Banyak
nabi dan orang kudus yakin bahwa Tuhan mahabaik, maharahim dan suka
memperhatikan permohonan setiap anak manusia yang berseru kepada-Nya.
Pernyataan nabi Yeremia ini paling menonjol dan ayat ini sering orang katakan
sebagai nomor telephon surga 333. Ini diambl dari bab 33 ayat 3 Yeremia yag
berbunyi: “Berserulah kepada-Ku, maka
Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar
dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui”.
Pernyataan
Yeremia di atas memperkuat apa yang dikatakan Yesaya dua abad sebelumnya: “Sungguh, hai bangsa di Sion yang diam di
Yerusalem, engkau tidak akan terus menangis. Tentulah Tuhan akan mengasihani
engkau, apabila engkau berseru-seru; pada saat Ia mendengar teriakmu, Ia akan
menjawab” (Yes 30:19). Mengapa para nabi ini yakin akan pada kebaikan dan
kerahiman Tuhan untuk mendengar seruan umat-Nya? Keyakinan ini lahir dari
terjalinnya hubungan mesra antara sang nabi dengan Allah sendiri, karena mereka
adalah orang-orang pilihan Allah yang menyampaikan pesan-pesan Ilahi, pesan
penghiburan, pertobatan, kekuatan dan motivasi hidup lainnya. Di sini Yesaya
menyampaikan pesan penghiburan serta motivasi agar orang Israel yang menderita
di tempat pembuangan itu tidak berputus asa dan merasa diri dilupakan Tuhan. Allah
itu mahabaik dan saying pada anak-anakNya dan akan menyelamatkan mereka, tetapi
mereka harus bersabar, betekun dan berbalik dari dosa-dosa mereka.
Perhatian
Allah itu nyata dari kehadiran Yesus dalam cerita Injil hari ini. Penginjil
Matius (Mat 9: 35-10:1.6-8) mengatakan hati Yesus tergerak oleh belaskasihan
ketika melihat begitu banyak orang menderita karena penyakit-penyakit dan
kerasukan roh jahat. Melihat keadaan itu Yesus tidak berdiam diri bahkan
bertindak cepat. Dia memanggil para murid dan memberi mereka kuasa untuk
menyembuhkan orang sakit dan juga kuasa untuk mengusir setan-setan. “Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan
memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan
segala penyakit dan segala kelemahan”. Tuhan tidak tega melihat anak-anak
manusia terlantar, tersesat, lapar dan sakit serta dikuasai oleh kuasa-kuasa kegelapan.
Ia datang untuk membebaskan mereka semua yang berdosa dan dan menderita.
Karena
itu selama kurang lebih tiga tahun Tuhan Yesus tak pernah berhenti berkeliling
mencari domba-domba yang tersesat, sakit dan menderita. Perjumpaan dengan-Nya
selalu menyenangkan. Ia hadir membawa kabar sukacita. Ia adalah kabar sukacita
itu sendiri. Hingga hari ini kehadiran Yesus dalam sakramen, dalam diri para
kudus dan orang-orang baik pasti membawa sukacita. Lebih dari pada itu Ia
selalu mendengar permohonan siapa saja yag datang kepada-Nya.