Ketika
saya menulis renungan ini, saya teringat akan lagu berjudul: BAGAI RAJAWALI
dengan syair sebagai berikut: “Tuhan
adalah kekuatanku – bersama DIA ku tak akan goyah – kukan terbang tinggi bagai
rajawali – melakukan perbuatan yang besar. Refr:
ku kan terbang tinggi bagai rajawali dan melayang tinggi dalam kemuliaan-Nya.
Biar bumi bergoncang dan badai menerpa – ku kan terbang tinggi bersama Dia –
sekalian kita di sini berkumpul dan memuji Dia – Dialah Tuhan Raja – Dialah
yang bertahta di atas pujian”.
Isi
syair lagu di atas tampaknya berisi harapan yang kuat tentang pertolongan Allah
atas hidup manusia karena percaya Allah itu kekuatan bagi manusia yang percaya
dan bersama-Nya hidup tak akan goyah. Berbeda dengan keadaan keadaan bangsa
terpilih yang merasa ditinggalkan Allah-nya saking beratnya penderitaan yang
mereka alami di tempat pembuangan. Karena itu nabi Yesaya harus menghibur mereka
dengan nubuatnya dan berkata: “Tidakkah
kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi
dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak
terduga pengertian-Nya. Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah
semangat kepada yang tiada berdaya……orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN
mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan
kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan
tidak menjadi lelah” (Yes 40:25-31).
Sesungguhnya
Allah tak pernah meninggalkan umat-Nya, sebab Kerajaan Allah sungguh hadir
dengan kekuatannya yang dahsyat dan bersama-Nya manusia tak akan goyah,
sehingga setiap orang bisa terbang seperti rajawali, melayang tinggi dalam
kemuliaan Allah. Akan tetapi karena perasaan ditinggalkan itu demikian kuat
menguasai manusia dan Yesus sendiri menyaksikannya, maka Ia mengundang mereka
dan berkata: “Marilah kepada-Ku, semua
yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah
kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah
hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan
beban-Ku pun ringan." (Mat 11: Dengan undangan ini Tuhan Yesus
berharap agar setelah dikuatkan oleh kuasa Ilahi-Nya setiap orang tetap
mengimani Dia dan Kuasa yang mengutus-Nya lalu memiliki kekuatan serta wawasan
baru untuk terbang tinggi seperti burung rajawali dan tak henti-hentinya
menjadi saksi untuk memuliakan Dia sepanjang hidup.
Setiap
orang tak akan pernah terhindar dari beban-beban berat dalam hidup ini. Inilah yang
kita namakan masa purgativa – masa pergumulan dahsyat dalam hubungan dengan
Tuhan. Setelah masa ini bisa dilalui, sesorang bisa masuk ke dalam tingkat
iluminativa – mendapat terang untuk semakin tahu rencana Allah dan bersyukur
atas hidup dan semua pergumulan yang telah dilewati, hingga menemukan tingkat unitiva
– persatuan yang membahagiakan dan membuat seseorang hidup dalam keyakinan yang
teguh akan pertolongan Allah dan tak akan pernah merasa takut terhadap semua
gangguan rohani dan jasmani yang menghadang hidupnya, sebab ia akan merasa akan
selalu bisa terbang tinggi seperti burung rajawali.