Suatu saat di tahun 2009, usai misa Minggu di sebuah paroki, saya 
didatangi sepasang pasutri yang rindu mempunyai keturunan. Usia 
pernikahan mereka tiga tahun tetapi belum mempunyai keturunan. 
Sebagaimana semua pasutri rindu memiliki keturunan demikian juga 
pasangan ini. Keduanya meminta agar saya boleh menumpangkan tangan atas 
mereka dan mendoakannya. Setelah wawancara singkat, mereka berlutut dan 
saya menumpangkan tangan lalu mendoakannya. Setelah itu saya mengatakan 
"dalam harapan tahun depan kamu akan mempunyai anak". Ucapan ini mereka 
imani seperti sebuah ucapan yang mengandung janji bahwa Tuhan 
mengabulkan permohonan mereka. Lalu setiap hari setelah itu pasutri ini 
memanjatkan novena menagih janji dari Tuhan. Novena pasutri ini 
dikabulkan. Tahun berikutnya, istri pasangan ini mengandung dan 
melahirkan anak perempuan yang cantik.
Sebelum berangkat dari 
kampung Uhr di Mesopotamia, Allah telah berjanji kepada Abram bahwa ia 
dan istrinya Sara akan mendapat keturunan. Setibanya di tanah terjanji, 
dalam iman dan harapan keduanya selalu berdoa menagih janji itu. Saatnya
 tiba, menurut cerita dari bacaan pertama hari ini, Tuhan datang menemui
 Abram dan membaharui kembali janji-Nya, bahwa Abram akan mempunyai 
keturunan sebanyak bintang di langit. Lalu Abram mempersembahkan kurban 
bakaran sebagai tanda pengikat janji antara dia dengan Tuhan. Dengan 
ikatan ini, Abram berhak untuk menagih terus janji itu sampai kemudian 
ia mendapatkan keturunan baik melalui Sara, istri syahnya, maupun 
melalui Hagar, gundiknya. Keturunan Abraham sungguh banyak seperti 
bintang di langit, baik karena hubungan darah langsung maupun karena 
hubungan iman akan Allah (Kej 15:5-12.17-18).
Setelah genap 
waktunya, Allah mengutus Yesus Kristus untuk menyelamatkan manusia dari 
dosa. Sebelum diketahui oleh banyak orang, Allah memperkenalkan Yesus 
kepada tiga orang murid-Nya di gunung Tabor sesuai cerita Injil hari 
ini. Yesus menampakkan diri dalam kemuliaan-Nya dan ketiga murid-Nya 
merasakan pengalaman perjumpaan dengan Allah yang mengagumkan. Saat itu 
juga terdengar suara dari langit yang berkata:"Inilah Anak-Ku yang 
Kupilih, dengarkanlah Dia."(Luk 9:34-35). Pengalaman ini adalah salah 
satu pengalaman yang sangat mengagumkan dari murid-murid Yesus. Inilah 
pengalaman yang membuat mereka percaya bahwa Yesus benar-benar Allah 
yang menjelma menjadi manusia. Hal ini kemudian menjadi nyata dalam 
karya-karyaNya yang lain dan luar biasa. Yesus rela menderita, memanggul
 salib, wafat di kayu salib demi keselamatan manusia. Darah Kristus yang
 tertumpah di salib adalah darah Perjanjian Baru, menggantikan kurban 
bakar Abraham. Oleh darah Ilahi ini kita diselamatkan dan Kristus 
menjadi satu-satunya jembatan yang mendamaikan surga da bumi. Melalui 
Kristus surga dibuka kembali dan kita boleh menagih segala janji Bapa 
bagi kita.
Ada banyak janji Allah dalam Kitab Suci. Ada janji 
yang seharusnya acara harafiah dapat kita tagih dalam doa-doa kita. 
Sebab dalam setiap janji Allah membuat ikatan-ikatan tertentu melalui 
kurban. Dalam Perjanjian Lama, Allah mengikat janji-Nya dengan manusia 
melalui kurban bakaran. Tetapi dalam Peranjian Baru, Allah membaharui 
dan mengikat janji-Nya dengan kurban Kristus. Melalui kurban Kristus 
kita diberi hak serta jaminan sepenuhnya atau sempurna untuk boleh 
bersyukur, memohon dan menaruh segala harapan kita kepada-Nya.
Bila kita menghayati seluruh kebenaran iman akan Kristus sebagai 
kebenaran sempurna maka Allah akan memenuhi seluruh janji-Nya dalam 
hidup kita. Tahun belaskasih 2016 adalah tahun di mana kita diajak untuk
 percaya bahwa Allah mahabaik dan dengan perantaraan Putera-Nya, Allah 
ingin menyatakan belaskasih-Nya untuk memberikan pengampunan penuh atas 
segala dosa yang kita perbuat melalui seluruh kegiatan Tahun Yubileum 
Kerahiman.
Written by RD. Laurensius Sopang

