Dalam percakapan-percakapan
biasa dengan umat, saya seringkali bertanya, sudah berapa lama Bapa atau Ibu,
saudara/ri tidak mengaku dosa? Dengan terus terang mereka menjawab sesuai
dengan pengalamannya: ada yang menjawab sudah setahun, ada yang sudah 3 tahun,
5 tahun bahkan ada yang menjawab belasan tahun atau puluhan tahun saat menerima
komuni pertama saja. Apa alasan Anda tidak mengaku dosa? Ada yang menjawab: malu
dengan imam, ada yang mengatakan mengaku langsung pada Tuhan, atau tobat saat
ekaristi. Percakapan itu akhirnya mendorong saya untuk menjelaskan mengapa
harus sering mengaku dosa, apa manfaat sakramen pengakuan dosa, apa efek dosa
kalau terlalu lama tidak mengaku dosa, dst.
Sabda Tuhan hari
ini dengan sangat tegas mengatakan: jangan anggap enteng dengan dosa atau
jangan menunda untuk bertobat. Mengapa? Perjanjian lama umumnya menghubungkan
penderitaan, bencana, sakit dan kematian dengan adalah akibat dari dosa. Yang berdosa
pasti dihukum. Kata Kitab Sirakh hari ini: “Jangan
menyangka pengampunan terjamin, sehingga engkau menimbun dosa demi dosa. Jangan
menunda-nunda berbalik kepada Tuhan, jangan kautangguhkan dari hari ke hari.
Sebab tiba-tiba meletuslah kemurkaan Tuhan, dan pada saat hukuman engkau
dihancurkan. Jangan percaya pada harta benda yang diperoleh dengan tidak adil,
sebab tidak berguna sedikitpun pada hari sial” (bdk Sir 5:1-8). Pandangan Tuhan
menghukum masih sangat diyakini oleh orang-orang zaman ini. Di saat seseorang
menderita akan jelas ungkapannya: Tuhan menghukum saya, apa salahku Tuhan,
semua ini karena salah keluargaku dll. Karena
itu bagi manusia perjanjian lama rasa takut akan Tuhan itu sedemikian kuatnya
sehingga mereka selalu menjaga hubungan baik dengan Tuhan dan sesama.
Tuhan Yesus dalam
perjanjian baru justru dengan keras mengatakan:"Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang
percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada
lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. Dan jika tanganmu menyesatkan engkau,
penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung
dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang
tak terpadamkan”.......... (bdk Mrk 9:41-50). Pernyataan ini mau mengatakan
kepada kita bahwa Allah tidak pernah mau berkompromi dengan dosa atau dengan
kata lain: sangat anti dosa. Dosa itu menyebabkan kita kehilangan rahmat untuk
bisa mencapai keselamatan, baik dalam hidup di dunia ini maupun di akhirat
nanti. Allah itu kudus dan mahasempurna, karena itu kita anak-anak-Nya
hendaknya memelihara rahmat kekudusan ini agar mencapai hidup yang sempurna.
Efek dosa itu ada
banyak: kita diserang rasa bersalah, rasa bersalah akan melemahkan iman untuk
berdoa dan percaya akan pertolongan Tuhan, iman yang lemah akan meruntuhkan
pengharapan, pengharapan runtuh akan merusak hubungan cinta kita kepada Tuhan
dan sesama. Dosa membuat batin kita terluka, batin yang terluka membuat emosi
tak terkendali, kita mudah tersinggung dan marah terhadap diri sendiri dan
orang lain, kita menjadi malas berdoa dan tidak mengikuti ekaristi,
dst.....hidup kita menjadi jauh dari Tuhan.
Karena itu: jangan menunda untuk bertobat !