Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Sabtu, Februari 04, 2017

KE TEMPAT YANG SUNYI



Dalam panggilan hidup rohani tidak banyak orang suka berdiam di tempat yang sunyi untuk menjadi pertapa atau rahib. Alasannya, tidak banyak waktu untuk bisa berbicara dan rekreasi, jarang bisa bertemu dengan sahabat, orang lain dan keluarga, sunyi itu membosankan sebab tidak banyak hiburan, dll. Akan tetapi bagi orang yang suka akan keheningan, sebosan dan sesulit apapun hidup di tempat yang sunyi, mereka akan mengatakan bahagia rasanya berada di tempat yang sunyi karena merasa nyaman, damai, tenang, mudah untuk berkomunikasi dengan Tuhan, dst....

Sesudah para murid pulang dari tempat perutusannya, Yesus mengajak mereka mencari tempat yang sunyi untuk berdoa. Injil hari ini mengisahkannya. Tetapi akhinya kesempatan untuk hening dan berdoa itu batal karena sebelum mereka tiba di situ orang banyak telah berkumpul untuk mendengarkan pengajaran-Nya. Tergerak oleh rasa belaskasihan Yesus mengajar mereka dan melakukan mujizat (Mrk 6:30-34)

Tempat yang sunyi bagi Yesus adalah tempat yang paling aman untuk melakukan aktivitas pribadi. Tempat yang sunyi Dia gunakan untuk bisa berjumpa dengan Allah, Bapa-Nya. Di tempat yang sunyi Dia ingin mencurahkan seluruh isi hati-Nya sambil memohon rahmat kebijaksanaan serta rahmat  lain yang dibutuhkan-Nya dalam pelayanan, terutama dalam perjuangan mencapai puncak karya-Nya untuk menebus dosa manusia. Yesus tahu arah atau tujuan utama kehadiran-Nya di bumi ini, yaitu kurban salib. Kurban salib itu suatu misi yang tidak mudah, dan untuk itu Ia membutuhkan kekuatan dari Allah, Bapa-Nya. Keheningan memudahkan Dia untuk bercakap-cakap dengan Tuhan dan dirinya sendiri. Hening merupakan suasana istimewa untuk menimba semangat baru dari Tuhan. Semua manusia, secara rohani, membutuhkan suasana hening. Hening adalah sebuah kesempatan untuk menikmati istirahat dalam Tuhan. Mengapa jiwa membutuhkan keheningan?  

Jiwa itu bagian yang tak kelihatan dari tubuh manusia. Ia bekerja dalam semangat, dalam cita-cita dan harapan, dalam daya dan usaha. Jiwa berada dekat pada roh, dekat pada inti terdalam dari bagian kehidupan manusia. Jika roh menggerakkan jiwa maka jiwa akan bertumbuh dalam semangat yang baru; jika jiwa sudah bekerja, maka tubuh akan ikut kemauannya. Jika jiwa selalu berhubungan dengan kekuatan Allah, maka hidup kita akan berada di bawah bimbingan Roh Allah. Karena itu penulis Ibrani hari ini mengatakan dengan penuh harapan: “Yesus, Tuhan kita, kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya,...Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!” (Ibr 13:20-21).

Pernyataan penulis Kitab Ibrani ini sesungguhnya mau menggarisbawahi pentingnya kita mencari hubungan dengan Tuhan kita yang hidup, agar Ia selalu memperlengkapi kita dengan semangat dan segala yang baik dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya. Hemat saya tempat yang sunyi adalah satu-satunya tempat yang tepat untuk mendapatkan suasana komunikasi yang baik. St. Theresia Lisieux mengatakan: “dalam keheningan kamu bisa berjumpa dengan Tuhan”. Amin

Adhitz Ads