

Dengan cerita ini Tuhan Yesus mau menggambarkan bagaimana besarnya cinta Allah bagi domba (manusia) yang tersesat dan hilang karena dosa dan penderitaan. “Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang." (bdk Mat 18:12-14). Tuhan menyayangi umat-Nya pribadi per pribadi. Ia rindu agar segenap umat yang ditebus-Nya tak ada yang hilang atau menikmati keselamatan, tinggal dengan tenang dalam Kerajaan-Nya serta mengalami sukacita surgawi. Sebab Allah telah mencipta manusia untuk kedamaian, kasih dan kebahagiaan. Itulah hakekat kasih Allah yang sesungguhnya.

Pada zaman nabi Yesaya Allah menunjukkan kasih yang sama terhadap bangsa terpilih, umat Israel. Melalui Yesaya, Allah berseru: “Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku, demikian firman Allahmu, tenangkanlah hati Yerusalem dan serukanlah kepadanya, bahwa perhambaannya sudah berakhir, bahwa kesalahannya telah diampuni, sebab ia telah menerima hukuman dari tangan TUHAN dua kali lipat karena segala dosanya (bdk Yes 40:1-11).

Allah tahu bangsa ini telah berdosa dan membiarkan mereka memikul akibat dari dosa itu. Dia membiarkan mereka menderita oleh kekerasan penjajahan di Babilon. Namun Ia juga melihat bagaimana mereka menangis karena kesusahan lahir dan batin, Ia mendengar bagaimana mereka berteriak minta tolong. Lalu karena kasih-Nya Ia menghentikan semua penderitaan itu, mengampuni mereka dan membawa mereka semua pulang ke Yerusalem. Allah melakukan semua ini demi kebaikan dan kesejahteraan umat-Nya.

Demi domba yang hilang (demi manusia yang berdosa) Ia sendiri datang mencari-Nya, membersihkan luka-luka-Nya dan membawa-Nya pulang ke dalam kerajaan-Nya! Luar biasa !   










Senin, Desember 11, 2017

ADA BANYAK HAL AJAIB !

Kaum beriman memiliki pelbagai kesan dan pengalaman dalam hubungan dengan Tuhan-nya. Ada yang mengalami penderitaan demi penderitaan dan mereka mengatakan: Tuhan itu jauh dan tidak mendengar doa kami dan tidak memperhatikan nasib kami. Ada juga yang mengalami penderitaan tiada henti tetapi mereka mengatakan: untung ada Tuhan yang membuat kami kuat menghadapi penderitaan ini. Ada yang mengalami doanya dikabulkan hanya sekali atau dua kali dan mereka bersaksi: Tuhan mahabaik dan mereka tak henti-hentinya bersyukur untuk pengalaman itu. Ada yang mengalami pertolongan terus menerus tetapi mereka menilai semua ini terjadi karena kebaikan alam dan mereka tidak bersyukur atas pengalaman itu. Ada yang mengalami berkat melimpah dalam hidup dan pekerjaannya, lalu mereka mengatakan: ini adalah rahmat Tuhan dan mereka tiada hentinya bersyukur sambil berbuat baik.

Dalam Injil hari ini (Luk 5:17-26) kita diajari tiga hal penting:

·      Pertama, kalau kita percaya pada Tuhan dan berusaha mencari pertolongan-Nya, kita akan menemukan mujizat-mujizat yang dikerjakan-Nya.

·       Kedua, mujizat tidak ditentukan oleh suci tidaknya hidup kita di hadapan Tuhan, tetapi oleh kwalitas ketika kita mencari Dia.

·       Ketiga, penderitaan kita sering terjadi karena kesalahan kita sendiri, bukan karena hukuman Tuhan. Karena itu kita perlu rendah hati mengakui kesalahan kita di hadapan-Nya sebab Tuhan tahu segala dosa kita, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Bila kita datang dalam semangat rendah hati kita akan menemukan mujizat pengampunan-Nya.

Dalam segala hal Tuhan selalu mahabaik, mahamurah dan maha pengasih serta penyayang. Siap sedialah mencari Dia, percayalah pada kehadiran dan karya-Nya, peran dan mujizat Tuhan sering tak kelihatan, tetapi jka kita memandang hidup ini dalam iman, Tuhan selalu ada dan bekerja untuk kita.

Nabi Yesaya, dalam masa sulit selalu mengobarkan harapan bangsa Israel yang tertindas. Hari ini ia bernubuat: “Padang gurun dan padang kering akan bergirang, padang belantara akan bersorak-sorak dan berbunga; seperti bunga mawar ia akan berbunga lebat, akan bersorak-sorak, ya bersorak-sorak dan bersorak-sorai. Kemuliaan Libanon akan diberikan kepadanya, semarak Karmel dan Saron; mereka itu akan melihat kemuliaan TUHAN, semarak Allah kita. Kuatkanlah tangan yang lemah lesu dan teguhkanlah lutut yang goyah. Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati: "Kuatkanlah hati, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!" (bdk Yes 35:1-10). Mendengar nubuat ini hati mereka diliputi sukacita, penuh harapan dan semakin mengimani Tuhan yang akan datang menolong mereka keluar dari kesulitan yang mereka hadapi. Karena itu sesulit apa pun masalah yang mereka alami, mereka tahu masalah itu mengalami kedaluarsa sebab Tuhan akan bertindak membebaskan mereka. Nubuat sudah diucapkan dan masa pemenuhannya pasti akan segera datang.

Nubuat itu adalah mujizat dalam bentuk jawaban doa yang akan terpenuhi dan bila terpenuhi itu akan menjadi kenyataan dari jawaban atas iman dan harapan kita !





Adhitz Ads