Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Sabtu, Februari 11, 2017

SELALU MAU BERBELASKASIH ! (Hari Orang Sakit Sedunia)


Sejak nenek moyang pertama, Adam dan Hawa, jatuh ke dalam dosa, sakit dan penyakit yang menimbulkan penderitaan lahir dan batin masuk ke dalam hidup manusia. Manusia  merasa seperti dikutuk oleh perbuatannya sendiri. Mau bilang apa, nasi sudah terlanjur menjadi bubur. Dosa melahirkan penyakit dan penderitaan, turun temurun. Oleh perbuatan seorang semua anak manusia memikul akibatnya. Cap dosa pusaka tertempel pada setiap anak manusia yang lahir ke bumi ini. Akan tetapi apakah Sang Pencipta yang terkenal mahabaik itu tega membiarkan anak-anak manusia ini mati kutuk atau hidup tanpa rahmat-Nya lagi?

Jawaban atas pertanyaan di atas mari kita simak cerita Kitab hari ini. Dosa membuat Adam dan Hawa tidak tenang dan bersembunyi. Sesudah Allah menemukan persembunyian mereka, terjadilah dialog yang bagus. Dalam dialog itu Hawa mempersalahkan ular, Adam mempersalahkan Hawa dengan akibat sebagai berikut:

1.   Ular dikutuk karena pekerjaannya menyesatkan Hawa. Ular harus berjalan dengan perut seumur hidup dan hanya makan dari debu tanah.  
2.    Hawa tidak dikutuk tetapi dinubuatkan akan menderita saat ia mengandung dan melahirkan anaknya. Hawa menjadi ibu dari segala yang hidup.
3.   Adam harus bersusah payah dan berpeluh dalam mencari nafkah hingga kembali menjadi debu.
4.    Adam dan Hawa diusir keluar dari taman Eden dan mengusahakan tanah dari mana ia diambil.

Empat catatan di atas adalah suatu keadaan hidup di mana manusia diciptakan untuk hidup dalam perjuangan, manusia dididik untuk bekerja mandiri bukan hanya menikmati apa yang disediakan Tuhan dengan enak tanpa lelah. Tuhan tahu jalan apa yang disediakan bagi citra-Nya yang telah jatuh dalam dosa. Tuhan tidak menyiksa manusia sebab hati-Nya maha belaskasih. Sejarah bangsa Israel telah menunjukkan bagaimana Tuhan menyertai umat-Nya.

Puncak belaskasih itu terwujud secara nyata dalam inkarnasi Tuhan menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus. Dalam hidup dan karya-Nya sejak lahir hingga wafat-Nya di kayu salib, Yesus menunjukkan belaskasih Allah itu dengan pelbagai cara: Yesus menyatu dengan orang miskin dan lahir dalam kemiskinan, hidup di tengah keluarga yang sederhana, blusukan ke desa-desa dan kota, mengajar sambil menyembuhkan semua yang sakit dan juga memberi makan kepada yang lapar.

Cerita Injil hari ini tentang Yesus mengajar lalu memberi makan kepada yang lapar. Hati-Nya penuh belaskasih kepada semua orang yang datang mendengar pengajaran-Nya. Ia menyediakan makanan bagi mereka dengan melakukan mujizat perbanyakan roti. Semua orang yang memakannya menikmati rahmat belaskasih itu lahir dan batin. Tuhan tidak membiarkan umat-Nya terus menerus bergumul dalam kekurangan-kekurangannya, tetapi juga menyediakan apa yang diperlukan oleh mereka yang mengalami kekurangan agar mereka belajar bahwa Tuhan mengasihi umat-Nya selama-lamanya. Semua yang dikerjakan Tuhan ini adalah cara Dia menyembuhkan semua yang menderita karena dosa dan penyakit-penyakit dalam hidup mereka. Tuhan tetap melakukan semuanya itu hingga akhir dunia.

Adhitz Ads