Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Jumat, September 02, 2016

BARU ANGGURNYA, BARU JUGA KANTONGNYA !



Setiap kali kita hendak merayakan pesta-pesta besar dalam Gereja, kita dianjurkan supaya mengaku dosa kita dalam sakramen pengakuan, sebab kita percaya bahwa saat itu kita menerima rahmat dan karunia yang amat istimewa dari Tuhan. Rahmat itu diumpamakan sebagai anggur yang baru dan jiwa kita yang mengaku dosa adalah kantong yang baru yang mampu menyimpan rahmat yang baru itu. Karunia baru di dalam jiwa yang baru. Cocok atau pas! Kegembiraannya bertahan lama sebab tersimpan dalam jiwa yang baru dan bersih, ketimbang kalau disimpan dalam jiwa yang tak bersih atau lama. 

Sama saja halnya kalau kita memakai pakaian baru atau yang sudah bersih lalu tubuh kita tidak dibersihkan atau tidak mandi, maka kita yang memakainya merasa kurang nyaman. Apa yang tampak bersih di luar tidak cocok dengan keadaan tubuh kita yang tidak dibersihkan. Yang pas adalah pakaian bersih tubuh juga bersih. Rahmat (anggur) baru, jiwa (kantong) juga harus baru. Oleh karena itu tak ada alasan sedikit pun yang dapat dibenarkan kalau kita mau menerima rahmat yang baru dan mau menyimpannya dalam hati yang kotor.

Tuhan Yesus dalam Injil hari ini sekali lagi mengingatkan kita akan perlunya pembaharuan dalam hidup ini baik menyangkut jiwa maupun badan, melalui perumpamaan anggur baru harus disimpan dalam kantong yang baru atau kain baru harus ditempel pada baju yang baru (bdk Luk 5:33-39).

Ketika Paulus sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya dan mengakui bahwa hanya melalui Dia manusia diselamatkan, maka Paulus tidak hidup lagi di bawah kuk perjanjian lama, sebab ia tahu dan percaya bahwa Allah telah mengganti perjanjian lama atas darah binatang dengan perjanjian baru, atas korban darah Yesus di kayu salib. Paulus melihat dirimya sebagai hamba Kristus, yang secara sempurna dimerdekakan Kristus dari dosa dan kematian abadi. Oleh karena itu ia tidak mau dihakimi oleh manusia atas dasar pandangan perjanjian lama melainkan oleh Tuhan sendiri yang telah memperlihatkan segala rencana-Nya melalui panggilan yang diterimanya sebagai rasul Yesus Kristus (bdk 1 Kor 4:1-5).

Paulus telah menerima karunia-karunia baru (anggur baru) dari Roh Kudus dan telah hidup secara baru (kantong kulit yang baru), maka atas dasar itu ia ingin mempertahankan hidup barunya dengan cita-cita menjadi saksi Kristus sampai mati. Dalam pernyataannya di tempat lain ia mengatakan: celakalah aku kalau aku tidak memberitakan Injil, sebab aku telah menjadi milik Kristus sehingga hidupku bukannya aku lagi melainkan Kristus yang hidup dalam aku. Inilah kesaksian Paulus dalam hidupnya sebagai rasul dan sampai mati ia tetap berpegang teguh pada komitmen menjadi orang yang dapat dipercaya dalam mewartakan kabar gembira kerajaan Allah.


Adhitz Ads