Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Rabu, Februari 01, 2017

ANAK TUKANG KAYU YA?



Dosa kesombongan telah membuat banyak orang di bumi ini seringkali meremehkan orang lain lantaran mereka merasa mungkin dirinya kaya, keturunan ningrat, pandai, pejabat atau penguasa, pimpinan, ganteng atau cantik, suci, dst. Mereka ini seringkali tidak jaga mulut atau sikapnya dan mudah untuk menghakimi sesama di sekitarnya. Orang-orang seperti ini tidak suka disaingi, tidak suka orang lain lebih dari keadaan mereka, sehingga orang-orang sombong mudah terjerat dalam dosa iri hati dan cemburu......

Demikian juga sikap orang Nasareth terhadap Yesus yang mereka kenal sebagai anak tukang kayu sebab Yosef, ayahnya adalah tukang kayu. Anak petani karena ibunya Maria adalah petani. Mereka mendengar bahwa Yesus sudah melakukan banyak hal ajaib di kota dan desa di seputar wilayah Galilea. Mereka juga mendengar banyak pujian ditujukan kepada-Nya karena pengajaran-Nya yang menarik dan orang-orang berbondong-bondong mengikuti Dia kemana-mana. Bahkan kini mereka tahu Dia mempunyai 12 orang murid yang selalu menyertai-Nya. Mereka berharap ketika Dia pulang kampung, Dia mau menunjukkan kehebatan-Nya dengan melakukan banyak mujizat. Saat Dia mengajar di rumah ibadat mereka kagum akan pengajaran-Nya, namun disertai sindiran: bukankah Dia anak tukang kayu; bukankah Dia anak Maria; bukankah saudara-saudara-Nya adalah Yakobus, Simon, Yoses, Yudas; dan bukankah juga saudara perempuannya ada di sini? Litani sindiran pun berderet-deret. Mereka iri hati, lalu kecewa dan menolak-Nya. Aksi penolakan ini ditanggapi Yesus dengan berkata: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." Ia pergi dari situ sesudah menyembuhkan beberapa orang saja lalu pergi mengajar ke tempat lain (Mrk 6:1-6)

Orang yang sombong dan suka iri hati tidak mau menerima apa pun yang dilakukan oleh orang baik, benar dan jujur. Mereka tidak mau menerima Yesus karena kelebihan dan keistimewaan-Nya. Meskipun agak kesal, Yesus tidak mau peduli dengan sikap mereka yang sombong itu lalu Ia pergi ke tempat yang lain. Dosa sombong dan iri hati telah membuat orang Nasareth tinggal dalam kegelapan pikirannya sendiri. Yesus pun tidak mau memaksa mereka untuk menerima Dia atau mengatakan kepada mereka siapa Dia sebenarnya. Yesus hanya mengajar dan kemudian pergi. Yesus tidak memaksa diri-Nya untuk diakui, dipuji dan dihormati. Dia tetap menunjukkan sifat Allah yang misteri. Manusia harus melihat, menilai sendiri, siapakah sebenarnya Yesus itu. Orang Nasareth hanya melihat Dia sebagai anak tukang kayu saja. Yesus meninggalkan mereka, meskipun itu kampung halaman-Nya.

Menghadapi kenyataan-kenyataan seperti ini, penulis Kitab Ibrani hari ini menasihati kita agar tetap menjaga semangat damai dan kerukunan dalam hidup bersama, memelihara kekudusan agar bisa memandang Allah. Hendaknya semua orang menjaga kasih karunia Allah, supaya hidup yang singkat ini dapat berguna bagi orang lain dan bagi kemuliaan nama Tuhan. Misi Yesus sudah jelas bagi kita. Dia telah mencurahkan hidup-Nya bagi keselamatan kita. Kesaksian hidup kita yang percaya kepada-Nya saat ini adalah menjadikan dunia ini sebagai tempat bernaung bagi semua orang. Kerajaan Allah, di mana kita hidup dan berada adalah milik Allah, milik kita bersama sebagai anak-anak Allah, di mana Yesus telah diangkat menjadi Raja kita selama-lamanya (Ibr 12:4-7.11-15). Meski Dia anak tukang kayu tetapi kini Dia adalah Raja kita, Penebus dan Juru Selamat kita. Amin

Tidak ada komentar:

Adhitz Ads