Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Rabu, Februari 10, 2016

TOBAT LEBIH PENTING DARI PUASA…!

(Rabu Abu)

Pak Tono dengan bangganya bercerita tentang kiat-kiat puasanya di bulan puasa. Rabu Abu dan Jumat Agung, ia berpuasa dan pantang, ia berhenti merokok sepanjang puasa, memberi bantuan untuk panti asuhan, dan memasukkan kewajiban APP 10% dari gaji setahun. Ketika mendengar ceritanya itu, teman-teman pada senyum simpul karena mereka tahu Pak Tono itu termasuk penjudi kelas berat di lingkungannya, punya banyak utang dan telah menjual beberapa bidang tanah untuk membayar utang, pendidikan anak hanya berharap pada gaji istrinya, sering tidak pulang ke rumah hingga pagi hari. Jika ada jaga malam untuk orang mati dia selalu ada di sana. Pak Tono menjalankan puasa lahiriah, tidak disertai dengan sikap tobat atau puasa batiniah. Ia hanya mengoyak pakaiannya bukan mengoyak hatinya. Ini puasa yang mubazir.

Nabi Yoel mengingatkan umat Israel bahwa puasa yang benar itu bukan mengoyakkan pakaian tetapi mengoyakkan hati. Puasa itu bukan pamer hal-hal lahiriah tetapi usaha tobat yang sungguh untuk merubah sikap hidup yang buruk menjadi baik. Tuhan tidak minta kita untuk pamer kebaikan lahiriah, walaupun hal itu juga penting, namun yang lebih penting adalah bertobat dan membaharui hidup, dari manusia lama menjadi manusia baru (Yoel 2:12-18). Hidup di bawah bimbingan Roh Tuhan, yang mencintai kebenaran dan hukum-hukumnya. Kasih yang benar lahir dari hati yang bersih bukan dari kemunafikan.

Hidup dalam dosa itu hidup terpisah dari cinta Allah. Hidup dalam kebenaran dan kesalehan adalah buah dari sukacita dalam Roh. Karena itu St. Paulus menulis: "dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima". (2Kor 5:20-21;6:1). Hidup benar dan baik adalah hidup dalam Allah sambil menghayati kejujuran dan keadilan dan suka akan buah-buah roh yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri" (Gal 5:22-23).

Yesus sendiri dalam wejangan-Nya terhadap para murid mengatakan: "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya" (Mat 6:1-2) Dalam wejangan-Nya secara implisit Yesus ingin mengatakan bahwa puasa yang benar adalah berusaha hidup damai dengan Tuhan (tobat) dan hidup dalam kasih dengan sesama (berbuat baik). Kalau puasa kita hanya terbatas pada hal-hal lahiriah maka tak ada faedahnya untuk dibanggakan. Sesungguhnya kita gagal dalam menjalankan puasa.

Berpuasa tanpa merubah sikap hati, tanpa belaskasih dan damai hanyalah sebuah bentuk kemunafikan dalam hidup beragama.

Written by RD. Laurensius Sopang

Adhitz Ads