Elia
itu nabi dan namanya dalam bahasa Ibrani berarti: Yahweh adalah Allah. Ia hidup dan bekerja di
kerajaan Israel Utara pada zaman pemerintahan raja Ahab, Ahazia dan Yoram
sekitar abad ketiga sebelum Masehi. Menurut catatan kitab pertama dan kedua
Raja-raja, Elia dalam hidupnya sebagai nabi berjuang agar bangsa Israel dan
raja Ahab setia menyembah Yahweh bukan kepada dewa Baal yang disembah ratu
Izebel, isteri Ahab. Dalam banyak peristiwa perlawanan itu Elia melakukan
banyak mujizat yang menandakan kemenangannya atas para penyembah dewa Baal.
Doanya mendatangkan kekeringan di Israel, ia membangkitkan anak dari janda di
Sarfat, membunuh nabi-nabi Baal dalam pertarungan iman akan Allah dan akan dewa
Baal. Perkataannya tajam seperti pedang bermata dua, sehingga ia sangat
ditakuti oleh orang Israel.
Di
saat Israel mengalami krisis iman, penulis Kitab Sirakh merindukan kehadiran
nabi Elia lagi. Penulis ini mengingatkan bangsa Israel tentang bagaimana karya nabi
ini telah mendatangkan banyak mujizat. Dalam ayat berikut ia memuji Elia dan menulis: “Dalam olak angin berapi engkau diangkat,
dalam kereta dengan kuda-kuda berapi. Engkau tercantum dalam ancaman-ancaman
tentang masa depan untuk meredakan kemurkaan sebelum meletus, dan mengembalikan
hati bapa kepada anaknya serta memulihkan segala suku Yakub” (Sir 48: 9-10).
Penulis ini sungguh rindu bahwa Elia yang baru hendaknya datang kembali untuk
memulihkan bangsa yang berdosa ini.
Kerinduannya
rupanya terpenuhi dalam diri Yohanes Pembaptis yang datang mendahului Yesus. Dalam
karya sebagai nabi ia berpenampilan seperti pertapa, kotbahnya tajam dan
menobatkan banyak orang di Israel. Orang-orang yang bertobat itu ia baptis di
sungai Yordan. Namun pekerjaan ini hanyalah sebuah persiapan bagi datangnya
seseorang yang lebih berkuasa daripada Elia. Ia meluruskan jalan bagi Tuhan,
meratakan jiwa bedosa yang telah berlekak lekuk, dan meluruskan hati manusia yang
bengkok. Pekerjaan Yohanes Pembaptis ini dipuji oleh Yesus sebagai Elia. Mengapa?
Ketika para murid bertanya tentang Elia harus datang lebih dahulu, Yesus
menjawab: Elia sudah datang tetapi orang tidak mengenal dia dan memperlakukan
dia sekehendak hati mereka (bdk Mat 17:10-13).
Pada
zaman penuh kejahatan ini banyak orang merindukan kedatangan Elia baru. Sebab kejahatan
sungguh telah menguasai hidup manusia dan semakin banyak orang tidak peduli
akan hukum-hukum Tuhan, tidak takut dan tidak taat pada Allah; sekularisme dan modernisme
telah mengusai pikiran dan hati manusia, sebab tampaknya mereka tidak lagi melihat
keterlibatan Allah dalam hidup ini selain daripada pemujaan diri dan tehnologi yang
berlebihan, yang menjauhkan mereka dari sesamanya dan juga dari Tuhan. Sesungguhnya
Elia telah datang di dalam diri mereka yang hidup dan bekerja bagi Tuhan. Mereka
juga meluruskan jalan bagi Tuhan……namun apakah orang mendengar pemberitaan
mereka?