Nabi
Yesaya dalam bacaan pertama hari ini bernubuat tentang sukacita yang dialaminya,
sukacita karena ia merasa Tuhan mengenakan kepada-Nya pakaian keselamatan,
menyelubunginya dengan jubah kebenaran serta mengutus dia menjadi pembawa kabar
baik kepada orang-orang menderita, merawat orang yang remuk redam hatinya serta
memberitakan pembebasan kepada orang
tawanan dst (bdk Yes 61:1-2a.10-11). Apa yang disampaikan nabi Yesaya sekaligus
sebagai nubuat akan datangnya seseorang yang dijanjikan Tuhan di Israel yaitu
seseorang yang penuh dengan urapan Roh Kudus.
Menurut
kesaksian Yohanes Pembaptis sesuai cerita penginjil Yohanes hari ini bahwa Dia
yang datang kemudian dari padanya, itulah orang yang dijanjikan Tuhan kepada
bangsa Israel. Dia itu penuh Roh Kudus dan Yohanes sendiri merasa tidak layak
berhadapan dengan-Nya, meskipun disuruh untuk membuka tali kasut-Nya saja (Yoh
1:6-8.19-28). Sebab Dia itu terang yang membawa keselamatan, sumber kegembiraan
sejati bagi setiap orang yang letih lesu, kesembuhan bagi yang sakit,
pembebasan bagi para tawanan dsb, sesuai nubuat Yesaya dalam perjanjian lama. Pemberitaan
injil Yohanes ini tentu terarah kepada Yesus, Sang Juru Selamat kita, yang kita
akui sebagai Tuhan.
Atas
dasar pengalaman pribadi dan kesaksian para rasul utama, rasul Paulus hari ini
mengajak jemaat Tesalonika (1 Tes 5:16-24) untuk:
a.
Senantiasa bersukacita,
sebab hanya dengan semangat itu jiwa raga kita menjadi sehat, Roh Kudus bekerja
giat untuk mencurahkan kasih karunia untuk menolong kita dalam suka dan duka.
b.
Tetaplah berdoa. Mengapa?
Doa itu jembatan menuju surga, yang mampu menghadirkan Tuhan di tengah
umat-Nya.
c. Tidak memadamkan
Roh karena Roh Kudus akan selalu bekerja giat apabila kita selalu memanfaatkan
karunia-karunia yang diberikan-Nya. Roh Kudus itu penolong dan penghibur kita.
Dia adalah hadiah pertama dan utama dari Tuhan Yesus bagi kita umat-Nya.
d. Tidak meremehkan
nubuat-nubuat yang memberitahu kita tentang bagaimana mengelola hidup dengan
baik menuju masa depannya, tetapi sekaligus menguji apakah nubuat-nubuat itu
otentik atau tidak agar tidak terjebak pada nubuat palsu.
e.
Menjauhkan diri
semua bentuk kejahatan yang merugikan hidup dan karya kita.
Jika
semua ini dapat kita hayati dan lakukan dalam hidup ini, Tuhan akan mengerjakan
mujizat-mujizat dalam hidup dan pelayanan kita. Amin