(Pesta Tahkta St. Petrus)
Dalam keempat Injil, rasul Petrus termasuk tokoh yang sangat
kontroversial. Meski demikian sesungguhnya dia adalah tokoh paling
menarik dari semua rasul. Dia termasuk orang yang paling pertama yang
diperkenalkan Andreas saudaranya kepada Yesus, saat mereka dipanggil.
Namun dalam hubungan dengan pesta tahktanya hari ini, saya mempunyai
pengalaman yang amat menarik, yaitu ketika melihat patung Petrus yang
duduk di tahktanya di basilika St. Petrus Vatikan pada tanggal 28 Juni
2013. Menjelang pesta St. Petrus dan Paulus, 29 Juni, patung Petrus
mengenakan pakaian kebesaran seorang Paus dengan warna keemasan. Petrus
duduk dengan anggun di tahktanya, menandakan zaman kepemimpinannya
sebagai Paus pertama. Saat itu saya teringat akan nubuat Yesus
kepadanya, seperti yang diceritakan Injil hari ini: "Dan Akupun berkata
kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan
mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan
Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan
terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di
sorga." (Mat 16:18-19).
Ketika menyaksikan Petrus di tahktanya itu
saya merasa dia sungguh menunjukkan hadirnya kuasa surgawi yang
menaungi dia dalam pemerintahan rohaninya. Karena itu meskipun kerajaan
Romawi yang kekafirannya terkenal kejam dan bengis, sebelum dan dalam
masa pemerintahan Petrus; yang juga dengan pelbagai cara ingin
menghancurkan tahkta Petrus, justru sebaliknya tahkta kekafiran itulah
yang hancur berantakan. Takhta Petrus berdiri kokoh hingga hari ini.
Sungguh kuasa neraka tak akan mengalahannya. Petrus telah menjadi tokoh
teladan yang kokoh dalam iman dan dalam mempertahankan kewibawaan
kerajaan Allah di dunia. Mengagumkan…!
Demi mempertahankan
keteladanan ini dalam suratnya yang dibacakan dalam pesta hari ini
Petrus menulis: "Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu,
jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak
Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan
pengabdian diri. Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah
atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi
teladan bagi kawanan domba itu. Maka kamu, apabila Gembala Agung datang,
kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu" (1Ptr
5:2-4).
Nasihat ini amat cocok pertama-tama, ditujukan kepada
para pemimpin yang menduduki jabatan-jabatan dalam Gereja mulai dari
tingkat yang paling rendah sampai pada tingkat yang paling tinggi.
Memimpin bukan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan
kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan
pengabdian diri, menjadi teladan bagi kawanan domba, sehingga pada saat
kedatangan Kristus, semuanya akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak
dapat layu.
Kedua, menjadi teladan itu kiranya menjadi komitmen
setiap pengikut Kristus agar Gereja Kristus itu berdiri kokoh dalam hati
setiap orang yang percaya dan hidup kita tak pernah akan bisa
dikalahkan oleh kuasa neraka. Semangat keteladanan itu hendaknya hidup
dalam pribadi yang berintegritas: jujur, polos, rendah hati seperti
Petrus.
Written by RD. Laurensius Sopang