Dalam reklame yang saya bagikan pada status saya kemarin sore, 
tertulis kegiatan Adorasi dan Doa Penyembuhan di Maumere, yang akan 
diadakan pada 18 Februari 2016 oleh Rm.Yohanes Indrakusuma, CSE bersama 
dengan Uskup Maumere dan Komunitas Tritunggal Mahakudus. Kegiatan ini 
biasanya dimulai dengan pujian dan penyembahan terhadap sakramen 
mahakudus yang ditahtakan di altar, sesudahnya dilanjutkan dengan 
pengajaran dari sabda Tuhan, disusul dengan doa-doa penyembuhan dan 
pemberkatan dengan sakramen mahakudus mengelilingi barisan umat yang 
sudah tertata rapi, seperti halnya terjadi di Lourdes di Basilika St. 
Pius X, basilika bawah tanah. 
Adapun pusat dari kegiatan ini 
bukanlah Imam atau Uskup tetapi Sakramen Maha Kudus, sebab kita yakin 
dalam Sakramen Maha Kudus ini Kristus hadir secara nyata, Dia mendengar 
doa pujian dan penyembahan kita serta dapat melakukan apa saja sesuai 
dengan kehendak-Nya dalam menanggapi iman kita, dalam hal ini dapat 
melakukan mujizat penyembuhan. Cara ini adalah cara paling istimewa 
dalam Gereja Katolik, sebab kita percaya semua mujizat penyembuhan  
tidak dikerjakan oleh imam atau uskup melainkan oleh Kristus sendiri. 
Para imam dan uskup hanyalah penyalur dari rahmat itu. 
Dalam 
Injil hari ini cerita tentang penyembuhan itu dilakukan oleh Yesus 
sendiri. Semua orang yang menjamah jubahnya, disembuhkan. Kemana saja 
Dia pergi, ke kampung, desa dan kota-kota, berbondong-bondong orang 
mengikuti Dia, sebab kuasa itu hanya ada pada-Nya. Yesus menjadi jaminan
 utama terhadap semua mujizat penyembuhan itu (Mrk 6:53-56). Apa yang 
terjadi dalam pelayanan Gereja adalah warisan suci yang datang dari 
Allah sendiri melalui Yesus Kristus. Melalui Yesus, Allah sendiri 
membaharui janji-Nya untuk menyelamatkan bangsa Israel dan semua bangsa 
yang percaya kepada-Nya. Hanya melalui Dia orang dapat sampai kepada 
Bapa. 
Tabut yang berisi dua loh batu dalam bacaan pertama berisi
 perjanjian antara manusia dengan Allah, yang ditulis oleh Musa. Batu 
perjanjian ini sesungguhnya berisi 10 hukum Allah yang merumuskan dua 
hal pokok: cinta kepada Allah dan sesama. Salomo sebagai pewaris tahta 
Daud ingin agar tabut ini disemayamkan di tempat mahakudus. Hukum-hukum 
Tuhan yang tertulis pada kedua loh batu itu adalah sabda kebenaran, yang
 menuntun tata tertib hidup manusia dalam hubungan Allah dan sesama (1 
Raj 8:1-7.9-13). Sabda kebenaran itu telah menjelma menjadi manusia 
dalam diri Yesus Kristus yang telah memeterai diri dan kehadiran-Nya 
melalui sakramen mahakudus. Kalau tabut perjanjian merupakan ungkapan 
kehadiran Allah dalam sabda-Nya, maka sakramen mahakudus merupakan 
ungkapan kehadiran Allah dalam diri-Nya sendiri yang menjelma menjadi 
manusia. Dalam perjnajian baru Allah tidak hanya didengar melalui 
sabda-Nya tetapi didengar melalui kehadiran-Nya yang nyata dalam diri 
Yesus sendiri. 
Maka jaminan pokok keselamatan kita tidak hanya 
berpusat pada sabda-Nya saja tetapi lebih lagi pada kehadiran-Nya yang 
nyata dalam diri Yesus. Yesus menjadi jalan, kebenaran dan hidup kita. 
Dia juga menjadi jaminan untuk kesembuhan kita dari pelbagai penyakit 
rohani dan jasmani. Barangsiapa percaya, dia akan disembuhkan…!
Written by RD. Laurensius Sopang

