Setelah
mendapat berita dari malaikat Gabriel, Maria berangkat ke sebuah di pegunungan
di kota di mana Zakharia dan Elisabeth tinggal. Ketika Maria tiba dan menjumpai
Elisabeth, anak dalam kandungan Elisabeth yang berusia 6 bulan melonjak
kegirangan, saking senangnya. Tentulah karena karya Roh Kudus, ia dan ibunya
Elisabeth tahu siapa yang datang ini. Ini tercetus dari mulut Elisabeth
sendiri: “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?” Berbahagialah
engkau karena telah percaya ! Percaya kepada malaikat yang datang membawa kabar
gembira dan percaya kepada Tuhan yang mengutus malaikat itu. Semua yang
dikatakan malaikat kepada Maria sudah terlaksana (Luk 1:39-45).
Secara
rohani hidup manusia tidak sendirian. Ia hadir dan lahir ke dunia karena kerja
sama orangtua dan Tuhan penciptanya. Sejak manusia tercipta, Tuhan terus
menerus hadir dan membentuk manusia itu, lahir dan memeliharanya dengan cara
langsung maupun tidak langsung. Ketika bertumbuh Tuhan bekerja dalam diri semua
orang lain yang memberi perhatian kepadanya. Ketika kita sadar dan menjaga
hubungan dengan-Nya secara baik, pasti terciptalah pengalaman yang
menyenangkan. Ada kebahagiaan, ada kekuatan, ada damai, ada sukacita, ada
berkat dll. Penulis Kidung Agung melukiskan kegembiraan hubungan itu seperti
sepasang kekasih yang saling jatuh cinta dan terus menerus saling memuji satu
sama lain ketika mereka berada bersama (bdk Kid 2:8-14).
Dari
kesaksian-kesaksian di atas baik yang tertulis maupun yang tidak, percaya
kepada Tuhan bukanlah sebuah kesia-siaan melainkan sebuah rahmat dan berkat. Rahmat
dan berkat itu mengalir setiap hari seperti matahari yang selalu terbit di
waktu fajar dengan senyum sinarnya yang memancarkan terang. Berbahagialah yang
percaya!