Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Minggu, Februari 28, 2016

MENCANGKUL & MEMBERI PUPUK…!

Petani yang baik dan yang mencintai tanaman yang akan ditanamnya ke dalam tanah dua pekerjaan ini yang harus dia lakukan yaitu: mencangkul dan memberi pupuk organik. Mencangkul agar tanahnya gembur, tanaman mudah ditanam, akar tumbuhan mudah masuk ke dalam tanah lalu tanaman akan mudah bertumbuh. Memberi pupuk itu salah satu cara untuk memberi makan kepada tanaman yang ditanam agar bertumbuh kuat, segar dan bertahan hidup walaupun ada gangguan penyakit. Itu ibarat memberi suplemen atau vitamin kepada manusia. Tanaman jadi subur dan bertumbuh segar serta akan mengasilkan bunga dan buah yang lebat.

Allah itu ibarat petani yang baik. Ia sudah mempunyai lahan pertanian yaitu tanah terjanji dan pohonnya adalah bangsa Israel, keturunan Abraham, Ishak dan Yakub. Sejak Yakub pindah dari Kanaan ke Mesir bersama anak-anaknya, pohon itu ditanam di lahan orang yaitu negeri Mesir dan saking banyaknya, pohon-pohon itu hendak dipotong dengan cara penindasan dan bentuk pemerasan yang tidak adil. Pohon itu merana, merintih dan menjadi gersang. Rintihan dan tangisan pohon-pohon itu didengar pemilik-Nya, yakni Tuhan sendiri. Karena itu Dia memanggil seorang anak manusia agar memindahkan pohon-pohon itu kembali ke kebunnya sendiri di Israel, tanah terjanji. Pemindahan itu membutuhkan proses panjang dan pemimpin ulet karena jaraknya yang sangat jauh.

Musa pun dipanggil dari padang gurun untuk mencangkul tanah dalam perjalanan menuju Mesir dan memberinya pupuk bila iman mereka akan Tuhan mengalami kegersangan. Tuhan memanggil Musa guna memimpin dan menunjukkan jalan kepada bangsa terpilih ini agar mereka tetap subur imannya akan Tuhan, tetap teguh dalam harapannya di saat-saat penuh pencobaan, tetap saling mengasihi dan bekerja sama dalam suka dan duka. Tuhan memanggil Musa agar menggembalakan bangsa ini sampai ke tempat tujuan mereka di Israel. Tugas Musa berat, ia ibarat petani yang setiap hari harus mencangkul dan memupuk hati bangsanya, tetapi Tuhan menyertai dia dengan banyak kuasa dan mujizat (Kel 3:1-8a.13-15).

Dalam perjalanan padang gurun itu hati bangsa Israel terbagi-bagi. Ada yang pro dan tetap setia pada Musa; ada yang kontra dan suka memberontak, ibarat pohon yang tidak menghasilkan buah. Musa harus sabar menanggung semua itu demi keselamatan seluruh bangsa. Ia tetap memberi mereka motivasi agar percaya dan percaya bahwa perjalanan mereka di padang gurun itu bukan menuju ke sia-siaan, tetapi menuju tanah warisan dari nenek moyang mereka Abraham, Isaak dan Yakub. Yang tetap membangkang dan tidak mau dituntun mati di padang gurun, tetapi yang setia dan taat berjalan terus sampai tujuan.

Ketika beberapa orang datang kepada Yesus dan memberitahu tentang nasib orang Galilea yang dibunuh Pilatus, Yesus menggarisbawahi jawabannya dengan mengatakan: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kataKu kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian" (Luk 13:2-3). Lukas menulis penegasan Yesus sebanyak dua kali. Itu berarti BERTOBAT dari dosa, dari pembangkangan terhadap Allah dan hukum-hukumNya itu sangat penting. Jika tidak nasibmu akan sama seperti orang-orang Galilea dan mereka yang mati ditimpa menara di kolam Siloam.

Lalu Yesus menyampaikan perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah dan diberi waktu setahun lagi dengan cara mencangkul sekitar pohonnya dan memberinya pupuk. Jika tidak berbuah maka ia akan ditebang. Masa puasa adalah masa untuk mencangkul dan memupuk hati agar menjadi subur dalam kesetiaan kepada kehendak Allah. Dalam masa puasa tahun ini Paus Fransiskus mengingatkan kita akan rahmat belaskasih Allah yang memberi waktu kepada kita untuk bertobat dari dosa melalui pelbagai kegiatan rohani: tekun berdoa, novena, tekun dalam ekaristi harian, bersemangat dalam adorasi, mengaku dosa setiap bulan, berziarah supaya mendapat indulgensi, dan melakukan aksi sosial yang nyata terhadap mereka yang membutuhkan. Dalam hubungan dengan tugas ini kita semua dipanggil seperti Musa :

1. Untuk memimpin diri kita sendiri melewati godaan di padang gurun kehidupan nyata.

2. Membantu untuk membimbing sesama di sekitar kita dengan cara mencangkul dan memberi pupuk = memberi motivasi agar bisa melewati padang gurun kehidupan ini dan selamat.

Written by RD. Laurensius Sopang

Adhitz Ads