Orang-orang
yang beriman teguh dan para kudus yakin bahwa Allah menyimpan benih yang amat
istimewa dalam diri setiap orang yang percaya karena sakramen baptis dan
sakramen-sakramen lainnya yang kita terima. Di dalam sakramen-sakramen itu
terdapat kasih karunia Allah berlimpah-limpah yang boleh kita manfaatkan untuk
mengelola hidup ini menjadi lebih baik, lebih maju, hebat dan mencapai
kebahagiaan. Pemberian cuma-cuma ini adalah hadiah dari Tuhan untuk setiap
orang percaya bukan karena jasa kita tetapi semata-mata karena kebaikan Tuhan atas
kita umat kesayangan-Nya. Pemberian ini berlangsung tanpa batas dan tanpa
syarat. Jika ia dipakai maka berlimpah rahmat yang akan bertambah, jika tidak
dipakai, rahmat itu tetap ada hanya tidak berbuah lebat.
Karena
itu dalam Injil hari ini Tuhan Yesus mengajak para murid-Nya agar hati-hati dan
berjaga-jaga dalam hidup dan bekerja, dengan cara:
§
Memanfaatkan potensi
yang ada agar ia bertumbuh dan berkembang serta menghasilkan banyak buah
kebaikan dalam hidup. Membiarkan hidup menjadi cahaya yag memancarkan
keselamatan bagi sesama.
§
Berjaga-jaga
untuk memberi pertanggungan jawab atas karunia-karunia yang telah kita terima
dari Tuhan, sebagai tanda bahwa kita bukan hanya menerimanya begitu saja untuk
kepentingan diri kita sendiri tetapi juga mempergandanya untuk keselamatan
orang lain di sekitar kita.
§
Selalu berwaspada
terhadap setiap godaan yang datang jangan sampai kita terlena dalam godaan itu
dan tidak menjalankan tanggung jawab kita dengan baik demi kemuliaan nama-Nya.
Menurut
St. Paulus, kita mengelola hidup dengan baik karena Allah yang menganugerahkan
semua itu kepada kita adalah Allah yang setia menjalankan tugas-Nya demi
keselamatan kita melalui Yesus Kristus dan juga Allah yang setia pada
janji-janjiNya untuk memberi lebih lagi demi meningkatkan kwalitas iman, harap
dan kasih kita kepada-Nya. Allah kita mahamurah dan selalu siap memberi kasih
karunia tambahan pada pekerjaan-pekerjaan yang telah selesai kita jalani, agar
daya hidup – potensi kita semakin lebih berkembang lagi. “Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal: dalam
segala macam perkataan dan segala macam pengetahuan, sesuai dengan kesaksian
tentang Kristus, yang telah diteguhkan di antara kamu. Demikianlah kamu tidak
kekurangan dalam suatu karunia pun sementara kamu menantikan penyataan Tuhan
kita Yesus Kristus” (bdk 1 Kor 1:3-9).
Dalam
perjanjian lama nabi Yesaya telah banyak mengeluh tentang hidup bangsanya yang
tidak mau berusaha untuk mengenal dan menyembah Tuhannya karena mereka telah
hidup secara duniawi dan melupakan segala kebaikan Allah atas sejarah bangsanya.
Nabi Yesaya meminta Allah agar Ia mengoyakkan langit dan membuka diri-Nya bagi
bangsa ini supaya mereka melihat bahwa mereka hidup karena Allah bukan karena
kekuatan mereka sendiri atau kekuatan alam saja. “Engkaulah yang membentuk kami
dan kami semua adalah buatan tangan-Mu” (Yes 63:16-17; 64:1.3b-8). Yesaya sadar
tanpa Allah hidup ini akan menjadi sia-sia belaka. Hanya di dalam Allah kita
boleh menikmati segala kekayaan yang disediakan-Nya. Amin