Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Jumat, Februari 03, 2017

MEMBERI TUMPANGAN !



Melayani tamu dengan memberi tumpangan, semalam atau lebih, adalah hal yang amat biasa dalam budaya masyarakat kita. Sebelum adanya hotel-hotel, “home stay”, losmen dll, masyarakat kita biasa menerima tamu dan memberi tumpangan kepada mereka di rumah pribadinya. Dalam budaya tertentu “tamu dipercaya sebagai pembawa rejeki dan berkat”, karena itu mereka akan dengan senang hati mau menerima tamu dan siap memberi tumpangan bila tamu itu ingin menginap. Tentu berbeda dengan kebijakan Presiden Donald Trump dengan alasan keamanan, melarang para pencari suaka dan kerja dari negara-negara lain yang memerlukan bantuan Amerika.

Kitab Ibrani hari ini mengingatkan kita akan pentingnya memelihara kasih persaudaraan di antara kita, antara lain dengan nasihat “jangan enggan memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat” (bdk Ibr 13:1-8). Menjamu malaikat – pernyataan ini hampir sama dengan budaya yang mengatakan: tamu itu pembawa rejeki. Apa alasan penulis Kitab ini mengatakan demikian?

1.   Ia memandang sesama manusia sebagai saudara satu sama lain, karena kita adalah ciptaan Allah yang menduduki tempat terhormat di antara ciptaan Allah yang lain (citra Allah, rekan kerja Allah, anak-anak Allah).
2.    Manusia adalah pendatang di bumi ini, bukan pemilik. Segala sesuatu adalah milik Tuhan. Membagikan sebagian kecil dari milik Tuhan ini kepada sesama adalah bagian dari tindakan seperti menjamu para malaikat. Suatu tindakan yang menyenangkan dan membahagiakan baik bagi kita sendiri maupun bagi orang lain.
3.    Bila kita berkelebihan itu bukan milik kita, bila kita berkekurangan juga bukan milik kita. Memberi tumpangan karena kasih itu adalah dasar utama dari memberi tumpangan kepada sesama. Kita berbuat baik bukan karena kita mempunyai lebih atau tidak berbuat baik bukan karena kekurangan.
4.    Tuhan itu penolong dalam kelebihan dan juga dalam kekurangan kita. Hati yang terbuka kepada sesama adalah bagian dari rahmat yang patut kita bagi-bagi untuk membahagiakan orang lain.

Meski di pihak lain kita melihat bahwa ada juga manusia yang tidak mau membuka dirinya kepada hal-hal baik, terutama tidak mau membuka diri kepada keselamatan yang ditawarkan Tuhan kepada mereka. Salah satu contoh yang paling buruk adalah cerita penulis Injil Markus hari ini. Herodes dan keluarganya sangat membenci Yohanes Pembaptis. Saking getolnya Yohanes Pembaptis mengeritik kejahatannya, Herodes membelenggu Yohanes Pembaptis di dalam penjara. Tidak puas dengan cara itu, istrinya Herodias dan anaknya meminta kepala Yohanes sebagai hadiah atas tarian anaknya di hari ulang tahun Herodes (Mrk 6:14-29).

Mereka bersekongkol tidak mau menerima nabi ini ke dalam kebersamaan ciptaan yang patut dihargai sebagai saudara, citra Allah dan sebagai orang Yahudi. Mereka menganggap Yohanes sebagai orang jahat, pengganggu kenyamanan karena wartanya yang kritis. Sikap yang sama juga mereka tujukan kepada Yesus. Mereka menolak-Nya sebab takut pada kehadiran orang benar ini.  Inilah sikap menutup diri dari orang-orang yang tidak mau diganggu “statusquo”-nya, karena kekuasaan, jabatan dan gengsi serta jaga “image”. Mereka tidak mau memberi tumpangan kepada orang lain dalam diri dan lingkungan mereka karena takut. Orang baik dilihat sebagai orang jahat atau orang jahat tidak mau menerima orang baik. Herodes memang pemimpin yang jahat sehingga tidak mau menerima Yesus dan Yohanes Pembaptis.  

Adhitz Ads