Dalam hidup
beragama pun ada begitu banyak hukum yang diciptakan guna memelihara
hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan sesamanya. Tujuan
hukum-hukum itu dibuat agar manusia hidup tertib dan taat dan setia pada
Tuhan dan sesamanya. Dalam bacaan pertama hari ini semua hukum hampir
semuanya tertulis dalam bentuk larangan-larangan (bdk Im 19:1-2.11-18).
Menurut Tuhan dalam Injil Mateus hari ini: Jika melangggar
larangan-larangan itu akan ada resiko besar pada saat pengadilan di
akhir zaman, yaitu akan masuk dalam barisan kambing-kambing. Mengapa…?
Kambing adalah binatang yang terkenal dengan sifatnya yang keras kepala atau kepala batu. Orang yang suka melawan hukum selalu dicap memiliki sifat seperti kambing. Dalam Injil hari ini kelompok yang termasuk dalam kategori kepala batu dan tidak pernah melalukan perbuatan baik (cinta kasih) adalah kambing-kambing. Dalam pengadilan terakhir nanti menurut Tuhan, Hakim yang adil akan berkata kepada mereka: "Enyahlah dari hadapan-Ku hai kamu sekalian orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah tersedia untuk iblis dan malaikat-malaikatnya" (Mat 25: 41).
Sebaliknya, domba terkenal sebagai binatang peliharaan yang memiliki sifat setia, taat kepada tuannya. Kemana saja tuannya membimbing mereka pergi, domba-domba akan setia mengikutinya. Orang yang setia, jujur, taat dan suka berbuat baik ini digolongkan seperti domba-domba. Dalam pengadilan terakhir Hakim yang adil akan berkata kepada mereka: "Marilah kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan" (Mat 25:34).
Taat pada hukum, banyak berbuat kasih adalah salah satu wujud dari cinta kepada Allah dan manusia. Para kudus, martir-martir dan para gembala umat serta pujangga gereja adalah orang-orang yang telah mendapat ganjaran masuk kerajaan kekal karena kesetiaan mereka pada hukum dan perbuatan-perbuatan kasih. Hukum mengatur tata tertib hidup agar selalu setia pada kehendak Allah. Berbuat kasih dengan menolong sesama adalah buah dari ketaatan dan cinta kepada Tuhan.
Apakah saya dan Anda akan digolongkan pada kawanan domba atau kambing pada pengadilan terakhir? Semuanya tergantung pada sejauh mana kita mengasihi Allah dan sesama dalam wujud setia, taat hukum dan berbuat baik…!
Written by RD. Laurensius Sopang
Kambing adalah binatang yang terkenal dengan sifatnya yang keras kepala atau kepala batu. Orang yang suka melawan hukum selalu dicap memiliki sifat seperti kambing. Dalam Injil hari ini kelompok yang termasuk dalam kategori kepala batu dan tidak pernah melalukan perbuatan baik (cinta kasih) adalah kambing-kambing. Dalam pengadilan terakhir nanti menurut Tuhan, Hakim yang adil akan berkata kepada mereka: "Enyahlah dari hadapan-Ku hai kamu sekalian orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah tersedia untuk iblis dan malaikat-malaikatnya" (Mat 25: 41).
Sebaliknya, domba terkenal sebagai binatang peliharaan yang memiliki sifat setia, taat kepada tuannya. Kemana saja tuannya membimbing mereka pergi, domba-domba akan setia mengikutinya. Orang yang setia, jujur, taat dan suka berbuat baik ini digolongkan seperti domba-domba. Dalam pengadilan terakhir Hakim yang adil akan berkata kepada mereka: "Marilah kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan" (Mat 25:34).
Taat pada hukum, banyak berbuat kasih adalah salah satu wujud dari cinta kepada Allah dan manusia. Para kudus, martir-martir dan para gembala umat serta pujangga gereja adalah orang-orang yang telah mendapat ganjaran masuk kerajaan kekal karena kesetiaan mereka pada hukum dan perbuatan-perbuatan kasih. Hukum mengatur tata tertib hidup agar selalu setia pada kehendak Allah. Berbuat kasih dengan menolong sesama adalah buah dari ketaatan dan cinta kepada Tuhan.
Apakah saya dan Anda akan digolongkan pada kawanan domba atau kambing pada pengadilan terakhir? Semuanya tergantung pada sejauh mana kita mengasihi Allah dan sesama dalam wujud setia, taat hukum dan berbuat baik…!
Written by RD. Laurensius Sopang