Film
fiksi tentang masa kecil Yesus “The Young
Messiah” mengisahkan bagaimana hikmatnya Anak Allah ini. Film yang
dimainkan Adam Greaves Neal ini memiliki sejumlah pertanyaan di kepalanya
tentang kehidupan dan kehancuran yang disebabkan oleh penjajahan Roma pada masa
itu. Ia terus menerus mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang ada di
kepala-Nya. Kemudian kita tahu pada usia 12 tahun Yesus ikut serta dalam
perayaan Paska di Yerusalem dan hilang selama 3 hari. Ternyata saat itu Ia
sedang berdiskusi dengan para ahli Kitab di kenisah Yerusalem. Hikmat-Nya sudah
dirasakan oleh para tetua itu.
Hikmat
adalah sebuah karunia Roh Kudus yang diberikan kepada setiap orang untuk berkata-kata
dengan terang Tuhan. Kata-kata hikmat itu menyentuh kalbu setiap pendengar
apabila seseorang sedang berkotbah, mengajar, berdiskusi atau bersoal jawab di
pengadilan, seperti yang dialami oleh para murid Yesus pada saat mereka
dilarang untuk mewartakan nama Yesus. Kata-kata hikmat itu sifanya menghibur,
menguatkan, meneguhkan dan mengobarkan semangat untuk melakukan sesuatu. Hikmat
umumnya diterima oleh orang-orang yang sudah menanjak dewasa misalnya Daniel
dalam perjanjian lama. Tetapi Yesus sejak masa kecilnya sudah memiliki hikmat.
Itu berarti Dia bukanlah manusia biasa. Dalam diriNya 100% hadir yang Ilahi dan
100% juga ada unsur manusia. Jika Dia memiliki hikmat, itu terjadi karena
kehadiran Roh Allah sejak Ia dikandung dalam kandungan ibu-Nya. Tidak heran
kalau semua orang yang bersoal jawab dengan-Nya tidak bisa berkutik untuk
melawan-Nya.
Dia
yang datang penuh hikmat ini dinubuatkan nabi Maleakhi sebagai “Tuhan yang datang secara mendadak ke dalam
bait-Nya. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak;
dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti
perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar
kepada TUHAN. Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati
TUHAN seperti pada hari-hari dahulu kala dan seperti tahun-tahun yang
sudah-sudah” (bdk Mal 3:1-3). Dia itu telah datang dalam diri Yesus Kristus
yang hidup dan karya-Nya penuh hikmat Allah, Dia mengajar bangsa-Nya sendiri
agar hidup menurut kehendak Allah sehingga sanggup membawa korban yang
menyenangkan hati Tuhan sendiri. Tujuan hidup manusia adalah menyenangkan hati
Tuhan, agar boleh menikmati segala janji-janjiNya.
Manusia
perlu bertumbuh dan hidup dalam hikmat Allah, karena hikmat Allah itu membantu seseorang untuk mencintai kebenaran,
menghayati kebenaran itu dan mampu mewujudkan kebenaran itu dalam hdup hariannya.
Hikmat selalu mendorong seseorang untuk hidup setia dan taat di hadapan Allah. Orang
yang percaya kepada Yesus Kristus hendaknya hidup menurut kehendak Allah.
Bagaimana
caranya kalau kita ingin hidup dalam hikmat Allah? Hiduplah saja dalam persatuan
dengan-Nya setiap saat di bawah bimbingan kuasa Roh-Nya yang kudus melalui doa,
firman Tuhan, sakramen-sakramen, karya-pelayanan dan pengorbanan. Simeon yang
bernubuat tentang Yesus dan Maria, saat Yesus dipersembahkan dalam bait Allah
hidup dalam hikmat Allah. Maria dan Yosef yang mendengarkan semua itu merasa
heran dan kagum atas perkataan penuh hikmat dari Simeon itu (bdk Luk 2:22-40). Simeon
memang seorang yang saleh maka tidak heran kalau hidupnya penuh hikmat Allah.
Tuhan
Yesus telah menunjukkan semua jalan-Nya bagi kita. Apakah kita mau mengikuti
jalan-Nya? Jawabannya ada pada diri kita masing-masing.