Siapa saja yang tahu arti dari dua kata yang harus dipilih di atas
pasti saja mau memilih kata yang benar yang memiliki arti menyelamatkan
hidupnya. Akan tetapi ada banyak orang dalam dunia ini yang meskipun
tahu artinya, namun mereka dengan sadar mau memilih kata yang merugikan
hidup mereka sendiri dengan alasan: tidak bisa lagi, sudah terlanjur,
nasi sudah jadi bubur, sudah basah ya basah terus, sudah saja, semua
orang pasti mati, dll. Alasan-alasan ini mengandung rasa putus asa,
tidak mau memperbaiki diri atau mungkin mata hatinya telah tumpul
sehingga selalu merasa nyaman berada di jalur salah, sambil membuat
argumentasi mulia ini salib bagiku…!
Suatu ketika Musa
mengumpulkan umat Israel dan menyampaikan pilihan ini kepada mereka:
Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan
keberuntungan, kematian dan kecelakaan. Aku memanggil langit dan bumi
menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan
kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya
engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu"! (Ul 30:15,19). Mengapa…?
Sesudah jemaat Israel melewati Laut Merah, mereka membuat banyak ulah
yang menyakitkan hati Musa, antara lain mereka mulai menyembah berhala.
Setelah Musa berdoa kepada Tuhan, muncullah pikirannya agar jemaat ini
harus membaharui kembali janji setia mereka kepada Tuhan. Pembaharuan
janji setia ini dibuat dalam cara pilihan "hitam putih" - agar menyentuh
perasaan hati terdalam dari setiap pribadi sehingga mereka mengerti
akan resiko dari pilihan itu. Dengan tegas Musa berkata: mau pilih
berkat atau kutuk, sambil memberi penjelasan tentang resiko kehidupan
dari pilihan itu lalu mengarahkan mereka untuk memilih berkat! Dalam
cerita selanjutnya ternyata jemaat Israel sadar akan dosa-dosanya dan
mau memilih "berkat". Pilihan ini benar sebab Tuhan ingin memelihara
bangsa ini agar mereka selalu setia pada-Nya, karena rencana
keselamatan, penebusan itu harus terjadi melalui keturunan mereka. Kitab
Ulangan bagian terakhir dengan jelas menggambarkannya.
Kepada
para murid-Nya, suatu saat Yesus menyampaikan syarat tentang bagaimana
cara kalau mengikuti Dia. KataNya kepada mereka semua: "Setiap orang
yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya
setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan
nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan
nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya" (Luk 9:23-24). Syarat
yang keras namun menyelamatkan.
Setiap pilihan dalam hidup
mempunyai tuntutan dengan resikonya masing-masing. Memilih berkat ada
syaratnya dan ada resikonya yakni pikul salib tetapi hasilnya
keselamatan. Memilih kutuk ada syarat dan resikonya. Syaratnya mungkin
enak atau tidak berat tetapi resikonya kematian abadi. Mungkin Anda dan
saya saat ini berada pada jalur yang salah karena salah pilih atau
keliru jalan. Kalau kita rendah hati, jalan yang sudah kita mulai
kemarin, pada saat menerima abu, itulah kesempatan berahmat untuk
bertobat, memperbaiki diri dan kembali ke jalan benar. Puasa 40 hari
ini, meskipun berat tetapi membawa kita ke tujuan hidup yang penuh
berkat…!
Written by RD. Laurensius Sopang