Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Minggu, Februari 19, 2017

IMAN: ANTARA CINTA & BENCI



Pada satu pihak semua orang beriman percaya bahwa Tuhan selalu mengarahkan umat-Nya untuk hidup dalam cinta, baik kepada Tuhan maupun kepada sesamanya. Sebab Allah adalah cinta. Namun di pihak lain orang-orang beriman ini sering berhadapan dengan kenyataan adanya kebencian yang disebabkan oleh dosa iri hati dan dendam. Iri hati karena melihat orang lain lebih baik dari pada dirinya; benci karena orang lain telah melukai hatinya. Karena itu tantangan terbesar untuk mencintai adalah benci dan hambatan terbesar untuk bertumbuh dan berkembang dalam iman adalah benci. Jika seseorang, dalam hidupnya, selalu memelihara imanya dalam cinta dan benci, maka mustahil ia mencintai dengan tulus dan mustahil pula ia bertumbuh dan berkembang dalam iman.

Bacaan-bacaan minggu ini mengajak kita untuk melihat kembali situasi hati kita, sejauh mana kita mengimani dan mencintai Tuhan tanpa benci dan sejauh mana kita mencintai sesama tanpa benci.

Penulis Kitab Imamat mengatakan: Allah itu kudus karena itu hendaknya hatimu juga kudus dengan cara membebaskan diri dari rasa benci kepada sesama (Im 19:1-2.17-18). St. Paulus menulis kepada jemaat Korintus: kamu adalah bait Allah, Roh Allah ada dalam kamu, maka jagalah dirimu agar tetap menjadi bait Allah yang kudus (1 Kor 3:16-23). Sedangkan Yesus lebih radikal lagi: Pertama, jangan melawan orang yang berbuat jahat kepadamu; kedua, kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu; ketiga, kamu harus menjadi sempurna sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya (Mat 5:38-48).

Pandangan dari ketiga bacaan ini adalah kebenaran sebab semuanya berlandaskan pada sifat Allah yang kudus dan penuh cinta. Karena itu semua manusia, sebagai citra Allah, dari agama manapun, yang keyakinannya terarah kepada Allah yang satu dan kudus, tak ada pilihan dan penghayatan hidup tanpa cinta. Kita diciptakan oleh cinta. Dengan demikian semua yang berlawanan dengan cinta, segala sifat yang bertentangan dengan cinta tidak berasal dari yang mahakudus, melainkan dari yang jahat. Iri hati, marah benci dan dendam semuanya berasal dari si jahat. Jika ingin bertumbuh dan berkembang dalam iman, maka hendaknya kita juga hidup dalam cinta. Dalam dunia ini ada banyak penyakit rohani jasmani yang disebabkan oleh benci dan dendam. Jika ingin sehat jiwa dan raga, hiduplah dalam sukacita untuk mencinta sambil membuang kebencian-kebencian yang menimbulkan penyakit-penyakit.  





Adhitz Ads