Selama 9 tahun bekerja di lembaga pendidikan seminari menengah, 
setiap tahun kami harus melakukan seleksi mulai dari testing masuk SMP. 
 Sesudah itu pada setiap kenaikan kelas di SMP dan juga di SMA seleksi 
berjalan terus hingga mendapatkan calon-calon imam yang berkualitas 
untuk masuk seminari tinggi. Di seminari tinggi pun seleksi berjalan 
terus hingga mendapatkan mereka yang betul-betul dianggap pantas menjadi
 pekerja di kebun anggur-Nya. Ada pun kriteria yang dipakai untuk 
penilaian layak atau tidak layak berkisar pada: kecerdasan emosional, 
intelektual, kesalehan, hidup sosial dan kesehatan. Tidak heran kalau 
yang menjadi imam berkisar antara 0 hingga 8% saja setiap tahun. Kata 
Yesus: "Banyak yang dipanggil dan sedikit yang dipilih". Namun dari 
syering-syering yang kami kumpulkan, semua yang dipanggil dan dipilih 
ini sering merasa diri tidak pantas karena dosa dan kekurangan mereka 
dalam banyak hal, meskipun telah melewati pelbagai bentuk ujian dan 
seleksi. 
Melihat dan menilik panggilan dalam bacaan-bacaan hari 
ini tampaknya sangat unik. Dalam Perjanjian Lama panggilan menjadi nabi 
itu hanya berkisar pada 1 atau 2 orang, sesuai banyaknya jumlah bangsa 
Israel. Orang yang dipanggil itu tampaknya orang-orang yang merasa diri 
tidak pantas. Minggu lalu kita dengar Yeremia merasa tidak pantas karena
 masih muda, tetapi Tuhan katakan: "Aku telah memanggil engkau sebelum 
engkau dibentuk dalam kandungan ibumu" (Yer 1:4-5;17-19). Hari ini 
Yesaya merasa tidak layak karena najis bibir (mungkin tukang maki atau 
suka gosip), tetapi Tuhan bilang: "Aku telah menyentuh bibirmu dengan 
bara api ini maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni" 
(Yes 6:1-2a;3-8). Karena itu jangan takut…!
Paulus dalam kesaksian
 pribadinya tadi mengatakan bahwa dari segi kesalehan ia merasa diri 
seorang yang hina dan tidak pantas, tetapi kasih karunia Allah telah 
mengubah hidupnya menjadi rasul utama bagi bangsa-bangsa lain. Paulus 
merasa bahwa yang mengubah dia adalah imannya akan Kristus. Sebelum 
dipanggil ia memusuhi Kristus dan para pengikut-Nya, saat bertobat ia 
mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Iman yang diterimanya 
diberi sungguh karena kasih Allah yang ingin menyelamatkannya (1 Kor 
15:1-11).
Simon Petrus dalam Injil juga merasa diri sebagai 
seorang berdosa, demikian juga dua temannya, Yakobus dan Yohanes. Tetapi
 Yesus berkata: "Aku akan menjadikan kamu sebagai penjala manusia. 
Jangan takut" (Luk 5:1-11). Ketika mereka merasa tidak pantas, Tuhan 
memberi mereka kekuatan untuk menerimanya. 
Berbicara tentang panggilan seperti yang kita dengar atau baca hari ini, ada beberapa hal yang patut direnungkan :
a. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu, 
demikian kata Yesus dalam salah satu pengajaran-Nya. Panggilan menjadi 
murid itu adalah inisiatif Tuhan. Tuhan menggerakkan hati kita melalui 
Roh Kudus-Nya dan kita diberi kebebasan untuk menanggapinya. 
b. 
Jika Tuhan yang memanggil adalah hak-Nya untuk memanggil siapa saja, 
dari pelbagai latar belakang mana saja. Apakah mereka layak atau tidak 
layak, itu adalah urusan Tuhan, bukan urusan kita. Tuhan dapat mengubah 
orang dari kondisi mustahil menjadi tidak mustahil. Dalam hal ini setiap
 orang akan diberi kekuatan untuk menjalani panggilan itu dengan baik, 
walaupun masih ada yang gagal.
c. Tuhan membutuhkan kita untuk 
melanjutkan karya penebusan-Nya. Kita perlu menanggapi panggilan itu 
dengan iman, harap dan kasih. Tuhan membutuhkan kerelaan dan kesediaan 
kita. 
d. Jika kita tidak termasuk dalam panggilan khusus di 
atas, semua pengikut Yesus Kristus dipanggil dan diutus untuk menginjili
 dunia dengan warta sukacita: Allah mencintai semua orang dan 
mendorongnya untuk berbuat baik dan memajukan dunia. Kita semua perlu 
menjawabi panggilan umum ini agar segala rencana-Nya dapat terwujud di 
mana saja kita berada dan bekerja sesuai profesi kita masing-masing. 
Sakramen permandian dan krisma mewajibkan kita untuk melakukan semuanya 
itu.
Written by RD. Laurensius Sopang

