Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Kamis, Februari 16, 2017

BERHARAP PADA JANJI-JANJINYA!



Sejak manusia pertama hingga kini bahkan selamanya nanti, tiada satu pun manusia di bumi ini, yang hidup tanpa ikatan dengan perjanjian-perjanjian. Misalnya: suami istri hidup dalam keterikatan janji nikah/perkawinan, kaum religius terikat dalam perjanjian yang dinamakan kaul dan sumpah, seorang anak dan remaja serta kaum muda terikat janji dengan orangtuanya masing-masing atau dengan lembaga pendidikannya untuk mengejar cita-citanya hingga tercapai. Janji-janji itu penting sebagai motivasi agar kita selalu berjuang mengejar cita-cita dan mempertahankan kesetiaan dalam memelihara panggilan hidup. Janji-janji yang dibuat manusia adalah wujud dari janji-janji Allah guna memelihara kesatuan dalam hidup bersama dan kesatuan dalam iman, harap dan kasih kepada Allah sendiri.

Sejak manusia diciptakan Allah berulang kali mengucapkan janji-janjiNya guna mengikat manusia untuk hidup dalam keyakinan mengandalkan penyertaan Allah dalam hidupnya. Sesudah Nuh selamat dari terjangan air bah, Nuh mempersembahkan kurban syukur kepada Allah. Saat itu Allah mengucapkan janji kepada Nuh dengan bersabda: "Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi. Akan takut dan akan gentar kepadamu segala binatang di bumi dan segala burung di udara, segala yang bergerak di muka bumi dan segala ikan di laut; ke dalam tanganmulah semuanya itu diserahkan. Segala yang bergerak, yang hidup, akan menjadi makananmu. Aku telah memberikan semuanya itu kepadamu seperti juga tumbuh-tumbuhan hijau”..... (bdk Kej 9:1-13). Dalam sabda ini Allah sekali lagi memberikan kuasa kepada manusia untuk berkembang biak dan menjadi penguasa atas semua makhluk lain, agar manusia hidup makmur sejahtera lahir batin. Semua janji ini terus menerus dikukuhkan dengan janji-janji lainnya dalam sejarah bangsa Israel hingga menjadi sempurna pada kedatangan Yesus Kristus, Juru Selamat kita. Dalam perjumpaan Allah dengan manusia, Allah pun dikenal sebagai Allah yang setia janji dan umat Israel hidup dalam pengharapan akan janji-janji itu.

Yesus telah datang dan berkarya. Kampung, desa dan kota di Israel telah dijelajahi semuanya. Namun Dia ingin tahu bagaimana pandangan orang tentang kehadiran-Nya. Yesus sendiri sudah tahu siapakah Dia sebenarnya, namun apakah pengetahuan tentang diri-Nya sebagai Mesias juga diketahui oleh orang-orang sebangsa-Nya. Dia pun bertanya: “Kata orang, siapakah Aku ini?”. Jawaban para rasul berbeda-beda, tetapi Petrus memberi jawaban benar. Lalu Yesus meneguhkan jawaban Petrus dengan mengatakan: jangan beritahu kepada siapa pun tentang jawaban Petrus ini. Sesudah itu Yesus mengungkapkan semua kebenaran yang telah disampaikan para nabi dalam hidupnya nanti dan bagaimana caranya Ia menebus dosa manusia. Ia harus menderita karena ditolak, dibunuh tetapi bangkit lagi (Mrk 8:27-33)

Janji penebusan pun telah digenapi. Yesus menderita, ditolak, dibunuh dan bangkit kembali. Meskipun pemenuhannya secara akal sehat tidak dapat diterima, namun begitulah caranya Allah meneguhkan dan memenuhi janji penebusan itu. Pada zaman perjanjian baru ini ada banyak janji yang diucapkan Yesus sendiri kepada para murid-Nya dan tentu juga kepada semua pengikut-Nya. Janji-janji itu telah dihayati para kudus, sejak zaman para rasul hingga saat ini. Gereja hidup dalam pengharapan akan janji-janji itu. Gereja bertumbuh dan berkembang subur karena Allah terus menerus memenuhi janji-janji-Nya. Bila iman dan harapan Anda dan saya sesekali terguncang oleh banyak prahara dan cobaan sekarang atau besok, yakinlah bahwa ALLAH ITU SETIA PADA JANJI-NYA UNTUK MENYERTAI DAN MENYELAMATKAN KITA ! AMIN.

Adhitz Ads