Unta adalah seekor
binatang yang hidupnya akrab di padang gurun, wilayah Timur Tengah dan biasa
disebut “ships of the desert”. Kita semua tahu binatang ini tinggi sekitar 1,8 –
2 meter, berat badannya mencapai 800 kg, ia kuat, tahan panas padang gurun sebab
ia bisa minum sebanyak 200 liter sekaligus dan air itu disimpannya dalam cairan
tubuh termasuk darah.
Binatang sebesar
ini dipakai Yesus dalam perumpamaan untuk menyindir orang-orang kaya atau merasa
diri kaya (sombong) dengan mengatakan: “adalah
lebih mudah seekor unta masuk lubang jarum dari pada seorang kaya (sombong) masuk
ke dalam kerajaan Allah” Mengapa? Pernyataan ini disampaikan Yesus setelah
mendengar permintaan seorang kaya tentang bagaimana caranya untuk mendapat
hidup kekal. Jawaban Yesus yang pertama adalah menyebut hal-hal utama dalam
sepuluh perintah Allah. Namun orang kaya ini jawab, saya sudah melakukan semua
itu. Lalu Yesus mengatakan kepadanya, lagi satu kekuranganmu: juallah segala
hartamu, berilah kepada orang miskin lalu datang kemari dan ikutilah Aku. Orang
kaya ini sedih karena merasa diri tidak sanggup. Karena itu Dia mengatakan
perumpamaan di atas tadi (bdk Mrk 10:17-27)..
Kita biasa
menghubungkan hidup kekal itu dengan hidup sesudah mati. Sedangkan hidup di
dunia ini dihubungkan dengan hidup yang fana. Tampaknya orang kaya ini lebih
suka pada yang fana ketimbang yang kekal. Sebab sesungguhnya hidup kekal tidak
dicapai dengan begitu sederhana melalui kewajiban mengikuti 10 perintah Allah,
melainkan lebih dari itu yakni dengan usaha mengosongkan diri dari segala
kefanaan dunia ini, dalam arti memiliki sikap lepas bebas, boleh memiliki
kekayaan sambil tidak lupa untuk berbagi. Hidup kekal dalam arti rohani adalah
hidup penuh sukacita dan damai karena di dunia ini kita bisa hidup dekat dengan
Tuhan, dekat dan baik dengan sesama, suka menolong, sehati sejiwa seperti
kehidupan anggota jemaat perdana dalam Kisah Para Rasul itu.
Sedangkan Kitab
Sirakh dalam bacaan pertama menyarankan kita agar berhenti untuk berbuat dosa
dengan cara: banyak berdoa, tidak menghina orang lain, berpaling dari
kedurjanaan dan menjauhkan diri dari pelbagai macam perbuatan keji. Alangkah besarnya
belaskasihan dan pengampunan Tuhan atas orang-orang yang bertobat (Sir
17:24-29). Sesal dan tobat serta sikap lepas bebas adalah dasar utama sekaligus
sebagai jalan yang benar untuk mencapai hidup kekal, baik hidup kekal di dunia
ini maupun hidup dalam dalam kerajaan surga. Maka lubang jarum itu tidak hanyak
bisa dilewati unta tetapi bisa dilewati oleh semua orang dalam setiap tingkatan
hidup, oleh kecil besar, tua muda, miskin kaya dst....