Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Rabu, Februari 03, 2016

DIA BERKELILING SAMBIL MENGAJAR…!

Ketika masih remaja SD dan SMP saya merasa sangat tertarik melihat beberapa missionaris Jerman yang menjadi pastor paroki kami. Pada masa itu kunjungan dari kampung ke kampung atau dari stasi ke stasi hanya bisa dengan berkuda atau berkaki. Tetapi kegiatan kunjungan itu mereka lakukan secara berkala, menginap satu atau dua malam di setiap stasi sambil melayani katakese umat, katakese sekolah, mendengar pengakuan dosa, merayakan Ekaristi, baptisan anak dan pemberkatan nikah. Seperti kata pepatah "sekali berdayung dua tiga pulau terjangkau". Tampaknya mereka menikmati pelayanan itu tanpa pamrih, penuh dedikasi dan pengorbanan, tetapi wajah mereka selalu menampakkan sukacita Injili.

Ketika menjadi pastor paroki di tahun 1985-an, saya coba meniru apa yang pernah dihayati dan dilakukan para missionaris ini. Ternyata saya juga menikmati pelayanan itu dengan sukacita. Sebab umat yang sederhana di kampung, desa dan stasi sangat bergembira ketika kebutuhan rohani mereka dilayani dengan baik. Ketika umat Allah merasakan pengalaman perjumpaan dengan Tuhan dalam cara itu, partisipasi umat menjadi sangat aktip dan mereka terpacu ke arah pertumbuhan iman yang positip. Saya berkesimpulan: kunci kemajuan dalam hidup menggereja sangat ditentukan oleh semangat para gembalanya. Pelayanan yang baik dari para gembala mendorong partisipasi yang baik dari umatnya. Berkeliling sambil mengajar dan berbuat baik adalah kuncinya.

Tuhan Yesus tidak belajar ilmu manajemen dengan segala metodenya, Dia juga tidak merumuskan peluang serta menentukan indikator-indikator. Jika membaca cerita para penginjil Dia hanya berkeliling sampai ke kampung-kampung berada di tengah-tengah umat, mengajar sambil berbuat baik, menyembuhkan yang sakit dst. Kuncinya adalah berkeliling sambil mengajar dan berbuat baik (Mrk 6:1-6). Walaupun kegiatan pastoralnya selalu dipantau para intel dari kaum Farisi dan ahli Taurat serta imam-imam Yahudi, Yesus tetap saja berkeliling dan mengajar hingga Dia ditangkap, didera dan dihukum mati. Tuhan Yesus melakukan itu tanpa mengenal lelah demi keselamatan umat pilihan Allah.

Akibat dari hiruk-pikuk yang mendera istananya, Daud selalu merasa tidak nyaman. Ia mulai membuat sensus atas rakyatnya untuk mengetahui kekuatan, peluang dan prediksi indikator-indikator kekuatan dalam membangun strategi perang melawan musuh-musuhnya. Hal itu dipicu oleh kekuatiran akan kekalahan yang bakal menimpanya. Tampaknya ia tidak lagi mengandalkan kuasa Ilahi yang menyertainya seperti dahulu ketika melawan tentara Filistin dan tentara negeri sekitarnya. Ia lupa akan semua kemenangan yang dialaminya ketika ia hanya mengandalkan pertolongan dari surga. Dosa telah merusak iman dan harapan Daud pada Tuhan. Efeknya ia tidak tahan terhadap serangan penyakit dan menjadi lemah (bdk 2 Sam 24:2.9-17).

Berkeliling sambil mengajar dan berbuat baik adalah cara pastoral Yesus Kristus. Dibanding dengan metode zaman ini mungkin metode Yesus dianggap sebagai metode klasik. Namun ketika para missionaris dan banyak gembala lain sesudahnya hingga sekarang mencoba melakukannya justru menyemangati umat yang mereka layani. Belajar dari Yesus, berguru pada cara pastoralnya, sambil mengandalkan penyertaan dan pertolongan-Nya juga menjadi primadona dalam pelayanan para rasul-Nya. Semakin tekun berkeliling dan mengajar, semakin banyak benih kebaikan yang ditabur; semakin banyak benih kebaikan yang ditabur semakin banyak buah kebaikan yang dipetik. Roh Tuhan bekerja melalui kebaikan yang ditabur. Selamat melayani…!

Written by RD. Laurensius Sopang

Adhitz Ads