Injil hari ini
menyarankan kita untuk berdamai sebelum membawa persembahan agar doa
dikabulkan, berdamai dengan lawan sebelum lawan itu menghadapkan kita ke
pengadilan agar hidup kita tenang. Hidup dalam damai dengan Tuhan dan
sesama adalah hidup yang nyaman dan akan membuat kita lebih mudah
mengerjakan segala rencana yang baik untuk membangun dunia ini. Damai
dengan Tuhan akan membuat pintu surga selalu terbuka dan rahmat surgawi
akan mengalir tiada hentinya. Damai dengan sesama akan memudahkan kita
bekerja sama untuk melakukan apa saja, demi kebahagiaan bersama. Ajakan
Tuhan Yesus untuk hidup dalam damai adalah hal paling mendasar dari
hakekat hidup bersama (Mat 5:20-26). Orang yang merancang damai dan mau
hidup dalam damai akan memiliki kuasa yang jauh lebih kuat dari pedang.
Ia akan mengalahkan semua kebencian dan perselisihan dalam hidup.
Tuhan sendiri tidak membalas kejahatan manusia dengan kejahatan. Sebaliknya Dia memelihara yang jahat dan memberinya kesempatan untuk bertobat. "Apakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? demikianlah firman Tuhan ALLAH. Bukankah kepada pertobatannya supaya ia hidup?" (Yeh 18:23).
Sikap Allah yang penuh kasih dan damai ini kekuatan kuasa-Nya telah, sedang dan akan menarik banyak orang kepada pertobatan. Jika kejahatan dibalas dengan jahat akan menimbulkan kejahatan baru. Dengan demikian kejahatan tidak akan berhenti. Akan tetapi kalau kejahatan dibalas dengan kebaikan dan damai ia akan dapat memadamkan panah api dari si jahat.
Tahun Kerahiman Ilahi 2016 mengutamakan jalan dalam damai dan belaskasih. Mampukah kita melakukannya…?
Written by RD. Laurensius Sopang
Tuhan sendiri tidak membalas kejahatan manusia dengan kejahatan. Sebaliknya Dia memelihara yang jahat dan memberinya kesempatan untuk bertobat. "Apakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? demikianlah firman Tuhan ALLAH. Bukankah kepada pertobatannya supaya ia hidup?" (Yeh 18:23).
Sikap Allah yang penuh kasih dan damai ini kekuatan kuasa-Nya telah, sedang dan akan menarik banyak orang kepada pertobatan. Jika kejahatan dibalas dengan jahat akan menimbulkan kejahatan baru. Dengan demikian kejahatan tidak akan berhenti. Akan tetapi kalau kejahatan dibalas dengan kebaikan dan damai ia akan dapat memadamkan panah api dari si jahat.
Tahun Kerahiman Ilahi 2016 mengutamakan jalan dalam damai dan belaskasih. Mampukah kita melakukannya…?
Written by RD. Laurensius Sopang