Seorang
mantan camat, sebut saja Pak Melkhior, mensyeringkan pengalamannya selama
menjadi camat. “Selama saya menjadi camat
perkara yang paling banyak diurus dan diselesaikan di tengah masyarakat, selain
perkara tanah, tetapi juga perkara fitnah memfitnah antara keluarga, tetangga,
dan juga antara kelompok dengan kelompok dst. Sebab masyarakat kita gampang curiga,
suka iri hati lalu mudah membuat cerita yang bukan-bukan dan menyebabkan orang
lain marah, merasa difitnah dan akhirnya saling melapor”. Karena itu,
lanjutnya, bapak pastor tolong sampaikan dalam kotbah supaya kita semua
berusaha “jaga pikiran, hati dan
kata-kata”. Saya mengamini syering
ini sebab ketika pikiran kita bermain dengan perasaan curiga, pikiran mendorong
hati untuk marah, ketika hati panas akibat amarah, hati mendorong mulut dan
lidah untuk mengatakan apa saja yang dia mau, ketika lidah tak bisa
dikendalikan maka segala kata-kata yang tak enak dan tidak benar keluar
bagaikan api yang menyala.
Pikiran
mempengaruhi hati, hati mendorong ungkapan-ungkapan. Kalau pikiran baik, maka
ia akan mendorong hati untuk melahirkan yang baik-baik dalam kata-kata -
ungkapan dan tindakan, tetapi kalau pikiran buruk, ia akan mendorong hati untuk
melahirkan keinginan yang buruk, lalu keinginan yang buruk ini mendorong kita
untuk melakukan hal-hal buruk dalam kata dan perbuatan. Kata Yesus kepada orang
banyak dalam sebuah pengajaran: “apa
yang masuk ke dalam mulut itu tidak menajiskan tetapi apa yang keluar dari
mulut itulah yang bisa menajiskan”. Ya, makanan yang kita makan tidak
menajiskan, tetapi pikiran, keinginan hati serta kata-kata yang jahat, itulah
yang menajiskan kita (bdk Mrk 7:14-23). Dalam kalimat ini secara tidak langsung
Yesus mau mengatakan agar kita jaga pikiran, hati dan mulut. Kata-kata yang
kotor dan segala tindakan jahat menimbulkan banyak perbantahan dan perkara di
antara sesama manusia.
Ketika
Tuhan menciptakan manusia dari debu tanah, Ia menghembuskan nafas kehidupan ke
dalam dirinya, dengan nafas kehidupan itu terbentuklah akal budi, hati dan
organ tubuh lainnya. Sesudah semuanya terbentuk sempurna, Allah memberi hak
kepada manusia untuk menjaga dan memelihara hidupnya di taman Eden dengan
sebuah perintah khusus: "Semua
pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon
pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya,
sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."(bdk Kej
2:4b-9,15-17) Dalam perintah ini Tuhan menegaskan kepada manusia supaya jaga
budi dan hati serta perbuatan!. Manusia hendaknya displin dan taat perintah,
jika tidak maka akan mati. Kehidupan yang baik dan terberkati bila tindakan budi,
hati dan kata-kata/perbuatan selalu terpelihara selaras dengan kehendak Tuhan,
tetapi jika berlawanan maka akan mendatangkan penderitaan.