Ketika nabi Yunus 
menyampaikan pesan Tuhan tentang akibat buruk dari dosa-dosa mereka, 
raja segera mengenakan pakaian kabung dan memerintahkan seluruh rakyat 
melakukan hal yang sama sambil berpuasa. Mereka berpuasa dan berdoa 
mohon ampun atas dosa-dosa mereka agar ancaman yang disampaikan nabi itu
 tidak terjadi. Puasa dan doa mereka menimbulkan pertobatan yang luar 
biasa. Mereka berhenti berbuat jahat dan berbalik menyembah Tuhan serta 
memperbaiki hidup. Mereka percaya bahwa dengan cara demikian mereka akan
 terhindar dari bencana yang mengancam (Yun 3:1-10).
Ketika Tuhan Yesus datang dan menyampaikan seruan tobat sambil memperlihatkan tanda-tanda kehadiran Allah yang menyelamatkan melalui: sabda kebenaran, mujizat-mujizat, dll, orang-orang Israel bukannya bertobat melainkan meminta bukti lebih. Mereka meragukan semua pengajaran Yesus, meragukan semua mujizat yang terjadi bahkan menuduh Yesus memakai kuasa Belzebul, dll. Karena kedegilan hati itulah maka Yesus menjawab: kepada angkatan ini tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus, meskipun sebenarnya Ia sendiri lebih dari Yunus (bdk Luk 11:29-32). Berbeda dengan sikap orang Niniwe, orang Israel tidak bertobat.
Masa puasa tahun ini agak berbeda dengan masa puasa pada tahun-tahun sebelumnya, sebab masa puasa tahun ini dilakukan pada tahun Kerahiman Ilahi. Tahun ini kita semua diajak untuk semakin menghayati sifat Allah, sifat belaskasih, melakukan banyak kegiatan BELAS KASIH, dalam kata dan perbuatan, agar hidup kita sungguh-sungguh menjadi GARAM dan TERANG yang membuat sesama itu hidup nyaman, mengalami sukacita, kesembuhan, kekuatan, penghiburan, serta kebahagiaan.
Puasa yang benar adalah puasa yang bisa mengubah hidup kita dari banyak kelemahan kepada pertobatan yang menghasilkan belaskasih berlimpah dalam kata dan tindakan.
Written by RD. Laurensius Sopang
Ketika Tuhan Yesus datang dan menyampaikan seruan tobat sambil memperlihatkan tanda-tanda kehadiran Allah yang menyelamatkan melalui: sabda kebenaran, mujizat-mujizat, dll, orang-orang Israel bukannya bertobat melainkan meminta bukti lebih. Mereka meragukan semua pengajaran Yesus, meragukan semua mujizat yang terjadi bahkan menuduh Yesus memakai kuasa Belzebul, dll. Karena kedegilan hati itulah maka Yesus menjawab: kepada angkatan ini tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus, meskipun sebenarnya Ia sendiri lebih dari Yunus (bdk Luk 11:29-32). Berbeda dengan sikap orang Niniwe, orang Israel tidak bertobat.
Masa puasa tahun ini agak berbeda dengan masa puasa pada tahun-tahun sebelumnya, sebab masa puasa tahun ini dilakukan pada tahun Kerahiman Ilahi. Tahun ini kita semua diajak untuk semakin menghayati sifat Allah, sifat belaskasih, melakukan banyak kegiatan BELAS KASIH, dalam kata dan perbuatan, agar hidup kita sungguh-sungguh menjadi GARAM dan TERANG yang membuat sesama itu hidup nyaman, mengalami sukacita, kesembuhan, kekuatan, penghiburan, serta kebahagiaan.
Puasa yang benar adalah puasa yang bisa mengubah hidup kita dari banyak kelemahan kepada pertobatan yang menghasilkan belaskasih berlimpah dalam kata dan tindakan.
Written by RD. Laurensius Sopang

