Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Rabu, Februari 15, 2017

YANG BUTA DICELIKKAN-NYA !



Dalam sebuah acara Kebangunan Rohani Katolik seorang pengkotbah dengan yakin mengatakan bahwa mujizat masih terjadi, karena Tuhan itu sama, baik dahulu, sekarang dan maupun pada masa yang akan datang. Ia Allah yang hidup. Ia tak pernah berubah dalam kasih-Nya. Jika dahulu Ia telah melakukan mujzat, hari ini Ia akan melakukannya juga, selamanya akan terus dilakukan-Nya, asal saja Anda percaya dengan penuh pengharapan..... Mendengar kotbah yang meyakinkan itu seorang ibu, sebut saja namanya Shinta, yang buta sejak lahirnya, maju dan meminta pengkotbah itu menjamah matanya dan memohon doanya, agar matanya bisa sembuh dan melihat. Pengkotbah itu maju memenuhi permintaan ibu Shinta, ia berdoa sejenak dan sesudah itu ia menjamah matanya dan berseru: “Demi nama Yesus jadilah matamu terbuka dan melihat”. Mata ibu Shinta pun terbuka dan dapat melihat dengan terang. Semua orang yang menyaksikan peristiwa itu melompat-lompat dalam sukacita sambil memuji Tuhan.

Yang buta dicelikkan Yesus dalam cerita Injil hari ini sama dengan cerita di atas. Mujizat masih terjadi dan itu terjadi menurut kehendak Allah sebab kasih Allah tak pernah berubah. Ia mengajar kita untuk percaya dan berharap, sebab Ia tak pernah mengecewakan siapa pun yang dengan tekun menantikan mujizat atas apa yang mereka minta dalam doa-doanya, jikalau permintaan itu sesuai dengan rencana dan kehendak-Nya. Jikalau penyembuhan fisik tidak terjadi, pasti Dia akan memberikan penyembuhan dengan cara yang lain, yang tak pernah kita duga dan mungkin hasilnya selalu lebih mulia dan lebih menyenangkan kita.

Permintaan orang buta dan teman-teman yang menghantarnya tadi, terjadi pada saat yang tepat ketika Yesus sedang berada di Betsaida, sebuah desa kecil dekat danau Galilea. Di desa ini juga Yesus pernah mengadakan mujizat perbanyakan roti dan menyembuhkan penyakit-penyakit. Peristiwa-peristiwa itu telah mengangkat iman orang buta tadi untuk percaya bahwa permintaannya bakal dikabulkan Tuhan asal dia yakin akan tindakan Tuhan yang ajaib, lalu datang pada-Nya dengan penuh iman dan harapan. Benar, iman dan harapannya tidak sia-sia. Tuhan mengabulkan permohonannya (bdk Mrk 8:22-26)  

Selama berada dalam bahtera, Nuh tak pernah berhenti berdoa dan berharap agar air bah segera surut. Sesudah 40 hari ia coba mengirim buruk gagak dan merpati guna memeriksa apakah air itu sudah surut. Ketika kedua burung itu kembali lagi ke bahteranya, itu berkesimpulan air belum surut. Nuh tunggu 7 hari lagi dan dalam kurun waktu menunggu itu ia terus menerus berdoa agar air dapat surut kembali. Harapannya tidak sia-sia. Hujan berhenti dan air pelan-pelan surut. Pada akhirnya bumi kering dan Nuh turun dari bahteranya, ia langsung bersyukur dengan mendirikan sebuah mesbah sambil mempersembahkan kurban kepada Allah.

Ketika kita mengalami bencana dalam kehidupan ini, kita seringkali merasa tak berdaya. Dunia terasa gelap dan sempit. Kita merasa seperti terkurung dalam kegelapan, ibarat orang buta dan Nuh dalam bahteranya. Dalam keadaan seperti itu, tak ada jalan keluar terbaik selain dari pada bertekun dalam iman dan pengharapan sambil memandang setiap pencobaan dengan cara pandang Tuhan. Tuhan yang kita percaya bukanlah Tuhan tanpa daya dan kuasa yang besar. Ia mahakuasa, mahabesar dan sanggup melakukan segala hal melampaui pikiran dan perasaan kita. Kalau Tuhan bisa mencelikkan mata si buta dan menghentikan hujan dan air bah, pencobaan-pencobaan yang kita hadapi juga tak ada arti bagi-Nya. Tuhan sanggup dan sanggup !   

Adhitz Ads