Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Minggu, Februari 21, 2016

MENAGIH JANJI

Suatu saat di tahun 2009, usai misa Minggu di sebuah paroki, saya didatangi sepasang pasutri yang rindu mempunyai keturunan. Usia pernikahan mereka tiga tahun tetapi belum mempunyai keturunan. Sebagaimana semua pasutri rindu memiliki keturunan demikian juga pasangan ini. Keduanya meminta agar saya boleh menumpangkan tangan atas mereka dan mendoakannya. Setelah wawancara singkat, mereka berlutut dan saya menumpangkan tangan lalu mendoakannya. Setelah itu saya mengatakan "dalam harapan tahun depan kamu akan mempunyai anak". Ucapan ini mereka imani seperti sebuah ucapan yang mengandung janji bahwa Tuhan mengabulkan permohonan mereka. Lalu setiap hari setelah itu pasutri ini memanjatkan novena menagih janji dari Tuhan. Novena pasutri ini dikabulkan. Tahun berikutnya, istri pasangan ini mengandung dan melahirkan anak perempuan yang cantik.

Sebelum berangkat dari kampung Uhr di Mesopotamia, Allah telah berjanji kepada Abram bahwa ia dan istrinya Sara akan mendapat keturunan. Setibanya di tanah terjanji, dalam iman dan harapan keduanya selalu berdoa menagih janji itu. Saatnya tiba, menurut cerita dari bacaan pertama hari ini, Tuhan datang menemui Abram dan membaharui kembali janji-Nya, bahwa Abram akan mempunyai keturunan sebanyak bintang di langit. Lalu Abram mempersembahkan kurban bakaran sebagai tanda pengikat janji antara dia dengan Tuhan. Dengan ikatan ini, Abram berhak untuk menagih terus janji itu sampai kemudian ia mendapatkan keturunan baik melalui Sara, istri syahnya, maupun melalui Hagar, gundiknya. Keturunan Abraham sungguh banyak seperti bintang di langit, baik karena hubungan darah langsung maupun karena hubungan iman akan Allah (Kej 15:5-12.17-18).

Setelah genap waktunya, Allah mengutus Yesus Kristus untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Sebelum diketahui oleh banyak orang, Allah memperkenalkan Yesus kepada tiga orang murid-Nya di gunung Tabor sesuai cerita Injil hari ini. Yesus menampakkan diri dalam kemuliaan-Nya dan ketiga murid-Nya merasakan pengalaman perjumpaan dengan Allah yang mengagumkan. Saat itu juga terdengar suara dari langit yang berkata:"Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia."(Luk 9:34-35). Pengalaman ini adalah salah satu pengalaman yang sangat mengagumkan dari murid-murid Yesus. Inilah pengalaman yang membuat mereka percaya bahwa Yesus benar-benar Allah yang menjelma menjadi manusia. Hal ini kemudian menjadi nyata dalam karya-karyaNya yang lain dan luar biasa. Yesus rela menderita, memanggul salib, wafat di kayu salib demi keselamatan manusia. Darah Kristus yang tertumpah di salib adalah darah Perjanjian Baru, menggantikan kurban bakar Abraham. Oleh darah Ilahi ini kita diselamatkan dan Kristus menjadi satu-satunya jembatan yang mendamaikan surga da bumi. Melalui Kristus surga dibuka kembali dan kita boleh menagih segala janji Bapa bagi kita.

Ada banyak janji Allah dalam Kitab Suci. Ada janji yang seharusnya acara harafiah dapat kita tagih dalam doa-doa kita. Sebab dalam setiap janji Allah membuat ikatan-ikatan tertentu melalui kurban. Dalam Perjanjian Lama, Allah mengikat janji-Nya dengan manusia melalui kurban bakaran. Tetapi dalam Peranjian Baru, Allah membaharui dan mengikat janji-Nya dengan kurban Kristus. Melalui kurban Kristus kita diberi hak serta jaminan sepenuhnya atau sempurna untuk boleh bersyukur, memohon dan menaruh segala harapan kita kepada-Nya.

Bila kita menghayati seluruh kebenaran iman akan Kristus sebagai kebenaran sempurna maka Allah akan memenuhi seluruh janji-Nya dalam hidup kita. Tahun belaskasih 2016 adalah tahun di mana kita diajak untuk percaya bahwa Allah mahabaik dan dengan perantaraan Putera-Nya, Allah ingin menyatakan belaskasih-Nya untuk memberikan pengampunan penuh atas segala dosa yang kita perbuat melalui seluruh kegiatan Tahun Yubileum Kerahiman.

Written by RD. Laurensius Sopang

Adhitz Ads