Dosa
kesombongan telah membuat banyak orang di bumi ini seringkali meremehkan orang
lain lantaran mereka merasa mungkin dirinya kaya, keturunan ningrat, pandai,
pejabat atau penguasa, pimpinan, ganteng atau cantik, suci, dst. Mereka ini
seringkali tidak jaga mulut atau sikapnya dan mudah untuk menghakimi sesama di
sekitarnya. Orang-orang seperti ini tidak suka disaingi, tidak suka orang lain
lebih dari keadaan mereka, sehingga orang-orang sombong mudah terjerat dalam
dosa iri hati dan cemburu......
Demikian
juga sikap orang Nasareth terhadap Yesus yang mereka kenal sebagai anak tukang
kayu sebab Yosef, ayahnya adalah tukang kayu. Anak petani karena ibunya Maria
adalah petani. Mereka mendengar bahwa Yesus sudah melakukan banyak hal ajaib di
kota dan desa di seputar wilayah Galilea. Mereka juga mendengar banyak pujian ditujukan
kepada-Nya karena pengajaran-Nya yang menarik dan orang-orang
berbondong-bondong mengikuti Dia kemana-mana. Bahkan kini mereka tahu Dia
mempunyai 12 orang murid yang selalu menyertai-Nya. Mereka berharap ketika Dia
pulang kampung, Dia mau menunjukkan kehebatan-Nya dengan melakukan banyak
mujizat. Saat Dia mengajar di rumah ibadat mereka kagum akan pengajaran-Nya,
namun disertai sindiran: bukankah Dia anak tukang kayu; bukankah Dia
anak Maria; bukankah saudara-saudara-Nya adalah Yakobus, Simon, Yoses, Yudas;
dan bukankah juga saudara perempuannya ada di sini? Litani sindiran pun
berderet-deret. Mereka iri hati, lalu kecewa dan menolak-Nya. Aksi penolakan
ini ditanggapi Yesus dengan berkata: "Seorang
nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum
keluarganya dan di rumahnya." Ia pergi dari situ sesudah menyembuhkan
beberapa orang saja lalu pergi mengajar ke tempat lain (Mrk 6:1-6)
Orang
yang sombong dan suka iri hati tidak mau menerima apa pun yang dilakukan oleh
orang baik, benar dan jujur. Mereka tidak mau menerima Yesus karena kelebihan
dan keistimewaan-Nya. Meskipun agak kesal, Yesus tidak mau peduli dengan sikap
mereka yang sombong itu lalu Ia pergi ke tempat yang lain. Dosa sombong dan iri
hati telah membuat orang Nasareth tinggal dalam kegelapan pikirannya sendiri.
Yesus pun tidak mau memaksa mereka untuk menerima Dia atau mengatakan kepada
mereka siapa Dia sebenarnya. Yesus hanya mengajar dan kemudian pergi. Yesus
tidak memaksa diri-Nya untuk diakui, dipuji dan dihormati. Dia tetap
menunjukkan sifat Allah yang misteri. Manusia harus melihat, menilai sendiri,
siapakah sebenarnya Yesus itu. Orang Nasareth hanya melihat Dia sebagai anak
tukang kayu saja. Yesus meninggalkan mereka, meskipun itu kampung halaman-Nya.
Menghadapi
kenyataan-kenyataan seperti ini, penulis Kitab Ibrani hari ini menasihati kita
agar tetap menjaga semangat damai dan kerukunan dalam hidup bersama, memelihara
kekudusan agar bisa memandang Allah. Hendaknya semua orang menjaga kasih
karunia Allah, supaya hidup yang singkat ini dapat berguna bagi orang lain dan
bagi kemuliaan nama Tuhan. Misi Yesus sudah jelas bagi kita. Dia telah
mencurahkan hidup-Nya bagi keselamatan kita. Kesaksian hidup kita yang percaya
kepada-Nya saat ini adalah menjadikan dunia ini sebagai tempat bernaung bagi
semua orang. Kerajaan Allah, di mana kita hidup dan berada adalah milik Allah,
milik kita bersama sebagai anak-anak Allah, di mana Yesus telah diangkat
menjadi Raja kita selama-lamanya (Ibr 12:4-7.11-15). Meski Dia anak tukang kayu
tetapi kini Dia adalah Raja kita, Penebus dan Juru Selamat kita. Amin
Tidak ada komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.