Negeri kita
bahkan dunia seluruhnya, kini ramai-ramai diserang oleh berita-berita bohong,
dalam bahasa kerennya berita HOAX. Sebab oleh kemajuan tehnologi semua orang,
dari besar sampai kecil bisa menulis apa saja menurut pandangannya sendiri atau
meneruskan apa saja tanpa menyaring apakah itu berita benar ataukah berita
bohong. Berita-berita hoax ini bisa menimbulkan banyak prahara bahkan
mengganggu keamanan nasional maupun internasional. Karena itu kita semua
diminta untuk berwaspada terhadap berita-berita seperti ini, bahkan
undang-undang negara sudah menghukum para pelaku berita bohong ataupun para
penerusnya. Mereka dijerat oleh undang-undang kriminal.
Kitab Sirakh hari
ini memberi kita nasihat: “Jika engkau
mau mendapat sahabat, kajilah dia dahulu, dan jangan segera percaya padanya. Sebab ada orang yang bersahabat
hanya menurut ketikanya sendiri, tetapi pada hari kesukaranmu tidak bertahan. Ada
juga sahabat yang berubah menjadi musuh, lalu menceritakan persengketaan untuk
menistakan dikau” (Sir 6:7-9). Ya,
media sosial facebook, twitter, dll membuat persahabatan manusia menjangkau
seluruh dunia. Namun tidak semua sahabat yang ada di situ sungguh-sungguh
menjadi sahabat yang baik, ada yang sekedar iseng-iseng saja, mungkin hanya
satu dua orang saja yang bisa menjadi sahabat yang baik. Apakah seseorang akan
menjadi sahabat yang baik dapat diukur pada hari kesukaran kita, ketika dia mau
menopang dan membantu kita dengan sungguh-sungguh atau tidak sama sekali, sebab
ada sahabat yang berubah menjadi musuh ketika kita berbeda pendapat.
Dalam hidup
perkawinan lain lagi. Suami istri yang melakukan perjanjian nikah tentu dimulai
dengan perkenalan, persahabatan, pertunanganan lalu menikah. Dipandang dari
iman katolik, sangat diharapkan bahwa suami istri yang sudah membuat perjanjian
nikah di hadapan pejabat Gereja, saksi dan umat Allah akan hidup seia sekata,
dalam suka dan duka hingga ajal menjemput. Perkawinan katolik tak terceraikan,
kecuali ada kasus-kasus penipuan sebelum pernikahan berlangsung. Orang Farisi
dalam Injil hari ini coba-coba menanyakan pendapat Yesus tentang perceraian,
sebab hukum Musa memperbolehkannya. Yesus menjawab dengan tegas: Musa memberi izin tidak lain karena
ketergaran hati manusia. Tetapi “apa yang dipersatukan Allah, janganlah
diceraikan oleh manusia”. Yesus menolak perceraian, karena konsekwensi buruknya
akan merusak keturunan manusia itu sendiri (bdk Mrk 10:1-12)
Guna menghindari hoax,
penipuan dalam dunia persahabatan, perkawinan dan kerja sama ekonomi dll, tidak
ada cara lain selain bersikap hati-hati. Jangan cepat percaya pada kata-kata
manis dan pada penampilan lahiriah dsb. Mulut manis seringkali menjadi racun
yang berbahaya, penampilan lahiriah seringkali berubah menjadi kamuflase dari
sebuah kejahatan. JANGAN MUDAH PERCAYA !